Peternak Babi Dihantui Virus ASF
Para peternak babi di Bangli dihantui virus flu babi Africa (African Swine Fever/ASF).
BANGLI, NusaBali
Mereka cemas senasib dengan kejadian di Sumatera Utara, dimana ribuan babi di Sumatera Utara mati diduga akibat terserang ASF. Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli bersama Dinas Peternakan Provinsi Bali segera turun melakukan pengecekan menyasar peternakan yang memanfaatkan sisa makanan hotel dan restauran untuk pakan babinya.
Salah seorang peternak babi di Bangli, Ketut Mupu mengatakan munculnya virus ASF menjadi sebuah ancaman bagi kelangsungan ternak babi di Bali, khususnya di Bangli. Ketut Mupu mengaku melakukan beberapa langkah antisipasi seperti membatasi orang masuk ke areal ternaknya. “Kami rutin menyemprot kandang dengan cairan desinfektan,” ungkap peternak asal Banjar Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut ini, Minggu (8/12).
Ketut Mupu mengaku mendatangkan pakan dari pabrik yang kwalitas dan keamanannya terjamin. Sanitasi juga dikelola dengan baik. “Kami mengajak peternak agar tidak sembarangan memberikan pakan ternak babinya, apalagi memanfaatkan sisa limbah restauran dan hotel untuk pakan,” ajaknya. Sementara Kepala Bidang Peternakan Dinas PKP Bangli, drh Sri Rahayu mengatakan, ASF merupakan penyakit menular yang disebakan oleh virus dan dapat menular ke babi baik yang liar maupun domestik. “ASF tidak dapat menulari spesies lain termasuk manusia karena bukan zooonosis,” ungkapnya.
Proses penularan virus ASF terjadi lewat kontak fisik antara babi terinfeksi dengan babi sehat. Penularan tidak langsung terjadi melalui makanan atau sampah yang mengandung partikel virus ASF. “Pencegahan dapat dilakukan dengan cara tidak memberikan pakan sisa hotel dan restauran dan menjaga keseterilan kandang,” terangnya. Dinas PKP dan Dinas Peternakan Provinsi Bali akan turun melakukan pengecekan ke lokasi peternakan yang diduga memanfaatkan limbah restauran dan hotel untuk pakan ternak babi. “Ada peternak babi memanfaatkan limbah restauran dan hotel untuk pakan ternak. Kemungkinan karena kerja di restaurant, ada sisa makanan dibawa pulang,” bebernya.
Sri Rahayu menambahkan, Bangli dikenal sebagai sentral peternak babi, sejauh ini belum ada laporan terkait serangan virus ASF. “Peternak kami harapkan menjaga kebersihan kandang dan wajib menerapkan prosedur biosecurity,” pintanya. *esa
Salah seorang peternak babi di Bangli, Ketut Mupu mengatakan munculnya virus ASF menjadi sebuah ancaman bagi kelangsungan ternak babi di Bali, khususnya di Bangli. Ketut Mupu mengaku melakukan beberapa langkah antisipasi seperti membatasi orang masuk ke areal ternaknya. “Kami rutin menyemprot kandang dengan cairan desinfektan,” ungkap peternak asal Banjar Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut ini, Minggu (8/12).
Ketut Mupu mengaku mendatangkan pakan dari pabrik yang kwalitas dan keamanannya terjamin. Sanitasi juga dikelola dengan baik. “Kami mengajak peternak agar tidak sembarangan memberikan pakan ternak babinya, apalagi memanfaatkan sisa limbah restauran dan hotel untuk pakan,” ajaknya. Sementara Kepala Bidang Peternakan Dinas PKP Bangli, drh Sri Rahayu mengatakan, ASF merupakan penyakit menular yang disebakan oleh virus dan dapat menular ke babi baik yang liar maupun domestik. “ASF tidak dapat menulari spesies lain termasuk manusia karena bukan zooonosis,” ungkapnya.
Proses penularan virus ASF terjadi lewat kontak fisik antara babi terinfeksi dengan babi sehat. Penularan tidak langsung terjadi melalui makanan atau sampah yang mengandung partikel virus ASF. “Pencegahan dapat dilakukan dengan cara tidak memberikan pakan sisa hotel dan restauran dan menjaga keseterilan kandang,” terangnya. Dinas PKP dan Dinas Peternakan Provinsi Bali akan turun melakukan pengecekan ke lokasi peternakan yang diduga memanfaatkan limbah restauran dan hotel untuk pakan ternak babi. “Ada peternak babi memanfaatkan limbah restauran dan hotel untuk pakan ternak. Kemungkinan karena kerja di restaurant, ada sisa makanan dibawa pulang,” bebernya.
Sri Rahayu menambahkan, Bangli dikenal sebagai sentral peternak babi, sejauh ini belum ada laporan terkait serangan virus ASF. “Peternak kami harapkan menjaga kebersihan kandang dan wajib menerapkan prosedur biosecurity,” pintanya. *esa
1
Komentar