28 Tahun RSU Puri Raharja, Berkomitmen Jaga Mutu, Profesional, dan Safety
Rumah Sakit Umum (RSU) Puri Raharja memasuki usia 28 tahun.
DENPASAR, NusaBali
Kado indah tahun ini, RSU Puri Raharja berhasil membangun gedung khusus Unit Rawat Jalan untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang mana Bali sudah mampu Universal Helath Coverage (UHC), RSU Puri Raharja berkomitmen untuk menjaga mutu, profesional, serta safety dalam melayani kesehatan masyarakat.
“Karena sudah UHC, tentunya kita harus bijak. Masyarakat harus semua mendapatkan pelayanan yang bermutu dan cepat. Dulu kita mengampu dokter spesialis untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sekarang sudah berubah menjadi Patient Center Care untuk menuju pelayanan safety. Jadi, pasiennya yang akan diampu oleh semua yang akan memberikan pelayanan baik dokter umum, spesialis, perawat, bidan, dan lain-lain,” ujar Direktur Utama RSU Puri Raharja, dr I Nyoman Sutedja MPH, di sela perayaan HUT ke-28 RSU Puri Raharja, Minggu (1/12).
Namun pihaknya berharap, sesuai dengan peraturan yang ada, agar setiap dua tahun dievaluasi pola pembiayaan program JKN. Sebab pelayanan yang bermutu tentunya akan diikuti oleh pembiayaan. Apalagi pasien program JKN di RSU Puri Raharja mencapai 94 persen dari jumlah pasien yang ada. Sedangkan pembayaran premi JKN di RSU Puri Raharja, aku dr Sutedja, saat ini masih ‘tersendat’, bahkan pembiayaan premi dari bulan Juli 2019 lambat dibayarkan. Kondisi ini tentu akan membuat rumah sakit kelimpungan. “Pola tarif pembiayaan yang ditetapkan, minimal harus dikoreksi setiap dua tahun agar pelayanan bisa berjalan baik. Kalau kesejahteraan karyawan tidak dipikirkan, tentu pelayanan juga tidak akan bisa berjalan dengan baik. Sehingga bermutu pelayanannya, pembiayaannya pasti akan mengikuti,” terangnya.
Diakui dr Sutedja, di satu sisi pemerintah menginginkan pelayanan yang berkelas dangan kualitas yang baik. Namun di sisi lain, pembiayaan yang tersendat juga menjadi tantangan. Apalagi rumah sakit yang sebagian besar pasiennya adalah peserta JKN. Kendati demikian, RSU Puri Raharja bertekad untuk terus bermutu, profesional, dan safety terhadap pasien di era JKN. “Kita (RSU Puri Raharja) tentu akan berubah mendukung program UHC Bali dengan pelayanan yang bermutu dan berkelas. Namun ada harapan juga dari kami sebagai pemberi layanan, agar dievaluasi pembiayaannya agar sesuai standar pelayanan kesehatan,” harapnya.
Rangkaian HUT ke-28 dimulai dengan peresmian gedung Unit Rawat Jalan pada 12 November lalu. HUT kemudian dilanjutkan dengan berbagai kegiatan pada 1 Desember kemarin meliputi jalan santai, senam dan pembagian doorprize. Puncak HUT dilakukan dengan sederhana melalui pemotongan tumpeng. Selain itu, salah satu personil kelompok Sadasa---sebutan untuk para penggagas berdirinya RSU Puri Raharja, Prof Dr dr I Putu Astawa SpOT, juga tampak hadir sembari memberikan motivasi kepada jajaran RSU Puri Raharja. *ind
“Karena sudah UHC, tentunya kita harus bijak. Masyarakat harus semua mendapatkan pelayanan yang bermutu dan cepat. Dulu kita mengampu dokter spesialis untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sekarang sudah berubah menjadi Patient Center Care untuk menuju pelayanan safety. Jadi, pasiennya yang akan diampu oleh semua yang akan memberikan pelayanan baik dokter umum, spesialis, perawat, bidan, dan lain-lain,” ujar Direktur Utama RSU Puri Raharja, dr I Nyoman Sutedja MPH, di sela perayaan HUT ke-28 RSU Puri Raharja, Minggu (1/12).
Namun pihaknya berharap, sesuai dengan peraturan yang ada, agar setiap dua tahun dievaluasi pola pembiayaan program JKN. Sebab pelayanan yang bermutu tentunya akan diikuti oleh pembiayaan. Apalagi pasien program JKN di RSU Puri Raharja mencapai 94 persen dari jumlah pasien yang ada. Sedangkan pembayaran premi JKN di RSU Puri Raharja, aku dr Sutedja, saat ini masih ‘tersendat’, bahkan pembiayaan premi dari bulan Juli 2019 lambat dibayarkan. Kondisi ini tentu akan membuat rumah sakit kelimpungan. “Pola tarif pembiayaan yang ditetapkan, minimal harus dikoreksi setiap dua tahun agar pelayanan bisa berjalan baik. Kalau kesejahteraan karyawan tidak dipikirkan, tentu pelayanan juga tidak akan bisa berjalan dengan baik. Sehingga bermutu pelayanannya, pembiayaannya pasti akan mengikuti,” terangnya.
Diakui dr Sutedja, di satu sisi pemerintah menginginkan pelayanan yang berkelas dangan kualitas yang baik. Namun di sisi lain, pembiayaan yang tersendat juga menjadi tantangan. Apalagi rumah sakit yang sebagian besar pasiennya adalah peserta JKN. Kendati demikian, RSU Puri Raharja bertekad untuk terus bermutu, profesional, dan safety terhadap pasien di era JKN. “Kita (RSU Puri Raharja) tentu akan berubah mendukung program UHC Bali dengan pelayanan yang bermutu dan berkelas. Namun ada harapan juga dari kami sebagai pemberi layanan, agar dievaluasi pembiayaannya agar sesuai standar pelayanan kesehatan,” harapnya.
Rangkaian HUT ke-28 dimulai dengan peresmian gedung Unit Rawat Jalan pada 12 November lalu. HUT kemudian dilanjutkan dengan berbagai kegiatan pada 1 Desember kemarin meliputi jalan santai, senam dan pembagian doorprize. Puncak HUT dilakukan dengan sederhana melalui pemotongan tumpeng. Selain itu, salah satu personil kelompok Sadasa---sebutan untuk para penggagas berdirinya RSU Puri Raharja, Prof Dr dr I Putu Astawa SpOT, juga tampak hadir sembari memberikan motivasi kepada jajaran RSU Puri Raharja. *ind
1
Komentar