8.000 Babi Makan Limbah Hotel dan Restoran
Sebanyak 8.000 ekor babi di Kota Denpasar selama ini ternyata menggunakan pakan dari sisa hotel, restoran, katering, dan limbah dari bandara.
DENPASAR, NusaBali
Sedikitnya, di Ibukota Provinsi Bali ini terdapat sekitar 12.000 ternak babi yang tersebar di empat kecamatan. Namun sayang, dari 12.000 ternak babi tersebut, hanya sebanyak 4.000 babi yang memakan pakan ternak khusus babi.
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kota Denpasar, drh I Made Ngurah Sugiri ditemui di Rumah Potong Hewan (RPH) Denpasar, Rabu (11/12). Dikatakannya, di Denpasar meskipun sebagai kota metropolitan, tetapi banyak mempunyai kelompok-kelompok ternak babi yang tersebar di empat kecamatan.
Sayangnya, kebanyakan dari peternak-peternak babi tersebut menggunakan limbah hotel, restoran maupun limbah bandara untuk pakan ternak mereka. “Dari sekitar 12.000 populasi ternak babi, sebanyak 8. 000 ternak babi memakan limbah hotel dan restoran,” ungkapnya.
Mengingat banyaknya peternak babi yang menggunakan limbah hotel dan restoran untuk pakan ternak mereka, pihaknya pun menghimbau agar peternak dapat memberikan pakan tersebut secara benar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya yakni dengan memasak pakan limbah hotel tersebut.
Kata dia, setidaknya pemilik ternak harus bisa mengolah makanan ternak sebelum langsung diberikan ke ternak mereka. Sebab, selama ini sebagian besar para peternak tidak melakukan pengolahan atau merebus makanan ternak tersebut setelah diambil dari hotel, restoran, katering, maupun dari limbah bandara.
Setidaknya, kata Sugiri, peternak sebelum memberikan makanan pada peliharaan mereka harus dimasak selama 30 menit dengan suhu panas 70 derajat celcius. “Dari pengecekan di lapangan ternyata banyak peternak tidak memasak pakan limbah tersebut. Padahal semestinya harus dimasak. Memasaknya yakni dengan suhu 70 derajat selama 30 menit. Kalau sudah begitu pasti aman,” ujarnya.*mis
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kota Denpasar, drh I Made Ngurah Sugiri ditemui di Rumah Potong Hewan (RPH) Denpasar, Rabu (11/12). Dikatakannya, di Denpasar meskipun sebagai kota metropolitan, tetapi banyak mempunyai kelompok-kelompok ternak babi yang tersebar di empat kecamatan.
Sayangnya, kebanyakan dari peternak-peternak babi tersebut menggunakan limbah hotel, restoran maupun limbah bandara untuk pakan ternak mereka. “Dari sekitar 12.000 populasi ternak babi, sebanyak 8. 000 ternak babi memakan limbah hotel dan restoran,” ungkapnya.
Mengingat banyaknya peternak babi yang menggunakan limbah hotel dan restoran untuk pakan ternak mereka, pihaknya pun menghimbau agar peternak dapat memberikan pakan tersebut secara benar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya yakni dengan memasak pakan limbah hotel tersebut.
Kata dia, setidaknya pemilik ternak harus bisa mengolah makanan ternak sebelum langsung diberikan ke ternak mereka. Sebab, selama ini sebagian besar para peternak tidak melakukan pengolahan atau merebus makanan ternak tersebut setelah diambil dari hotel, restoran, katering, maupun dari limbah bandara.
Setidaknya, kata Sugiri, peternak sebelum memberikan makanan pada peliharaan mereka harus dimasak selama 30 menit dengan suhu panas 70 derajat celcius. “Dari pengecekan di lapangan ternyata banyak peternak tidak memasak pakan limbah tersebut. Padahal semestinya harus dimasak. Memasaknya yakni dengan suhu 70 derajat selama 30 menit. Kalau sudah begitu pasti aman,” ujarnya.*mis
Komentar