Konsleting, Tiga Rumah di Banjar Bali Hangus
Tiga buah rumah di lingkungan Buitan, Kelurahan Banjar Bali, Kecamatan/Kabupaten Buleleng menjadi korban amukan api, Senin (2/12) pukul 02.00 wita.
SINGARAJA, NusaBali
Kebakaran diduga terjadi karena ada konsleting listrik. Satu rumah ludes tak tersisa, sedangkan dua rumah lainnya mengalami kerusakan sedang dan ringan akibat menjapat api kiriman dari tetangga.
Api yang menyebabkan kebakaran pertama kali muncul dari rumah milik I Gusti Ngurah Eka Sumadana, yang kontrak dan ditempati oleh keluarga Putu Sueca, 49. Menurut keterangan Sueca yang ditemui di depan kontrakkannya yang hangus terbakar, Senin siang kemarin mengatakan dia yang tinggal bersama istri dan tiga anaknya saat kejadian sedang tertidur pulas. Tiba-tiba saja dia dibangunkan oleh anak ketiganya, Komang tika Wahyuni, 23, dan sudah menjerit kebakaran. Sueca dan keluarganya pun langsung panik dan berteriak minta tolong sambil berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.
“Anak saya yang tidur di kamar belakang yang pertama kali tahu, apinya dari bagian atap dapur dan toilet. Anak saya yang tidur di kamar paling belakang mungkin merasa panas terbangun dan mendapati api sudah besar di bagian atap,” jelas Sueca.
Dengan dibantu tetangganya Sueca berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya sambil menunggu pemadam kebakaran tiba di lokasi. Warga setempat di permukiman padat penduduk itu pun panik bukan kepalang. Beruntung petugas pemadam kebakaran cepat sampai di lokasi kejadian dan memadamkan api dengan segera. Hanya saja api yang sempat merajarela dengan hembusan angin melalap sebagian rumah I Nyoman Eka Prasetya, 39, yang rumahnya di sebelah utara rumah kontrakan Sueca.
Api yang cepat menyebar melalap bagian teras dan jendela rumah korban I Nyoman Eka Prasetya. Angin juga sempat membawa api dan menghinggapi atap dapur Mustapa, 45, warga yang tinggal di sebelah Timur rumah kontrakan Sueca. Beurntung kerusakan dua rumah yang terkena dampak kebakaran rumah tetangganya itu tidak mengalami kerusakan parah.
Sueca ditemani istrinya, Sri Mahartini, 47, mengaku sudah mendapat firasat buruk sebelum bencana melalap rumah kontrakan beserta isinya. Seluruh harta benda mereka hangus terbakar, termasuk berkas skripsi anak ketiganya yang akan wisuda tahun depan. Sri Mahartini mengaku sebelum malam kejadian dia bermimpi sangat aneh dan tak biasa. Dia mengaku bermimpi dicari sepupunya yang sudah meninggal dan sempat mengobrol. Malam sebelum kejadian juga nampak menjadi pertanda. Anaknya Tika Wahyuni yang terakhir mengunci pintu pagar tiba-tiba saja gemboknya rusak dan tak dapat terkunci. Sehingga saat kejadian pagar rumah kontrakan Sueca tidak terkunci.
“Apa itu sebuah pertanda, karena tumben sekali tidak bisa dikunci, biasanya setiap malam saat pergi tidur, pagar dan pintu terkunci rapat,” jelas Sueca yang pensiunan sopir travel itu. Korban Sueca bersama keluarganya baru empat tahun mengontrak di rumah itu. Meski belum mengetahui penyebab pasti kebakaran, dia menduga karena konsleting listrik. Bahkan setahun sebelumnya, saat dia naik mencari bunga kamboja dan sempat berpegangan pada atap seng, tangannya tersengat seperti kesetrum.
Akibat kejadian tersebut dari kerusakan rumah dan pengontrak diperkirakan mencapai Rp 500 juta. Pasca kebakaran, Sueca dan keluarganya pun masih mengungsi di rumah tetangga hingga nanti mendapat tempat kost yang baru.
Sementara itu Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Suamrjaya dikonfirmasi terpisah, kasus kebakaran itu saat ini sedang ditangani Polsek Kota Singaraja. *k23
Api yang menyebabkan kebakaran pertama kali muncul dari rumah milik I Gusti Ngurah Eka Sumadana, yang kontrak dan ditempati oleh keluarga Putu Sueca, 49. Menurut keterangan Sueca yang ditemui di depan kontrakkannya yang hangus terbakar, Senin siang kemarin mengatakan dia yang tinggal bersama istri dan tiga anaknya saat kejadian sedang tertidur pulas. Tiba-tiba saja dia dibangunkan oleh anak ketiganya, Komang tika Wahyuni, 23, dan sudah menjerit kebakaran. Sueca dan keluarganya pun langsung panik dan berteriak minta tolong sambil berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.
“Anak saya yang tidur di kamar belakang yang pertama kali tahu, apinya dari bagian atap dapur dan toilet. Anak saya yang tidur di kamar paling belakang mungkin merasa panas terbangun dan mendapati api sudah besar di bagian atap,” jelas Sueca.
Dengan dibantu tetangganya Sueca berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya sambil menunggu pemadam kebakaran tiba di lokasi. Warga setempat di permukiman padat penduduk itu pun panik bukan kepalang. Beruntung petugas pemadam kebakaran cepat sampai di lokasi kejadian dan memadamkan api dengan segera. Hanya saja api yang sempat merajarela dengan hembusan angin melalap sebagian rumah I Nyoman Eka Prasetya, 39, yang rumahnya di sebelah utara rumah kontrakan Sueca.
Api yang cepat menyebar melalap bagian teras dan jendela rumah korban I Nyoman Eka Prasetya. Angin juga sempat membawa api dan menghinggapi atap dapur Mustapa, 45, warga yang tinggal di sebelah Timur rumah kontrakan Sueca. Beurntung kerusakan dua rumah yang terkena dampak kebakaran rumah tetangganya itu tidak mengalami kerusakan parah.
Sueca ditemani istrinya, Sri Mahartini, 47, mengaku sudah mendapat firasat buruk sebelum bencana melalap rumah kontrakan beserta isinya. Seluruh harta benda mereka hangus terbakar, termasuk berkas skripsi anak ketiganya yang akan wisuda tahun depan. Sri Mahartini mengaku sebelum malam kejadian dia bermimpi sangat aneh dan tak biasa. Dia mengaku bermimpi dicari sepupunya yang sudah meninggal dan sempat mengobrol. Malam sebelum kejadian juga nampak menjadi pertanda. Anaknya Tika Wahyuni yang terakhir mengunci pintu pagar tiba-tiba saja gemboknya rusak dan tak dapat terkunci. Sehingga saat kejadian pagar rumah kontrakan Sueca tidak terkunci.
“Apa itu sebuah pertanda, karena tumben sekali tidak bisa dikunci, biasanya setiap malam saat pergi tidur, pagar dan pintu terkunci rapat,” jelas Sueca yang pensiunan sopir travel itu. Korban Sueca bersama keluarganya baru empat tahun mengontrak di rumah itu. Meski belum mengetahui penyebab pasti kebakaran, dia menduga karena konsleting listrik. Bahkan setahun sebelumnya, saat dia naik mencari bunga kamboja dan sempat berpegangan pada atap seng, tangannya tersengat seperti kesetrum.
Akibat kejadian tersebut dari kerusakan rumah dan pengontrak diperkirakan mencapai Rp 500 juta. Pasca kebakaran, Sueca dan keluarganya pun masih mengungsi di rumah tetangga hingga nanti mendapat tempat kost yang baru.
Sementara itu Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Suamrjaya dikonfirmasi terpisah, kasus kebakaran itu saat ini sedang ditangani Polsek Kota Singaraja. *k23
Komentar