Diduga Limbah, Air Sungai Depan Kantor Camat Kutsel Keruh
Sungai di Taman Griya Juga Dicek Setelah Keluhan di Medsos
Kondisi air sungai yang ada di depan kantor Camat Kuta Selatan berubah warna menjadi keruh dan kecokelatan.
MANGUPURA, NusaBali
Dugaan awal, kondisi air yang berubah warna tersebut karena dampak pembuangan limbah. Sementara itu, salah satu drainase di Lingkungan Taman Griya, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, juga dikeluhkan oleh warga karena dipenuhi sampah.
Camat Kuta Selatan I Made Widiana, menerangkan terkait kondisi air sungai yang berada tepat di depan Kantor Camat Kutsel ini akan segera dicek. Kalau ada indikasi mengarah ke ulah masyarakat yang membuang limbah ke aliran sungai, akan ditindaklanjuti. Padahal, debit air yang mengalir di sungai itu tergolong kecil, namun selama ini airnya bersih dan terjaga. Hasil pemeriksaan itu akan dikoordinasikan dengan Dinas LHK untuk melakukan penindakan. “Nanti saya cek dulu. Selama ini airnya jernih, ya meski debit aliran airnya kecil. Tapi kalau belakangan sudah berubah warna, ini yang perlu ditelusuri,” ujarnya, Selasa (3/12) siang.
Selain sungai yang ada di depan kantor camat, kondisi salah satu drainase di lingkungan Taman Griya, Jimbaran juga dikeluhkan oleh masyarakat. Pasalnya, drainase itu dipenuhi sampah dan limbah cair. “Kalau yang di Taman Griya itu, kemarin (Senin, 2/12) saya sudah minta kepala lingkungan (kaling) setempat untuk segera melakukan pengecekan. Nah, tadi (Selasa, 3/12) kami suda terjunkan Bidang Tramtib bersama kaling untuk memastikan kondisinya. Sekarang sampahnya itu sudah bersih, tinggal cairan limbah ini yang masih ada. Ini akan kami teruskan ke Dinas LHK untuk membantu penyedotannya,” tutur Widiana.
Dijelaskannya, drainase di lokasi terkait adalah jenis drainase terbuka. Kondisi itulah yaang dimanfaatkan oknum untuk menyalurkan limbahnya. Dugaan awal, pemilik warung-warung yang berada di sekitaran drainase tersebut yang membuang limbah. Untuk mengatasi itu, kaling meminta pemilik warung terkait, agar melakukan pembersihan di saluran drainase tersebut.
“Sebenarnya sumber permasalahannya ini adalah tingkat kesadaran yang masih rendah. Harus disadari bersama bahwa drainase itu fungsinya untuk saluran air hujan, bukan untuk limbah, apalagi sampah. Mari kita sadar untuk senantiasa menjaga lingkungan ini. Apalagi Kuta Selatan adalah wilayah tujuan wisata internasional. Jangan sampai itu tercoreng, karena ulah kita yang kurang peduli,” tandasnya.
Dia berharap peran serta masyarakat dalam menangani berbagai persoalan itu. Selain kesadaraan untuk tidak membuang sampah dan limbah sembarangan, Widiana juga berharap agar ada kesadaran untuk melapor kejadian, baik itu secara langsung atau melalui media sosial. “Kalau laporan yang kami terima awal di Taman Griya itu melalui media sosial. Jadi manfaatkan media sosial ini untuk hal-hal positif seperti ini. Dengan adanya laporan, kita juga merespons dengan cepat,” tuturnya. *dar
Camat Kuta Selatan I Made Widiana, menerangkan terkait kondisi air sungai yang berada tepat di depan Kantor Camat Kutsel ini akan segera dicek. Kalau ada indikasi mengarah ke ulah masyarakat yang membuang limbah ke aliran sungai, akan ditindaklanjuti. Padahal, debit air yang mengalir di sungai itu tergolong kecil, namun selama ini airnya bersih dan terjaga. Hasil pemeriksaan itu akan dikoordinasikan dengan Dinas LHK untuk melakukan penindakan. “Nanti saya cek dulu. Selama ini airnya jernih, ya meski debit aliran airnya kecil. Tapi kalau belakangan sudah berubah warna, ini yang perlu ditelusuri,” ujarnya, Selasa (3/12) siang.
Selain sungai yang ada di depan kantor camat, kondisi salah satu drainase di lingkungan Taman Griya, Jimbaran juga dikeluhkan oleh masyarakat. Pasalnya, drainase itu dipenuhi sampah dan limbah cair. “Kalau yang di Taman Griya itu, kemarin (Senin, 2/12) saya sudah minta kepala lingkungan (kaling) setempat untuk segera melakukan pengecekan. Nah, tadi (Selasa, 3/12) kami suda terjunkan Bidang Tramtib bersama kaling untuk memastikan kondisinya. Sekarang sampahnya itu sudah bersih, tinggal cairan limbah ini yang masih ada. Ini akan kami teruskan ke Dinas LHK untuk membantu penyedotannya,” tutur Widiana.
Dijelaskannya, drainase di lokasi terkait adalah jenis drainase terbuka. Kondisi itulah yaang dimanfaatkan oknum untuk menyalurkan limbahnya. Dugaan awal, pemilik warung-warung yang berada di sekitaran drainase tersebut yang membuang limbah. Untuk mengatasi itu, kaling meminta pemilik warung terkait, agar melakukan pembersihan di saluran drainase tersebut.
“Sebenarnya sumber permasalahannya ini adalah tingkat kesadaran yang masih rendah. Harus disadari bersama bahwa drainase itu fungsinya untuk saluran air hujan, bukan untuk limbah, apalagi sampah. Mari kita sadar untuk senantiasa menjaga lingkungan ini. Apalagi Kuta Selatan adalah wilayah tujuan wisata internasional. Jangan sampai itu tercoreng, karena ulah kita yang kurang peduli,” tandasnya.
Dia berharap peran serta masyarakat dalam menangani berbagai persoalan itu. Selain kesadaraan untuk tidak membuang sampah dan limbah sembarangan, Widiana juga berharap agar ada kesadaran untuk melapor kejadian, baik itu secara langsung atau melalui media sosial. “Kalau laporan yang kami terima awal di Taman Griya itu melalui media sosial. Jadi manfaatkan media sosial ini untuk hal-hal positif seperti ini. Dengan adanya laporan, kita juga merespons dengan cepat,” tuturnya. *dar
1
Komentar