16 Hari Hilang, Balita Tewas Tanpa Kepala
Ditemukan 4,5 km dari lokasi penitipan, orangtua akan polisikan pengurus Day Care
SAMARINDA, NusaBali
Teka-teki hilangnya balita Yusuf Ahmad Ghazali (4) dari tempat day care dan Paud sejak 22 November lalu akhirnya terjawab. Hal itu setelah Yusuf ditemukan tewas tanpa kepala di parit Jl Antasari Samarinda, Kaltim sejauh 4,5 km dari lokasi penitipan, pada pukul 05.30 Wita, Minggu (8/12).
Balita Yusuf dititipkan orang tuanya pada 22 November di day care yang juga Paud di Jl AW Syahranie, Samarinda. Sekitar pukul 15.00 Wita, Yusuf bermain di ruang jaga bersama 6 orang anaknya. Ada dua orang yang menjaga bersama kepala sekolah Mardiana yakni Bunda Marlina dan Yanti.
Sore itu, salah seorang guru meninggalkan para balita untuk ke toilet. Satu guru lainnya membuat susu. Hanya berselang menit, balita Yusuf menghilang.
“Kami langsung bingung mencari Yusuf, setiap ruangan dicari Yusuf tidak ketemu," kata Mardiana. Kondisi pagar saat itu tertutup. Mardiana menyebut hanya pintu kantor yang menghubungkan dengan ruang tempat bermain balita Yusuf yang terbuka. Saluran got juga sempat diperiksa. Tapi hasilnya nihil hingga akhirnya Yusuf ditemukan tewas tanpa kepala Minggu (8/12).
Ditemui di rumah duka, ayah Yusuf, Bambang Sulistyo mengatakan, pihaknya tidak terima dengan cara kerja day care tersebut. Dia tidak percaya dengan pengakuan Paud yang mengatakan Yusuf hilang berselang 5 menit dari pengawasan.
"Saya bapaknya, saya berencana menggugat PAUD tersebut ke ranah pidana karena lalai menjalankan tugas menjaga anak didiknya," kata Bambang, saat diwawancara di kediamannya, Jl Gunung Lingai, Samarinda Utara, Kaltim, (9/12) seperti dilansir detik.
Mardiana mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini. Dia menjelaskan, sebelum hilang korban duduk di ujung pintu menuju ke kamar mandi. Di sebelahnya ada bunda Yanti yang sedang menjaga seorang bayi.
"Entah bagaimana ia keluar saat bunda Marlina pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air memandikan para balita sementara satu lainnya menjaga satu bayi yang sedang menangis, saat itulah kemudian Yusuf menghilang, dan kejadianya begitu cepat kurang dari lima menit korban hilang, dan saya sempat mengejar korban hingga ke tepi jalan yang saat itu memang sedang becek karena habis hujan," jelas Diana.
Mardiana menduga anak ini dijemput sesorang namun dirinya tak tahu sosok penjemputnya. Namun polisi meyakini tak ada yang menjemput balita Yusuf.
"Sejauh ini dari fakta yang ada, tidak ada yang menjemput," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa saat dihubungi, Senin (9/12).
Dugaan sementara polisi, balita Yusuf masuk ke parit yang jaraknya 20-30 meter dari PAUD. Lebar parit sekitar 1 meter.
"Ada parit cukup lebar 1 meteran, tinggi sepaha orang dewasa. Kurang-lebih jaraknya 20-30 meter dari pagar (PAUD) dan saat (kejadian) itu, sehabis hujan cukup deras," ujar Damus Assa.
Polisi juga membantah penegasan Mardiana yang menyebut pagar halaman PAUD tertutup saat kejadian. Dari keterangan yang dikumpulkan polisi, pagar PAUD justru terbuka.
"Sejauh ini pagar terbuka," katanya. Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian balita tanpa kepala di parit Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Warga sekitar menjelaskan, di parit tempat penemuan jasad Yusuf banyak biawak dan hewan pemakan daging lainnya.
"Di saat penyisiran, kami temukan banyak biawak," kata warga sekitar, Joko, yang ikut mencari potongan tubuh korban di Parit, Jl Antasari, Samarinda, Kaltim, Senin (9/12). *
Balita Yusuf dititipkan orang tuanya pada 22 November di day care yang juga Paud di Jl AW Syahranie, Samarinda. Sekitar pukul 15.00 Wita, Yusuf bermain di ruang jaga bersama 6 orang anaknya. Ada dua orang yang menjaga bersama kepala sekolah Mardiana yakni Bunda Marlina dan Yanti.
Sore itu, salah seorang guru meninggalkan para balita untuk ke toilet. Satu guru lainnya membuat susu. Hanya berselang menit, balita Yusuf menghilang.
“Kami langsung bingung mencari Yusuf, setiap ruangan dicari Yusuf tidak ketemu," kata Mardiana. Kondisi pagar saat itu tertutup. Mardiana menyebut hanya pintu kantor yang menghubungkan dengan ruang tempat bermain balita Yusuf yang terbuka. Saluran got juga sempat diperiksa. Tapi hasilnya nihil hingga akhirnya Yusuf ditemukan tewas tanpa kepala Minggu (8/12).
Ditemui di rumah duka, ayah Yusuf, Bambang Sulistyo mengatakan, pihaknya tidak terima dengan cara kerja day care tersebut. Dia tidak percaya dengan pengakuan Paud yang mengatakan Yusuf hilang berselang 5 menit dari pengawasan.
"Saya bapaknya, saya berencana menggugat PAUD tersebut ke ranah pidana karena lalai menjalankan tugas menjaga anak didiknya," kata Bambang, saat diwawancara di kediamannya, Jl Gunung Lingai, Samarinda Utara, Kaltim, (9/12) seperti dilansir detik.
Mardiana mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini. Dia menjelaskan, sebelum hilang korban duduk di ujung pintu menuju ke kamar mandi. Di sebelahnya ada bunda Yanti yang sedang menjaga seorang bayi.
"Entah bagaimana ia keluar saat bunda Marlina pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air memandikan para balita sementara satu lainnya menjaga satu bayi yang sedang menangis, saat itulah kemudian Yusuf menghilang, dan kejadianya begitu cepat kurang dari lima menit korban hilang, dan saya sempat mengejar korban hingga ke tepi jalan yang saat itu memang sedang becek karena habis hujan," jelas Diana.
Mardiana menduga anak ini dijemput sesorang namun dirinya tak tahu sosok penjemputnya. Namun polisi meyakini tak ada yang menjemput balita Yusuf.
"Sejauh ini dari fakta yang ada, tidak ada yang menjemput," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa saat dihubungi, Senin (9/12).
Dugaan sementara polisi, balita Yusuf masuk ke parit yang jaraknya 20-30 meter dari PAUD. Lebar parit sekitar 1 meter.
"Ada parit cukup lebar 1 meteran, tinggi sepaha orang dewasa. Kurang-lebih jaraknya 20-30 meter dari pagar (PAUD) dan saat (kejadian) itu, sehabis hujan cukup deras," ujar Damus Assa.
Polisi juga membantah penegasan Mardiana yang menyebut pagar halaman PAUD tertutup saat kejadian. Dari keterangan yang dikumpulkan polisi, pagar PAUD justru terbuka.
"Sejauh ini pagar terbuka," katanya. Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian balita tanpa kepala di parit Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Warga sekitar menjelaskan, di parit tempat penemuan jasad Yusuf banyak biawak dan hewan pemakan daging lainnya.
"Di saat penyisiran, kami temukan banyak biawak," kata warga sekitar, Joko, yang ikut mencari potongan tubuh korban di Parit, Jl Antasari, Samarinda, Kaltim, Senin (9/12). *
Komentar