Siap Diluncurkan, ‘Pulau Plastik’ Tampilkan 4 Episode
Kampanye lewat film diharapkan meningkatkan wawasan serta pengetahuan masyarakat Bali terhadap dampak buruk plastik sekali pakai.
DENPASAR, NusaBali.com
Pulau Plastik, sebuah kampanye berbentuk film yang memerangi penggunaan plastik, akan merilis serial terbarunya pada 6 Desember 2019 mendatang, demikian disampaikan pada Press Conference yang berlangsung di Kubu Kopi Denpasar pada Selasa (3/12/2019). Serial ini terdiri dari empat episode yang diharapkan mampu membantu meningkatkan wawasan serta pengetahuan masyarakat Bali terhadap dampak buruk plastik sekali pakai, dengan menyajikan rekomendasi yang riil sekaligus solusi alternatif untuk mengajak masyarakat giat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Keempat episode ini masing-masing mengambil judul dari kosakata di Bali yakni Segara Kertih, Karmaphala, Bedawang Nala, dan Tri Hita Karana.
Dalam Press Conference ini, hadir Gede Robi, vokalis band Navicula yang sekaligus merupakan pembawa acara serial Pulau Plastik ini, Suzy Hutomo dari The Body Shop Indonesia yang berkolaborasi dengan Pulau Plastik di tahun 2019 ini, pemuka agama dan sulinggih Ida Mas Dalem Segara, dan Senior Project Officer Pulau Plastik Kopernik, Andre Dananjaya. Keterlibatan sulinggih muda Ida Mas Dalem Segara ini merupakan suatu upaya untuk menilik permasalahan sampah plastik dari sudut pandang budaya Bali dan kearifan lokal.
“Secara garis besar, kami ingin agar masyarakat di Bali mengurangi, atau bahkan kemudian malah tidak lagi menggunakan plastic sekali pakai, karena kita tdak bicara pada konteks masalah, kita bicarakan pada konteks solusi. Kita banyak punya solusi berbasis lokalitas, yang kemudian sayang kalau tidak kita lakukan,” ujar Andre Dananjaya.
Serial baru ini, nantinya akan dirilis di Pasar Badung pada 6 Desember 2019 mendatang. Namun sebelumnya serial ini telah ditayangkan di beberapa komunitas dan desa di Bali. Gede Robi bersama dengan Andre Dananjaya mengungkap bahwa masyarakat di pelosok inilah yang paling membutuhkan informasi terkait dengan sampah ini. Sementara, rilisnya serial ini di areal taman perkotaan merupakan suatu selebrasi yang juga ditujuan untuk melihat respon masyarakat.
“Kita tidak sekedar membuat film, kemudian diluncurkan lalu membuat selebrasi. Film ini adalah sebagian kecil dari kerangka besar kita. Kita ingin melihat, seberapa berpengaruh dari film ini cukup memiliki dampak ke penonton. Oleh sebab itu, setiap kali pemutara, kami dampingi juga, kita riset penontonnya. Sebelum nonton, setelah nonton, hingga satu bulan setelah nonton,” lanjut Andre Dananjaya.*yl
Komentar