Ajari Siswa Membaca Kitab Bhagawad Gita
Kiprah Bhabinkamtibmas Aiptu I Made Rudiya
Aiptu I Made Rudiya
Kitab Bhagawad Gita
Bhagawad Gita
Pasraman Lascarya Parama Seva
Desa Tianyar Timur
Bhabinkamtibmas
Jika mendengar kata Bhabinkamtibmas (Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), maka pikiran orang pasti fokus pada tugas polisi untuk keamanan sebuah wilayah.
AMLAPURA, NusaBali
Namun tugas itu tak selalu demikian pada sosok Bhabinkamtibmas Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) I Made Rudiya. Dia mendalami kitab Bhagawad Gita, sejak tahun 2010.
Dia pun mengajarkan siswa membaca Bhagawad Gita di Pasraman Lascarya Parama Seva, Banjar Darma Winangun, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem, sejak Minggu (17/11). ‘’Agar siswa sejak dini mengenal isi Bhagawad Gita, yang merupakan Weda kelima. Sehingga siswa selain mendalami pengetahuan bidang literasi, juga memahami petunjuk kehidupan yang benar," jelas Aiptu I Made Rudiya di Amlapura, Sabtu (30/11).
Jelas dia, mendalami isi Bhagawad Gita sebagai implementasi dari program Ibapa (Intensifkan Bhabinkamtibmas Pendidikan) Polres Karangasem. Tujuannya, untuk memberikan teladan kepada generasi muda dengan cara mengajar tata cara membaca Bhagawad Gita sesuai guru lagu, dan mengetahui petunjuk dan isinya.
Rudiya mengaku membaca Bhagawad Gita sejak tahun 2010 karena bergabung di Pasraman Sri Radha Madawa Gianyar dan di Pasraman Gaurangga Bali Iswara, Amlapura. Belakangan ini dia bertemu pengasuh Pasraman Lascarya Parama Seva, I Made Putu Kawi Suardana yang merupakan angkatan pertama SMP Dwijati Desa Tianyar 1974. Sedangkan Aiptu I Made Rudiya angkatan 1987 dan SMP Dwijati angkatan 1995. Di Pasraman Lascarya Parama Seva ada 30 kitab Bhagawad Gita sumbangan para donator. Kitab ini belum pernah dibaca siswa penghuni pasraman.
Aiptu Rudiya mengawali belajar membaca kitab suci, Minggu (17/11) sore. Jelas dia, sebelum memulai membaca Bhagawad Gita dia belajar tentan asal-usul turunnya kitab Bhagawad Gita, yang merupakan percakapan antara Raja Astina Drestarasta dengan penasihatnya Sanjaya, tentang pasukan perang di Kuruksetra. Percakapan berikutnya, awatara Sri Krisna memotivasi Arjuna, agar bertempur untuk membela kebenaran, dan memusnahkan kejahatan. Walau yang dihadapi adalah kakek, guru, saudara sepupu, dan teman sendiri.
Disebutkan, Bhagawad Gita adalah ilmu pengetahuan ketuhanan yang ringkasannya ada pada kitab Gita Mahatmya.
Karena itulah dia mengajak siswa Hindu sejak dini memahami kitab Bhagawad Gita agar mampu membentengi diri dari pengaruh ancaman radikalisme dan pengaruh luar yang sifatnya negatif. "Ternyata siswa antusias ikut membaca Bhagawad Gita, setelah tahu cara pengucapannya, dan mengerti maksudnya karena dalam Bhagawad Gita ada terjemahannya," jelas ayah tiga anak itu.
Jelas dia, dengan mengajar membaca Bhagawad Gita maka memudahkan dirinya berkomunikasi dengan masyarakat, sekaligus mengedepankan pencegahan perbuatan yang berakibat hukum.
Menurut Rudiya, jika membaca Bhagawad Gita terlebih dahulu wajib tahu sejarah tentang kitab ini. Kemudian membaca mulai dari Bab 1, Sloka 1.1. Bhagawad Gita terdiri dari 18 Bab, sloka 18.78, dan siswa wajib memahami beberapa sloka sebagai tahap awal. Pembacaan tersebut memanfaatkan 30 kitab Bhagawad Gita milik pasraman, terdiri dari 20 kitab sumbangan, dan 10 kitab dibeli pasraman.
Bab I membahas tentang tentara-tentara di medan perang Kuruksetra, Bab II ringkasan isi Bhagawad Gita, hingga Bab XVIII yang berjudul kesempurnaan pelepasan ikatan. ‘’Untuk menguasai semuanya itu memerlukan waktu cukup panjang, kesabaran, dan keseriusan mendalam,’’ jelasnya.7k17
1
Komentar