Buleleng Alami Kelangkaan Solar
Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar mengalami kelangkaan di Buleleng sejak sebulan terakhir.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah SPBU di Buleleng yang menyediakan pejualan solar kini kelabakan karena lebih sering kehabisan Solar sebelum hari pengiriman tiba. Kelangkaan solar ini diduga terjadi karena konsumen solar tak sesuai peruntukan.
Kepala Dinas Pedagangan dan Perindustrian Buleleng Ketut Suparto, Selasa (3/12), mengatakan sesuai keputusan Pemerintah Pusat, Kabupaten Buleleng mendapatkan jatah solar 8 ton per dua hari. Jatah itu didistribusikan ke SPBU yang menyediakan tangki BBM solar.
Namun belakagan ini, permintaan solar terus meningkat dan melampaui jatah pusat. Sehingga dirinya tak memungkiri solar sering kosong di beberapa SPBU. “Kami lihat di lapangan begitu solar didistribusikan satu hari saja, solar langsung habis. Karena kami tidak bisa membatasi pembelian solar di lapangan. Sedangkan jatah dari pusat terbatas,” kata dia.
Menurut Suparto, sejatinya solar salah satu BBM bersubsidi hanya boleh digunakan untuk masyarakat menengah ke bawah, angkutan umum, dan UKM. Namun kenyataannya di lapangan, sering kali masyarakat yang sudah tergolong kelas atas masih saja mengisi kendaraan mereka dengan solar yang disubsidi pemeritah. Konsumen ini bukan menggunakan BBM jenis dexlite atau sejenis BBM non subsidi. “Ini karena pemakaian kendaraan meningkat sehingga kebutuhan solar juga meningkat. Terkadang petugas SPBU kan tidak tahu mereka mana yang seharusnya boleh pakai solar, mana yang semestinya pakai BBM dexlite,” imbuh dia.
Suparto mengaku sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan mengupayakan penambahan jatah solar atau menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Hanya saja saat ini masih dalam kajian, apakah disetujui penambahan jatahnya atau tidak. Kajian yang sama juga akan dilakukan pada elpiji yang disesuaikan dengan jumlah permintaan tahun ini.
Dia mengimbau masyarakat yang memakai kendaraan berbahan bakar solar agar menyesuaikan peruntukan. Masyarakat yang berada dalam golongan menengah ke atas, diharapkan beralih menggunakan dexlite. Langkah ini untuk menghindari kelangkaan solar yang berkepanjangan. “Kalau dexlite BBM non subsidi. Kalau permintaan deklite banyak tentu SPBU akan memesan banyak. Kalau solar peruntukannya sudah tepat, maka dexlite pun pasti akan normal juga ketersediaanya,” tegas Suparto. *k23
Kepala Dinas Pedagangan dan Perindustrian Buleleng Ketut Suparto, Selasa (3/12), mengatakan sesuai keputusan Pemerintah Pusat, Kabupaten Buleleng mendapatkan jatah solar 8 ton per dua hari. Jatah itu didistribusikan ke SPBU yang menyediakan tangki BBM solar.
Namun belakagan ini, permintaan solar terus meningkat dan melampaui jatah pusat. Sehingga dirinya tak memungkiri solar sering kosong di beberapa SPBU. “Kami lihat di lapangan begitu solar didistribusikan satu hari saja, solar langsung habis. Karena kami tidak bisa membatasi pembelian solar di lapangan. Sedangkan jatah dari pusat terbatas,” kata dia.
Menurut Suparto, sejatinya solar salah satu BBM bersubsidi hanya boleh digunakan untuk masyarakat menengah ke bawah, angkutan umum, dan UKM. Namun kenyataannya di lapangan, sering kali masyarakat yang sudah tergolong kelas atas masih saja mengisi kendaraan mereka dengan solar yang disubsidi pemeritah. Konsumen ini bukan menggunakan BBM jenis dexlite atau sejenis BBM non subsidi. “Ini karena pemakaian kendaraan meningkat sehingga kebutuhan solar juga meningkat. Terkadang petugas SPBU kan tidak tahu mereka mana yang seharusnya boleh pakai solar, mana yang semestinya pakai BBM dexlite,” imbuh dia.
Suparto mengaku sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan mengupayakan penambahan jatah solar atau menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Hanya saja saat ini masih dalam kajian, apakah disetujui penambahan jatahnya atau tidak. Kajian yang sama juga akan dilakukan pada elpiji yang disesuaikan dengan jumlah permintaan tahun ini.
Dia mengimbau masyarakat yang memakai kendaraan berbahan bakar solar agar menyesuaikan peruntukan. Masyarakat yang berada dalam golongan menengah ke atas, diharapkan beralih menggunakan dexlite. Langkah ini untuk menghindari kelangkaan solar yang berkepanjangan. “Kalau dexlite BBM non subsidi. Kalau permintaan deklite banyak tentu SPBU akan memesan banyak. Kalau solar peruntukannya sudah tepat, maka dexlite pun pasti akan normal juga ketersediaanya,” tegas Suparto. *k23
1
Komentar