Tanamkan Tanggung Jawab, Sediakan ‘Air Kejujuran’ di Setiap Kelas
Ni Made Sudastri SPd MPd, Kepala Sekolah Inspiratif dari SDN 1 Baler Bale Agung, Jembrana
Dalam mendukung pembelajaran hidup sehat, para siswa SDN 1 Baler Bale Agung sepekan sekali diajak lakukan program ‘Jumat Berantas Jentik’, dengan terjun langsung ke rumah-rumah warga
NEGARA, NusaBali
Selain menerapkan berbagai program inovatif dalam bidang pembelajaran bidang akademik, Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Ni Made Sudastri SPd MPd, 47, juga membuat beberapa terobosan untuk mengajarkan para siswa bertanggung jawab dan sekaligus menjaga kebersihkan lingkungan dan. Salah satunya, program ‘Air Kejujuran’.
Program ‘Air Kejujuran’ ini adalah menyediakan air galon yang dikelola langsung para siswa di masing-masing kelas, dengan tujuan mengurangi timbulan sampah plastik. Program ‘Air Kejujuran’ yang diterapkan mulai tahun 2018 ini sekaligus mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab dan memupuk semangat gotong-royong.
Untuk mengambil ‘Air Kejujuran’, para siswa diajarkan menaruh uang secara sukarela pada kotak di sebelah galon yang berisi tulisan ‘saksi’. Nah, uang yang terkumpul dari para siswa lalu dimasukkan sebagai kas kelas dan digunakan kembali untuk membeli air, menata ruang kelas, dan sebagainya.
Menurut Made Sudastri, besaran uang yang harus ditaruh siswa saat ngambil ‘air kejujuran’ tidak ada patokan. Nominalnya sukarela, bisa Rp 1.000 atau Rp 2.000. Yang mengelola program ini juga langsung para siswa. Untuk menerapkan program ‘Air Kejujuran’ ini, pihak sekolah sudah korrdinasi dengan para wali siswa di masing-masing kelas.
“Dalam menjalankan program ‘Air Kejujuran’ ini, kami minta para siswa membawa bekal air dari rumah. Kalau air sudah habis, jadi hanya perlu mengambil air di kelas, sehingga tidak harus beli air kemasan. Ini penting untuk mengurangi sampah plastik,” jelas Made Sudastri saat ditemui NusaBali di SDN 1 Baler Bale (BB) Agung, Senin (30/11) lalu.
Sudastri menyebutkan, uang kas kelas yang terkumpul dari program ‘Air Kejujuran’ bukan hanya digunakan untuk membeli air kembali dan menata ruang kelas. Selain itu, juga biasa dimanfaatkan sebagai uang sumbangan kepada siswa yang terkena musibah, sakit, atau mereka yang kurang mampu secara ekonomi. “Kalau PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SD, kita memang tidak sampai menyedikan kuota khusus untuk siswa kurang mampu. Tetapi, kita menggunakan zonasi, sehingga di setiap kelas pasti ada siswa kurang mampu. Nah, uang kas kelas itulah yang biasa digunakan anak-anak untuk membantu temannya,” tandas Sudastri.
Selain program ‘Air Kejujuran’, Sudastri juga mangajarkan siswa SDN 1 BB Agung memilah sampah. Maka, di masing-masing kelas sudah tersedia tempat sampah terpadu, yang terbagi menjadi tiga kelompok: khusus untuk sampah organik, sampah plastik, dan sampah metal (kaca). Tempat sampah terpadu ini merupakan partipasi dari para alumni SDN 1 BB Agung.
“Untuk sampah organik, kami olah menjadi pupuk cairan organik dengan bak pengolahan sampah organik yang kami miliki. Sedangkan yang sampah anorganik, anak-anak jual ke bank sampah, melalui kerjasama dengan bank sampah dari kelurahan, di mana hasil penjualannya dimasukan uang kas kelas,” jelas kepala sekolah yang pernah dapat kesempatan mengikuti program pertukaran budaya ke Jepang, pasca sukses jadi pemenang Lomba Bali & Kanaya Internasional Art Week Tahun 2013 dan 2015 ini.
Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan asri, Sudastri mengaku banyak dibantu Yayasan IDEP dari Gianyar. Selain membantu pengadaan tanaman, Yayasan IDEP ini juga sempat memeberikan bantuan sumur imbuhan, yang berfungsi sebagai tempat resapan air untuk tanaman di sekolah dan menanggulangi banjir.
“Kebetulan, kami juga ada MoU dengan Yayasan IDEP. Dulunya Yayasan IDEP ini sempat membuat programkan edukasi daur ulang sampah, di mana sekolah kami ikut mengajak anak-anak sebagai pesarta. Dari sana terjalin hubungan baik, sehingga sekolah kami sering dibantu,” papar guru kelahiran 4 Maret 1972 asal Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana ini.
Sementara itu, dalam mendukung pembelajaran hidup sehat, SDN 1 BB Agung juga bikin MoU dengan Puskesmas I Negara. Salah satu implentasi dari MoU itu adalah program ‘Jumat Asik’ atau Jumat Berantas Jentik, dengan mengajak para siswa terjun langsung memberantas jentik nyamuk ke rumah-rumah warga. Melalui MoU dengan Puskesmas itu, biasanya diundang petugas dari Puskesmas untuk mengisi ‘Kelas Inspirasi’.
Kelas Ispirasi itu sendiri merupakan kelas khusus bagi anak-anak AND 1 BB Agung untuk lebih mengenal dunia luar. “Biasanya, ‘Kelas Inspirasi’ yang jalan mulai tahun 2018 ini kami laksankan saat jeda semeter di bulan Maret dan bulan September,” jelas Sudastri.
Selain mengundang dari pihak Puksemas, dalam menjalankan program ‘Kelas Inspirasi’, SDN 1 BB Agung juga biasa menghadirkan berbagai instansi terkait. Termasuk menghadirkan para orangtua siswa dari berbagai latar belakang profesi, dengan tujuan memotivasi dan menginspirasi peserta didik agar termotivasi untuk berprestasi setinggi-tingginya.
“Di samping dari instansi-instansi serperti kepolisian dan TNI, kami jga biasa undang petugas BPBD (Banda Penanggulangan Bencana Daerah) dan kalangan alumni, sebagai ajang untuk berbagi dan pengenalan kepada anak-anak,” terang ibu dua anak dari perniakahannya dengan Kade Suasnawa, 49, Staf Bagian Perlengkapan Setda Kabupaten Jembrana ini.
Sementara, untuk mengisi jeda semeter di bulan Maret dan September, dilaksanakan berbagai kegiatan di luar kelas. Misalnya, menggelar permaian tradisonal, mengajak siswa berekreasi sambil belajar ke sejumlah intansi ataupun tempat tertentu, sebagaimana yang dilakukan belum lama ini di mana siswa SDN 1 BB Agung diajak ke salah satu tempat pengalengan ikan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara dan Museum Manusia Purba Gilimanuk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana.
“Kalau jeda semester, kan tidak ada kegiatan belajar, Jadi, ya kami isi dengan ‘Kelas Inspirasi’ dan mengajak anak-anak bermain sambil belajar di luar kelas,” tegas Sudastri, yang berhasil memperahankan predikat SDN 1 BB Agung sebagai SD Rujukan di Kabupaten Jembrana.
SDN 1 BB Agung sendiri saat ini memiliki 284 siswa. Mereka ditangani oleh 14 guru pengajar, dengan rincian 7 guru PNS dan 7 guru non PNS. Made Sudastri pegang tampuk kepemimpinan (Kasek) SDN 1 BB Agung sejak dipindahkan dari SDN 3 Kaliakah, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara tahun 2016 lalu. Di bawah kepemimpinan Sudasti, SDN 1 BB Agung memperoleh penghargaan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA) Tingkat Nasional Tahun 2019, selain juga predikat ‘The Best Choice Elementary School in Guality Education Program of The Year 2019’. *ode
Program ‘Air Kejujuran’ ini adalah menyediakan air galon yang dikelola langsung para siswa di masing-masing kelas, dengan tujuan mengurangi timbulan sampah plastik. Program ‘Air Kejujuran’ yang diterapkan mulai tahun 2018 ini sekaligus mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab dan memupuk semangat gotong-royong.
Untuk mengambil ‘Air Kejujuran’, para siswa diajarkan menaruh uang secara sukarela pada kotak di sebelah galon yang berisi tulisan ‘saksi’. Nah, uang yang terkumpul dari para siswa lalu dimasukkan sebagai kas kelas dan digunakan kembali untuk membeli air, menata ruang kelas, dan sebagainya.
Menurut Made Sudastri, besaran uang yang harus ditaruh siswa saat ngambil ‘air kejujuran’ tidak ada patokan. Nominalnya sukarela, bisa Rp 1.000 atau Rp 2.000. Yang mengelola program ini juga langsung para siswa. Untuk menerapkan program ‘Air Kejujuran’ ini, pihak sekolah sudah korrdinasi dengan para wali siswa di masing-masing kelas.
“Dalam menjalankan program ‘Air Kejujuran’ ini, kami minta para siswa membawa bekal air dari rumah. Kalau air sudah habis, jadi hanya perlu mengambil air di kelas, sehingga tidak harus beli air kemasan. Ini penting untuk mengurangi sampah plastik,” jelas Made Sudastri saat ditemui NusaBali di SDN 1 Baler Bale (BB) Agung, Senin (30/11) lalu.
Sudastri menyebutkan, uang kas kelas yang terkumpul dari program ‘Air Kejujuran’ bukan hanya digunakan untuk membeli air kembali dan menata ruang kelas. Selain itu, juga biasa dimanfaatkan sebagai uang sumbangan kepada siswa yang terkena musibah, sakit, atau mereka yang kurang mampu secara ekonomi. “Kalau PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SD, kita memang tidak sampai menyedikan kuota khusus untuk siswa kurang mampu. Tetapi, kita menggunakan zonasi, sehingga di setiap kelas pasti ada siswa kurang mampu. Nah, uang kas kelas itulah yang biasa digunakan anak-anak untuk membantu temannya,” tandas Sudastri.
Selain program ‘Air Kejujuran’, Sudastri juga mangajarkan siswa SDN 1 BB Agung memilah sampah. Maka, di masing-masing kelas sudah tersedia tempat sampah terpadu, yang terbagi menjadi tiga kelompok: khusus untuk sampah organik, sampah plastik, dan sampah metal (kaca). Tempat sampah terpadu ini merupakan partipasi dari para alumni SDN 1 BB Agung.
“Untuk sampah organik, kami olah menjadi pupuk cairan organik dengan bak pengolahan sampah organik yang kami miliki. Sedangkan yang sampah anorganik, anak-anak jual ke bank sampah, melalui kerjasama dengan bank sampah dari kelurahan, di mana hasil penjualannya dimasukan uang kas kelas,” jelas kepala sekolah yang pernah dapat kesempatan mengikuti program pertukaran budaya ke Jepang, pasca sukses jadi pemenang Lomba Bali & Kanaya Internasional Art Week Tahun 2013 dan 2015 ini.
Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan asri, Sudastri mengaku banyak dibantu Yayasan IDEP dari Gianyar. Selain membantu pengadaan tanaman, Yayasan IDEP ini juga sempat memeberikan bantuan sumur imbuhan, yang berfungsi sebagai tempat resapan air untuk tanaman di sekolah dan menanggulangi banjir.
“Kebetulan, kami juga ada MoU dengan Yayasan IDEP. Dulunya Yayasan IDEP ini sempat membuat programkan edukasi daur ulang sampah, di mana sekolah kami ikut mengajak anak-anak sebagai pesarta. Dari sana terjalin hubungan baik, sehingga sekolah kami sering dibantu,” papar guru kelahiran 4 Maret 1972 asal Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana ini.
Sementara itu, dalam mendukung pembelajaran hidup sehat, SDN 1 BB Agung juga bikin MoU dengan Puskesmas I Negara. Salah satu implentasi dari MoU itu adalah program ‘Jumat Asik’ atau Jumat Berantas Jentik, dengan mengajak para siswa terjun langsung memberantas jentik nyamuk ke rumah-rumah warga. Melalui MoU dengan Puskesmas itu, biasanya diundang petugas dari Puskesmas untuk mengisi ‘Kelas Inspirasi’.
Kelas Ispirasi itu sendiri merupakan kelas khusus bagi anak-anak AND 1 BB Agung untuk lebih mengenal dunia luar. “Biasanya, ‘Kelas Inspirasi’ yang jalan mulai tahun 2018 ini kami laksankan saat jeda semeter di bulan Maret dan bulan September,” jelas Sudastri.
Selain mengundang dari pihak Puksemas, dalam menjalankan program ‘Kelas Inspirasi’, SDN 1 BB Agung juga biasa menghadirkan berbagai instansi terkait. Termasuk menghadirkan para orangtua siswa dari berbagai latar belakang profesi, dengan tujuan memotivasi dan menginspirasi peserta didik agar termotivasi untuk berprestasi setinggi-tingginya.
“Di samping dari instansi-instansi serperti kepolisian dan TNI, kami jga biasa undang petugas BPBD (Banda Penanggulangan Bencana Daerah) dan kalangan alumni, sebagai ajang untuk berbagi dan pengenalan kepada anak-anak,” terang ibu dua anak dari perniakahannya dengan Kade Suasnawa, 49, Staf Bagian Perlengkapan Setda Kabupaten Jembrana ini.
Sementara, untuk mengisi jeda semeter di bulan Maret dan September, dilaksanakan berbagai kegiatan di luar kelas. Misalnya, menggelar permaian tradisonal, mengajak siswa berekreasi sambil belajar ke sejumlah intansi ataupun tempat tertentu, sebagaimana yang dilakukan belum lama ini di mana siswa SDN 1 BB Agung diajak ke salah satu tempat pengalengan ikan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara dan Museum Manusia Purba Gilimanuk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana.
“Kalau jeda semester, kan tidak ada kegiatan belajar, Jadi, ya kami isi dengan ‘Kelas Inspirasi’ dan mengajak anak-anak bermain sambil belajar di luar kelas,” tegas Sudastri, yang berhasil memperahankan predikat SDN 1 BB Agung sebagai SD Rujukan di Kabupaten Jembrana.
SDN 1 BB Agung sendiri saat ini memiliki 284 siswa. Mereka ditangani oleh 14 guru pengajar, dengan rincian 7 guru PNS dan 7 guru non PNS. Made Sudastri pegang tampuk kepemimpinan (Kasek) SDN 1 BB Agung sejak dipindahkan dari SDN 3 Kaliakah, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara tahun 2016 lalu. Di bawah kepemimpinan Sudasti, SDN 1 BB Agung memperoleh penghargaan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA) Tingkat Nasional Tahun 2019, selain juga predikat ‘The Best Choice Elementary School in Guality Education Program of The Year 2019’. *ode
Komentar