Bunga Bangkai Bermekaran di Sambangan
Bunga yang memiliki bau busuk saat bermekaran itu ditemukan di tebing dan lembah saat pemuda dan warga setempat sedang melakukan penataan kawasan wisata Munduk Saab.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak delapan kuncup bunga tanaman Suweg yang masuk keluarga besar bunga bangkai, ditemukan mekar di areal perkebunan warga Banjar Dinas/Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Bunga yang memiliki bau busuk saat bermekaran itu ditemukan di tebing dan lembah saat pemuda dan warga setempat sedang melakukan penataan kawasan wisata Munduk Saab.
Menurut Ketut Hery Prismayuda, 25, yang ditemui di lokasi bunga bangkai, Jumat (6/12/2019), bunga bangkai itu ditemukan pertama kali sekitar lima hari yang lalu. Awalnya hanya muncul satu, setelah ditelisik, ternyata dalam satu jalur perkebunan yang terdiri dari lembah dan gundukan ditemukan sekitar delapan bunga. “Pertama kali ditemukan Pak Arta, anggota kelompok di sini juga. Sebenarnya bunga bangkai ini pernah ditemukan warga, cuma kami tidak terlalu perhatian,” ucap dia.
Temuan bunga bangkai dengan jumlah yang cukup banyak itu pun langsung dipagari pemuda setempat di areal pengembangan tempat wisata yoga yang baru ditata. Setelah dipagari bambu, bunga bangkai ini rencananya akan dirawat sebagai bukti pernah muncul di daerah mereka.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta dikonfirmasi terpisah mengatakan, bunga tanaman Suweg memang masuk dalam kerabat bunga bangkai. Hanya saja memiliki bentuk dan jenis yang berbeda. Tanaman Suweg di Buleleng pun masih kerap kali ditemukan meski tak banyak, terutama masih tumbuh di daerah dataran tinggi.
“Itu masuk dalam kerabat bunga bangkai atau rafflesia, biasanya tanaman berumbi ini memang berbunga di bulan desember. Bukan tanaman aneh, tetapi memang sudah fenomena berbunganya di bulan desember,” ucap Sumiarta. Sejauh ini tanaman berumbi itu juga menjadi bahan dasar olahan makanan yang dapat dikonsumsi. terutama di bagian umbinya.
Menurut Sumiarta umbi tanaman Suweg merupakan sumebr karbohidrat yang baik seperti umbi-umbian pada umumnya. Ubi Suweg pun kerapkali diolah wargasebagai olahan makanan ringan pengganti karbohidrat. Hanya saja seiring perkembangan zaman dan keberadaan tanaman yang semakin sedikit, umbi tanaman Suweg tak banyak orang tahu.*k23
Menurut Ketut Hery Prismayuda, 25, yang ditemui di lokasi bunga bangkai, Jumat (6/12/2019), bunga bangkai itu ditemukan pertama kali sekitar lima hari yang lalu. Awalnya hanya muncul satu, setelah ditelisik, ternyata dalam satu jalur perkebunan yang terdiri dari lembah dan gundukan ditemukan sekitar delapan bunga. “Pertama kali ditemukan Pak Arta, anggota kelompok di sini juga. Sebenarnya bunga bangkai ini pernah ditemukan warga, cuma kami tidak terlalu perhatian,” ucap dia.
Temuan bunga bangkai dengan jumlah yang cukup banyak itu pun langsung dipagari pemuda setempat di areal pengembangan tempat wisata yoga yang baru ditata. Setelah dipagari bambu, bunga bangkai ini rencananya akan dirawat sebagai bukti pernah muncul di daerah mereka.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta dikonfirmasi terpisah mengatakan, bunga tanaman Suweg memang masuk dalam kerabat bunga bangkai. Hanya saja memiliki bentuk dan jenis yang berbeda. Tanaman Suweg di Buleleng pun masih kerap kali ditemukan meski tak banyak, terutama masih tumbuh di daerah dataran tinggi.
“Itu masuk dalam kerabat bunga bangkai atau rafflesia, biasanya tanaman berumbi ini memang berbunga di bulan desember. Bukan tanaman aneh, tetapi memang sudah fenomena berbunganya di bulan desember,” ucap Sumiarta. Sejauh ini tanaman berumbi itu juga menjadi bahan dasar olahan makanan yang dapat dikonsumsi. terutama di bagian umbinya.
Menurut Sumiarta umbi tanaman Suweg merupakan sumebr karbohidrat yang baik seperti umbi-umbian pada umumnya. Ubi Suweg pun kerapkali diolah wargasebagai olahan makanan ringan pengganti karbohidrat. Hanya saja seiring perkembangan zaman dan keberadaan tanaman yang semakin sedikit, umbi tanaman Suweg tak banyak orang tahu.*k23
Komentar