Wajah Pantai Lepang Memprihatinkan
Dampak gelombang tinggi yang menerjang Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung sejak beberapa waktu lalu.
SEMARAPURA, NusaBali
Kini wajah pantai itu cukup memprihatinkan. Seperti dipantau NusaBali, Rabu (27/7), puing-puing bangunan sebuah warung makanan berserakan di pesisir pantai, pos pemantauan penangkaran penyu tenggelam oleh pasir, termasuk merusak sawah petani di dekat pantai.
Suasana Pantai Lepang pun lengang. Padahal sebelum terjadi musibah gelombang tinggi tersebut. Warga yang berkunjung tidak pernah sepi mulai pagi hingga sore hari. Biasanya mereka duduk bersantai menikmati keindahan pantai, sembari santap makan di warung kuir. “Kini sejumlah bangunan dan warung tersebut sudah hancur,” kenang warga Banjar Lepang, Nyoman Sukendra kepada NusaBali.
Sukendra berharap pemerintah bisa membangun tanggul pantai, guna mencegah kerusakan lebih parah. Kata dia, jika bercermin 10 tahun ke belakang, pesisir Pantai Lepang cukup luas bahkan mencapai 1 (satu) kilometer dari bibir pantai. Ketika itu juga tumbuh belasan pohon kelapa, kini semua sudah amblas akibat abrasi. “Melihat kondisi ini kami hanya bisa pasrah,” ungkapnya.
Perbekel Desa Takmung I Nyoman Mudita menampik kerusakan tersebut. Sebab, saat ini di Pantai Lepang dalam tahap penataan. Termasuk akan ada bantuan dari investor salah satunya untuk membuat senderan got. “Ini masih dalam proses,” katanya.
Pihaknya juga berencana untuk memohon bantuan kepada Provinsi Bali, untuk menggunakan lahan milik pemprov di kawasan Pantai Lepang. Dipakai membangun tempat parkir, karena selama ini tidak ada lahan parkir. Karena Pantai Lepang kerap digunakan seb*agai tempat Upacara Melasti dan Nganyut saat Upacara Ngaben.* w
Kini wajah pantai itu cukup memprihatinkan. Seperti dipantau NusaBali, Rabu (27/7), puing-puing bangunan sebuah warung makanan berserakan di pesisir pantai, pos pemantauan penangkaran penyu tenggelam oleh pasir, termasuk merusak sawah petani di dekat pantai.
Suasana Pantai Lepang pun lengang. Padahal sebelum terjadi musibah gelombang tinggi tersebut. Warga yang berkunjung tidak pernah sepi mulai pagi hingga sore hari. Biasanya mereka duduk bersantai menikmati keindahan pantai, sembari santap makan di warung kuir. “Kini sejumlah bangunan dan warung tersebut sudah hancur,” kenang warga Banjar Lepang, Nyoman Sukendra kepada NusaBali.
Sukendra berharap pemerintah bisa membangun tanggul pantai, guna mencegah kerusakan lebih parah. Kata dia, jika bercermin 10 tahun ke belakang, pesisir Pantai Lepang cukup luas bahkan mencapai 1 (satu) kilometer dari bibir pantai. Ketika itu juga tumbuh belasan pohon kelapa, kini semua sudah amblas akibat abrasi. “Melihat kondisi ini kami hanya bisa pasrah,” ungkapnya.
Perbekel Desa Takmung I Nyoman Mudita menampik kerusakan tersebut. Sebab, saat ini di Pantai Lepang dalam tahap penataan. Termasuk akan ada bantuan dari investor salah satunya untuk membuat senderan got. “Ini masih dalam proses,” katanya.
Pihaknya juga berencana untuk memohon bantuan kepada Provinsi Bali, untuk menggunakan lahan milik pemprov di kawasan Pantai Lepang. Dipakai membangun tempat parkir, karena selama ini tidak ada lahan parkir. Karena Pantai Lepang kerap digunakan seb*agai tempat Upacara Melasti dan Nganyut saat Upacara Ngaben.* w
1
Komentar