Proyek PPI Makin Tertimbun Pasir
Kondisi palinggih yang dibangun di bagian tengah juga tertimbun pasir.
SEMARAPURA, NusaBali
Gelombang tinggi beberapa waktu lalu pada pantai di Klungkung mengakibatkan proyek Pusat Pendaratan Ikan (PPI) di pesisir Pantai Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, makin tertimbun pasir. Proyek yang menelan biaya Rp 16 miliar ini, kian tenggelam oleh pasir laut.
Bangunan utama proyek PPI tersebut kini sudah rusak pada bagian atapnya, dan tembok panyengker di sisi timur jebol hanyut dihantam gelombang. Kondisi palinggih yang dibangun di bagian tengah juga tertimbun pasir. Break water (pemecah gelombang) juga terlihat sudah berantakan diterjang gelombang. Kini tempat tersebut kerap dijadikan tempat berteduh bagi pemancing, termasuk sejumlah pasangan remaja kerap duduk bersantai gedung di PPI tersebut.
Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (PPK) Klungkung Gusti Ngurah Badiwangsa tidak menampik kondisi tersebut. Sejatinya dari dari Pemkab sudah merencanakan menindaklanjuti desain breakwater tersebut. Namun, turun surat mengenai pelimpahan kewenangan kepada provinsi. Kecuali tempat pelelangan ikan masih berada di bawah kabupaten. “Pelimpahan PPI ini baru kami ajukan kepada Sekkab Klungkung Gede Putu Winastra,” ujarnya saat ditemui Kamis (28/7).
Dalam kesempatan itu, Badiwangsa juga mengaku capek membicarakan PPI, dengan dalih agak sulit mendapatkan dana. “Tidak usah membicarakan PPI terus,” katanya. Sementara PPI ini sudah dibangun sejak 2012 silam, anggaran yang dihabiskan juga cukup tinggi. Sayangkan hingga Juli 2016 ini belum bisa beroperasi. * w
Gelombang tinggi beberapa waktu lalu pada pantai di Klungkung mengakibatkan proyek Pusat Pendaratan Ikan (PPI) di pesisir Pantai Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, makin tertimbun pasir. Proyek yang menelan biaya Rp 16 miliar ini, kian tenggelam oleh pasir laut.
Bangunan utama proyek PPI tersebut kini sudah rusak pada bagian atapnya, dan tembok panyengker di sisi timur jebol hanyut dihantam gelombang. Kondisi palinggih yang dibangun di bagian tengah juga tertimbun pasir. Break water (pemecah gelombang) juga terlihat sudah berantakan diterjang gelombang. Kini tempat tersebut kerap dijadikan tempat berteduh bagi pemancing, termasuk sejumlah pasangan remaja kerap duduk bersantai gedung di PPI tersebut.
Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (PPK) Klungkung Gusti Ngurah Badiwangsa tidak menampik kondisi tersebut. Sejatinya dari dari Pemkab sudah merencanakan menindaklanjuti desain breakwater tersebut. Namun, turun surat mengenai pelimpahan kewenangan kepada provinsi. Kecuali tempat pelelangan ikan masih berada di bawah kabupaten. “Pelimpahan PPI ini baru kami ajukan kepada Sekkab Klungkung Gede Putu Winastra,” ujarnya saat ditemui Kamis (28/7).
Dalam kesempatan itu, Badiwangsa juga mengaku capek membicarakan PPI, dengan dalih agak sulit mendapatkan dana. “Tidak usah membicarakan PPI terus,” katanya. Sementara PPI ini sudah dibangun sejak 2012 silam, anggaran yang dihabiskan juga cukup tinggi. Sayangkan hingga Juli 2016 ini belum bisa beroperasi. * w
Komentar