Satu Keluarga Terpaksa Ngungsi ke Kandang Kerbau
Angin Puting Beliung Terjang Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya
Bencana angin puting beliung (ngelinus) terjang kawasan pemukiman warga di Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Kamis (12/12) sore.
NEGARA, NusaBali
Meski tidak ada korban jiwa, namun angin berpusar ini merusak 18 ba-ngunan rumah milik 11 kepala keluarga (KK). Bahkan, satu keluarga terpaksa harus mengungsi tidur di kandang kerbau.
Sebelum bencana puting beliung menerjang, Kamis sore pukul 17.00 Wita, kondisi cuaca di Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya dalam kondisi mendung dan beberapa kali terdengar suara petir, yang menandankan akan turun hujan. Nah, bersamaan dengan turunnya hujan pertama di Banjar Berawantangi pasca kemarau panjang, tiba-tiba muncul angin puting beliung menerjang belasan rumah warga setempat.
Dalam sekejap, ada 18 bangunan di rumah milik 11 KK yang porakporanda diterjang putting beliung. Kerusakan terparah menimpa rumah keluarga pasangan I Ketut Sunika, 45, dan Sayu Putu Luwih, 43. Bahkan, mereka sekeluarga harus mengungsi tidur di kandang kerbau, pasca rumahnya porakporanda.
Beruntung, keluarga Ketut Sunika selamat dari maut tanpa terluka, karena sempat berlindung ke tempat aman. “Angingnya mengamuk sebentar saja, tidak sampai 3 menit. Begitu tahu ada angin kencang, saya sama istru langsung keluar. Setelah kami berada di luar, tiba-tiba atap rumah berterbangan,” kenang Ketut Sunika didampingi istrinya, Sayu Putu Luwih, 43, saat ditemui NusaBali di rumahnya yang hancur, Jumat (13/12).
Selain merontokkan genteng dan terbangkan atap rumahnya, angin ngelinus sore itu juga memporakporandakan atap dapur keluarga Ketut Sunika yang berbahan asbes. Bukan hanya itu, salah satu bangunan gudang semi permanen di sebelah dapur rumahnya juga hancur.
Menurut Ketut Sunika, tembok kamar tidurnya juga roboh di beberapa titik. Begitu juga tembok luar rumahnya, mengalami retak di beberapa titik hingga miring dan nyaris ambruk. Karena rumjahnya hancur, Ketut Sunika bersama keluarganya terpaksa mengungsi ke kandang kerbau.
“Karena tembok rumah sudah miring begitu, saya sama istri tidak berani tidur di dalam. Makanya, kami terpaksa tidur di kandang kerbau,” keluh Ketut Sunika, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan dan ngadas (melihara hewan milik orang yang hasilnya dibagi) kerbau.
Sampai Jumat malam, keluarga Ketut Sunika belum bisa menempati rumahnya yang porakporanda. Mereka tetap ngungsi, namun beralih tidur di bangunan dapur yang atapnya ambruk. Kebetulan, Jumat kemarin ada bantuan terpal dan bantuan tenaga dari pihak BPBD Jembrana bersama jajaran Polsek Melaya dan Polres Jembrana, untuk membersihkan puing-puing kehancuran di rumah Ketut Sunika.
“Rencananya, nanti atap dapur saya pasangi terpal. Tetapi, lihat kondisi juga. Kalau ternyata nanti hujan lagi, ya mending kami tetap tidur di kandang kerbau ini, biar lebih aman,” papar Ketut Sunika seraya mengharapan segera bisa mendapat bantuan untuk perbaikan rumahnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan sesuai hasil pendataan jajaranya bersama aparat Desa Tukadaya, bencana angin puting beliung di Banjar Berwantangi menyebabkan kerusakan 18 bangunan di rumah milik 11 KK. Selain kerusakan pada atap rumah maupun dapur, juga terdata kerusakan palinggih (bangunan suci) di dua rumah warga, yakni milik keluarga I Made Sutama dan keluarga I Made Somayasa.
Menurut Eko Susila, kerusakan terparah terjadi di rumah keluarga Ketut Sunika, yang rumahnya tidak bisa ditempati, sehingga pemiliknya harus tidur di kandang kerbau. “Untuk sementara, kami sudah berikan bantuan terpal, juga kami bantu langsung pasang bersama petugas kepolisian dan warga, pagi tadi,” ungkap Eko Susila.
“Sesuai pendataan kami, total kerugian akibat kerusakan bangunan di rumah 11 KK diperkirakan itu mencapai sekitar Rp 90 juta. Ini sudah kami laporkan ke provinsi. Mudah-mudahan, nanti bisa segera dicarikan bantuan, terutama untuk keluarga yang sampai harus tidur di kandang kerbau itu. Syukurnya, tidak ada korban jiwa mupun terluka dalam bencana puting beliung ini,” tandas Eko Susila. *ode
Sebelum bencana puting beliung menerjang, Kamis sore pukul 17.00 Wita, kondisi cuaca di Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya dalam kondisi mendung dan beberapa kali terdengar suara petir, yang menandankan akan turun hujan. Nah, bersamaan dengan turunnya hujan pertama di Banjar Berawantangi pasca kemarau panjang, tiba-tiba muncul angin puting beliung menerjang belasan rumah warga setempat.
Dalam sekejap, ada 18 bangunan di rumah milik 11 KK yang porakporanda diterjang putting beliung. Kerusakan terparah menimpa rumah keluarga pasangan I Ketut Sunika, 45, dan Sayu Putu Luwih, 43. Bahkan, mereka sekeluarga harus mengungsi tidur di kandang kerbau, pasca rumahnya porakporanda.
Beruntung, keluarga Ketut Sunika selamat dari maut tanpa terluka, karena sempat berlindung ke tempat aman. “Angingnya mengamuk sebentar saja, tidak sampai 3 menit. Begitu tahu ada angin kencang, saya sama istru langsung keluar. Setelah kami berada di luar, tiba-tiba atap rumah berterbangan,” kenang Ketut Sunika didampingi istrinya, Sayu Putu Luwih, 43, saat ditemui NusaBali di rumahnya yang hancur, Jumat (13/12).
Selain merontokkan genteng dan terbangkan atap rumahnya, angin ngelinus sore itu juga memporakporandakan atap dapur keluarga Ketut Sunika yang berbahan asbes. Bukan hanya itu, salah satu bangunan gudang semi permanen di sebelah dapur rumahnya juga hancur.
Menurut Ketut Sunika, tembok kamar tidurnya juga roboh di beberapa titik. Begitu juga tembok luar rumahnya, mengalami retak di beberapa titik hingga miring dan nyaris ambruk. Karena rumjahnya hancur, Ketut Sunika bersama keluarganya terpaksa mengungsi ke kandang kerbau.
“Karena tembok rumah sudah miring begitu, saya sama istri tidak berani tidur di dalam. Makanya, kami terpaksa tidur di kandang kerbau,” keluh Ketut Sunika, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan dan ngadas (melihara hewan milik orang yang hasilnya dibagi) kerbau.
Sampai Jumat malam, keluarga Ketut Sunika belum bisa menempati rumahnya yang porakporanda. Mereka tetap ngungsi, namun beralih tidur di bangunan dapur yang atapnya ambruk. Kebetulan, Jumat kemarin ada bantuan terpal dan bantuan tenaga dari pihak BPBD Jembrana bersama jajaran Polsek Melaya dan Polres Jembrana, untuk membersihkan puing-puing kehancuran di rumah Ketut Sunika.
“Rencananya, nanti atap dapur saya pasangi terpal. Tetapi, lihat kondisi juga. Kalau ternyata nanti hujan lagi, ya mending kami tetap tidur di kandang kerbau ini, biar lebih aman,” papar Ketut Sunika seraya mengharapan segera bisa mendapat bantuan untuk perbaikan rumahnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan sesuai hasil pendataan jajaranya bersama aparat Desa Tukadaya, bencana angin puting beliung di Banjar Berwantangi menyebabkan kerusakan 18 bangunan di rumah milik 11 KK. Selain kerusakan pada atap rumah maupun dapur, juga terdata kerusakan palinggih (bangunan suci) di dua rumah warga, yakni milik keluarga I Made Sutama dan keluarga I Made Somayasa.
Menurut Eko Susila, kerusakan terparah terjadi di rumah keluarga Ketut Sunika, yang rumahnya tidak bisa ditempati, sehingga pemiliknya harus tidur di kandang kerbau. “Untuk sementara, kami sudah berikan bantuan terpal, juga kami bantu langsung pasang bersama petugas kepolisian dan warga, pagi tadi,” ungkap Eko Susila.
“Sesuai pendataan kami, total kerugian akibat kerusakan bangunan di rumah 11 KK diperkirakan itu mencapai sekitar Rp 90 juta. Ini sudah kami laporkan ke provinsi. Mudah-mudahan, nanti bisa segera dicarikan bantuan, terutama untuk keluarga yang sampai harus tidur di kandang kerbau itu. Syukurnya, tidak ada korban jiwa mupun terluka dalam bencana puting beliung ini,” tandas Eko Susila. *ode
1
Komentar