Orok Membusuk Gegerkan Pantai Sanur
Warga sekitar Pantai Matahari Terbit, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasare Selatan digegerkan dengan penemuan orok berjenis kelamin perempuan oleh pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar, pada Rabu (4/12) pukul 06.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Orok berusia sekitar 7 bulan kandungan itu ditemukan di bibir pantai dalam kondisi membusuk. Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nyoman Wirajaya dikonfirmasi kemarin siang mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan. Dikatakan ada dua orang pegawa DKP yang pertama kali menemukan orok malang itu, yakni I Made Yuliani dan I Gusti Made Astri. Untuk mengetahui penyebab kematian korban pihaknya mengevakuasi jasad tersebut ke RSUP Sanglah Denpasar.
Pihak RSUP Sanglah menyebutkan orok berjenis kelamin laki-laki itu diperkirakan tewas sekitar 5 hari sebelum ditemukan. Pada saat ditemukan sudah membusuk. Beratnya 1,37 kilogram, panjang 37,5 sentimeter. Pada saat ditemukan tali pusar masih menempel pada tubuh korban.
“Kami masih melakukan penyelidikan. Saya belum bisa berkomentar banyak. Intinya benar ada kejadian itu dan jasad korban sudah evakuasi ke Sanglah. Siapa yang punya anak dan mengapa berada di TKP kami masih melakukan penyelidikan. Tujuannya untuk mengungkap kejadian itu,” tutur Kompol Wirajaya.
Sementara itu salah seorang penyewa jasa kano di sekita TKP yang mengaku bernama Hediyanto mengungkapkan jasad tersebut ditemukan terendam air tepat di depan Museum Le Meyur. Awalnya ditemukan petugas DKP yang sedang melakukan kegiatan kebersihan. Pada saat ditemukan pertama kali dikira bukan orok.
“Pada saat ditemukan pegawai DKP, orok tersebut sudah membusuk dan tanpa pembungkus. Awalnya dikira binatang. Setelah diperhatikan ternyata jasad manusia. Pegawai DKP yang menemukannya memanggil warga untuk memastikannya. Saat dipastikan itu jasad manusia, lalu warga melapor ke polisi,” tutur Hediyanto. *pol
Pihak RSUP Sanglah menyebutkan orok berjenis kelamin laki-laki itu diperkirakan tewas sekitar 5 hari sebelum ditemukan. Pada saat ditemukan sudah membusuk. Beratnya 1,37 kilogram, panjang 37,5 sentimeter. Pada saat ditemukan tali pusar masih menempel pada tubuh korban.
“Kami masih melakukan penyelidikan. Saya belum bisa berkomentar banyak. Intinya benar ada kejadian itu dan jasad korban sudah evakuasi ke Sanglah. Siapa yang punya anak dan mengapa berada di TKP kami masih melakukan penyelidikan. Tujuannya untuk mengungkap kejadian itu,” tutur Kompol Wirajaya.
Sementara itu salah seorang penyewa jasa kano di sekita TKP yang mengaku bernama Hediyanto mengungkapkan jasad tersebut ditemukan terendam air tepat di depan Museum Le Meyur. Awalnya ditemukan petugas DKP yang sedang melakukan kegiatan kebersihan. Pada saat ditemukan pertama kali dikira bukan orok.
“Pada saat ditemukan pegawai DKP, orok tersebut sudah membusuk dan tanpa pembungkus. Awalnya dikira binatang. Setelah diperhatikan ternyata jasad manusia. Pegawai DKP yang menemukannya memanggil warga untuk memastikannya. Saat dipastikan itu jasad manusia, lalu warga melapor ke polisi,” tutur Hediyanto. *pol
1
Komentar