ITB STIKOM Bali Klarifikasi Hoaks yang Menerpanya
Setidaknya 18 akun di Facebook terdeteksi sebagai penyebar hoaks, dan bakal dilaporkan ke polisi.
DENPASAR, NusaBali.com
Baru-baru ini hoaks yang sebelumnya sempat tersebar tahun 2015, kembali menerpa jajaran Institut Teknologi dan Bisnis Bali (ITB) STIKOM Bali. Hoaks tersebut menyebut perguruan tinggi yang didirikan tahun 2002 ini terpapar oleh radikalisme dan ISIS.
Beredarnya hoaks ini seketika membuat segenap civitas akademika ITB STIKOM Bali gerah. Mereka menegaskan bahwa tudingan tersebut adalah hoaks. "Kami membantah hoaks itu. Kami tegaskan tidak ada radikalisme dalam kampus kami seperti yang ditudingkan itu," tegas I Made Bandem, pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi ITB STIKOM dalam klarifikasi yang digelar di Kubu Kopi, Denpasar, Selasa (3/12/2019).
Menurut Bandem, selama ini ITB STIKOM Bali selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan keberagaman. Baik dosen ataupun mahasiswa selalu mengedepankan itu. Silakan lihat di kampus kami," sambungnya.
Ia menerangkan setiap mahasiswa ITB STIKOM dengan latar belakang agama apapun selalu difasilitasi kegiatannnya oleh pihak kampus selama bertujuan positif. "Kami ada mahasiswa Hindu, Kristen, Muslim, dan lainnya. Semuanya kami fasilitasi, misal dengan organisasi kemahasiswaan dengan beragam kegiatan," ujarnya.
Pihaknya menyebut penyebaran hoaks ini adalah upaya penyudutan terhadap ITB STIKOM oleh pihak tertentu yang tidak suka dengan keberadaan kampus ini. "Sepertinya ada pihak-pihak yang kurang suka dengan keberadaan kami. Saya perumpamakan begini, ketika pohon itu mulai besar dan tinggi, maka angin kencang sewaktu-waktu bisa menerjang," katanya.
Hoaks itu sendiri disebarkan oleh sejumlah akun Facebook dan di grup WhatsApp pada 29 November - 1 Desember 2019. Berdasarkan penelusuran tim forensik digital ITB STIKOM sedikitnya ada 18 akun FB yang digunakan menyebarkan hoaks tersebut.
Dalam hoaks itu disebutkan, sejumlah hal yang diidentifikasikan sebagai kaitan antara ITB STIKOM Bali dengan radikalisme. Salah satunya posisi Direktur ITB STIKOM Bali Dadang Hermawan yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Bali.
Terkait hal ini Dadang membenarkan bahwa ia memang masih menjadi Ketua MES, namun syariah yang dipahaminya sebatas kebebasan untuk menjalankan agama. "Saya sendiri statusnya demisioner karena diminta untuk berhenti menjadi ketua oleh pengurus MES Pusat," ungkapnya.
Hoaks lain menyebutkan mobil operasional STIKOM Bali semuanya memiliki nomor plat 1515 yang dibaca menjadi ISIS. "Itu hanya dikait-kaitkan saja. Nomor plat itu sudah kami dapatkan dari awal sebelum ada isu ISIS. Tidak ada hubungannya," tegasnya lagi.
Selanjutnya pihaknya akan mengambil langkah hukum pada akun-akun yang menyebarkan hoaks ini jika ditemukan kesengajaan untuk mendiskreditkan ITB STIKOM Bali. "Kami akan meminta pada aparat penegak hukum untuk menindak agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali pada masa mendatang," pungkasnya.*has
Komentar