Tjok Pemecutan: Gus Pada, Kacang Lupa Kulitnya
Setelah Nikmati Kursi Dewan 2 Periode
Perginya kader senior Golkar, Ida Bagus Pada Kusuma alias Gus Pada ke PDI Perjuangan tak hentinya menuai reaksi kader dan tokoh Golkar.
DENPASAR, NusaBali
Sesepuh Partai Golkar, Ida Tjokorda Pemecutan XI menilai Gus Pada kacang lupa kulitnya. Sebab setelah dua periode menikmati kursi Anggota Dewan Bali, kini begitu gampangnya cabut dari partai yang telah membesarkannya itu dan berlabuh ke PDI Perjuangan.
Tjok Pemecutan mengatakan datang dan pergi seorang kader di partai politik memang hal biasa. "Tapi kau datang dan pergi sesuka hatimu itu tidak baik. Kayak lagu saja. Seenaknya saja. Kacang lupa kulitnya. Saya sangat menyayangkan sikap seorang Gus Pada," kata Tjok Pemecutan di Denpasar, Kamis (5/2).
Tjok Pemecutan pun meminta Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menyeleksi ketat siapa saja yang akan masuk ke Golkar dan tidak asal-asalan merekrut kader. "Jangan asal-asalan lagi merekrut orang. Tidak usah lagi menerima kader partai yang pindahan. Apalagi tanpa komitmen dan tandatangan kesepakatan dan pakta integritas. Nanti sudah dapat jabatan di partai, jadi anggota dewan 2 x sampai 4 x pergi begitu saja," ujar mantan Ketua DPRD Badung ini. "Dari dulu saya sudah warning induk Partai Golkar Bali. Banyak yang masuk ke Golkar hanya karena kepentingan sesaat. Kalau cara menerima seorang kader seperti sekarang tanpa seleksi dan uji PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela). Kalau tidak tegas akan ada lagi Gus Pada yang baru," tegas Tjok Pemecutan.
Tjok Pemecutan pun menegaskan dengan kepergian Gus Pada dan sejumlah elit Golkar juga harus menjadi instrospeksi diri bagi elit Golkar Bali. "Kenapa banyak yang pergi harus jadi evaluasi. Saya nggak habis pikir, kenapa banyak yang pergi setelah menikmati jabatan DPRD 2 periode dan 4 periode. Saya nggak habis pikir ini. Berarti ada yang salah dengan pengelolaan partai ini," tegasnya.
Sementara Ida Bagus Pada Kusuma tak mau berkomentar banyak. Sebab dirinya kini sudah di PDI Perjuangan. Gus Pada pun merasa tidak ada masalah dengan siapapun selama ini. "Dan saya menyadari, saya hanya serpihan pasir halus yang mungkin tidak ada artinya. Tetapi saya punya hak politik, punya kewajiban juga untuk melaksanakan aspirasi dan dukungan rakyat terhadap diri saya," tegas politisi asal Geriya Pada, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini saat dikonfirmasi, kemarin.
Gus Pada pun menegaskan selama menjadi anggota dewan, dirinya tidak mencari penghasilan. Justru pengabdiannya banyak pengorbanan untuk masyarakat. "Jangan seolah-olah saya ada kepentingan materi. Saya tegaskan tidak. Justru saya bisa memelihara konstituen saya yang setia dan saya ajak berbalik ke PDIP sekarang karena saya melakukan perngorbanan atas nama kepentingan rakyat," ujar mantan anggota Komisi III DPRD Bali ini. *nat
Tjok Pemecutan mengatakan datang dan pergi seorang kader di partai politik memang hal biasa. "Tapi kau datang dan pergi sesuka hatimu itu tidak baik. Kayak lagu saja. Seenaknya saja. Kacang lupa kulitnya. Saya sangat menyayangkan sikap seorang Gus Pada," kata Tjok Pemecutan di Denpasar, Kamis (5/2).
Tjok Pemecutan pun meminta Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menyeleksi ketat siapa saja yang akan masuk ke Golkar dan tidak asal-asalan merekrut kader. "Jangan asal-asalan lagi merekrut orang. Tidak usah lagi menerima kader partai yang pindahan. Apalagi tanpa komitmen dan tandatangan kesepakatan dan pakta integritas. Nanti sudah dapat jabatan di partai, jadi anggota dewan 2 x sampai 4 x pergi begitu saja," ujar mantan Ketua DPRD Badung ini. "Dari dulu saya sudah warning induk Partai Golkar Bali. Banyak yang masuk ke Golkar hanya karena kepentingan sesaat. Kalau cara menerima seorang kader seperti sekarang tanpa seleksi dan uji PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela). Kalau tidak tegas akan ada lagi Gus Pada yang baru," tegas Tjok Pemecutan.
Tjok Pemecutan pun menegaskan dengan kepergian Gus Pada dan sejumlah elit Golkar juga harus menjadi instrospeksi diri bagi elit Golkar Bali. "Kenapa banyak yang pergi harus jadi evaluasi. Saya nggak habis pikir, kenapa banyak yang pergi setelah menikmati jabatan DPRD 2 periode dan 4 periode. Saya nggak habis pikir ini. Berarti ada yang salah dengan pengelolaan partai ini," tegasnya.
Sementara Ida Bagus Pada Kusuma tak mau berkomentar banyak. Sebab dirinya kini sudah di PDI Perjuangan. Gus Pada pun merasa tidak ada masalah dengan siapapun selama ini. "Dan saya menyadari, saya hanya serpihan pasir halus yang mungkin tidak ada artinya. Tetapi saya punya hak politik, punya kewajiban juga untuk melaksanakan aspirasi dan dukungan rakyat terhadap diri saya," tegas politisi asal Geriya Pada, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini saat dikonfirmasi, kemarin.
Gus Pada pun menegaskan selama menjadi anggota dewan, dirinya tidak mencari penghasilan. Justru pengabdiannya banyak pengorbanan untuk masyarakat. "Jangan seolah-olah saya ada kepentingan materi. Saya tegaskan tidak. Justru saya bisa memelihara konstituen saya yang setia dan saya ajak berbalik ke PDIP sekarang karena saya melakukan perngorbanan atas nama kepentingan rakyat," ujar mantan anggota Komisi III DPRD Bali ini. *nat
1
Komentar