Putu Randu Naur Sesangi Perbaiki Rumah Orangtua
Pahlawan SEA Games Pulang Kampung
Usai sukses mengantarkan Timnas Voli Putra sabet medali emas SEA Games XXX 2019 di Filipina, I Putu Randu Wahyu Pradana Putra, 25, langsung pulang kampung ke Bali, Jumat (13/12).
JAKARTA, NusaBali
Atlet dengan tinggi badan 191 cm asal Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan ini akan pulang kampung selama sepekan dan sekalian gerilya mencari bibit-bibit potensial untk ditawarkan ke klub-klub Proliga. Pahlawan SEA Games ini juga akan naur sesangi memperbaiki rumah orangtua atas suksesnya sabet medali emas.
Saat dihubungi NusaBali per telepon di Jakarta, Jumat kemarin, Putu Randu Wahyu Pradana mengaku sedang dalam perjalanan pulang ke Bali. "Saat ini saya dalam perjalan pulang ke Bali. Di Bali nanti, saya ingin bertemu keluarga dan keliling mencari bibit-bibit voli potensial," ujar bintang voli asal klub Jakarta BNI 46, yang kesehariannya berdinas sebagai tentara di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta ini.
Putu Randu menyebutkan, teman-temannya sesama asal klub Jakarta BNI 46 sudah langsung berlatih, sejak Kamis (12/12). Sebaliknya, Putu Randu dan pemain Jakarta BNI 46 lainnya yang baru pulang memperkuat tim Indonesia di SEA Games 2019, mendapat jatah libur seminggu. Putu Randu rencananya akan balik ke jakarta dan langsung berlatif, 22 Desember 2019 depan.
Menurut Putu Randu, buat sementara dirinya akan berada di Bali selama sepekan untuk melepas kangen bersama keluarga. Setelah liburan sepekan, anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Nyoman Parwata, 50, dan Ni Putu Sri Harmoni, 46, ini akan balik ke Jakarta untuk menjalani traning camp bersama klubnya, Jakarta BNI 46, sebagai persiapan Proliga 2020.
Selain melepas kangen berama keluarga dan teman-temannya di Desa Bongan, selama sepekan di Bali Putu Randu juga akan gerilya mencari bibit-bibit pemain voli potensial. Dia melakukan itu agar regenerasi pemain voli dari Bali terus berjalan. Nantinya, bibit potensial yang ditemukan di Bali akan ditawarkan Putu Randu kepada klub-klub Proliga di Jawa, termasuk Samator Surabaya (klub yang membesarkan Putu Randu) dan Indomaret Sidoarjo.
“Kalau Klub Samator Surabaya atau Indomaret Sidoarjo merasa cocok dengan bibit pemain voli dari Bali yang saya tawarkan nanti, mereka bisa menggunakannya,” jelas Putu Randu, yang mengawali kariernya gabung di Klub Samator Surabaya tahun 2009 ketika baru lulus SMP.
Putu Randu sendiri bermimpi bisa membangun Sekolah Voli di kampung halamannya, Tabanan. Demi mewujudkan mimpinya itu, kakak dari Ni Kadek Inka Pradnya Pratiwi (karyawati Panin Bank) dan Ni Komang Carissa Ayu Putri (siswi SMP) ini kini tengah getol mengumpulkan dana.
"Mohon doanya agar saya bisa segera mendirikan Sekolah Voli. Nanti yang melatih bisa bapak saya (Nyoman Parwata) atau saya sendiri jika saya nanti tinggal di Bali. Bila tidak, saya bisa mencari pelatih lain," katanya.
Ayah Putu Randu, Nyoman Parwata, adalah mantan atlet voli. Setelah pensiun sebagai atlet, Parwata menjadi pembina olahraga voli di Tabanan. Dia juga menjadi pengurus Pengcab PBVSI Tabanan. Parwata pula yang dulu mengarahkan Putu Randu beraklih ke cabang vola dari semula menggeluti olahraga basket dan sepakbola ketika masih duduk di bangku SMP.
Menurut Putu Randu, seorang atlet jika tidak aktif lagi bertanding, umumkan akan mengarah sebagai pelatih. Begitu pula dengan dirinya. Putu Randu berencana beralih menjadi pelatih ketika kelak tidak aktif sebagai pemain. Dia sendiri yang ingin jadi pelatih di Sekolah Voli yang akan didirikannya. Saat ini, dia masih akan aktif sebagai pemain dalam beberapa tahun lagi.
Mengenai nama Sekolah Voli yang akan dirintisnya nanti, Putu Randu menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan keluarga. Putu Randu tertarik mendirikan Sekolah Voli, karena bibit pemain olahraga rajyat di Bali ini banyak yang bagus. Hanya saja, mamun mereka belum ditangani pelatih yang benar.
Putu Randu Wahyu Pradana merupakan salah satu dari 7 atlet asal Bali yang mempersembahkan medali emas bagi kontingen Indonesia dalam SEA Games 2019. Medali emas diraih diraih atlet kelahiran Denpasar, 15 Januari 1994 ini, ketika tim voli putra mengalahkan tuan rumah Filipina 3-0 (25-21, 27-25, 25-17) dalam tarung final di Philsports Arena Metro Manila, Selasa (10/12) malam.
Sedangkan medali emas lainnya dipersembahkan Gede Siman Sudartawa, perenang asal Klungkung, dari nomor 50 meter gaya punggung putra dan sekaligus pecahkan rekor SEA Games. Sementara dari lintasan atletik, Maria Natalia Londa, 29, sukses sabet medali emas nomor lompat jauh putr. Ratu lointasan atletik asal Denpasar ini berjaya dengan lompatan sejauh 6,47 meter. Selain sabet emas lompat jauh, Maria Londa juga persembahkan medali perak nomor lompat jangkit dengan lompatan 13,60 meter.
Tiga atlet Bali lainnya yang juga sumbang medali emas dalam SEA Games 2019, semuanya dari cabang beladiri judo, masing-masing Ni Kadek Anny Pandini, 26, Gede Agastya Dharma Wardhana, 16, dan Gede Ganding Kalbu Soethama, 23. Kadek Anny Pandini yang turun sebagai juara bertahan di SEA Games 2019 ini, sabet medali emas kelas -57 kg putri, dengan menggungguli pejudo Vietnam, Nguyen Thi Bich Ngoc. Selain medali emas kelas -57 kg, pejudo Anny Pandini juga perse-mbahkan perak di nomor beregu putri.
Sedangkan pejudo Gede Ganding Kalbu Soethama sukses mempersembahkan medali emas dari kelas -100 kg putra, setelah mengalahkan andalan Singapura, Low Yi Long, di babak final. Bukan hanya itu, pejudo asal Denpasar ini juga persembahkan medali perunggu beregu putra.
Sebaliknya, pejudo remaja yang belum genap berusia 17 tahun, Gede Agastya Dharma Wardhana, sukses sabet medali emas kelas +100 kg putra. Bersama Gede Ganding, Gede Agastya Dharma Wardhana juga persembahkan medali perunggu beregu putra di SEA Games 2019.
Ada kabar sejuk bagi peraih medali SEA Games 2019. Atlet peraih medali emas perorangan, seperti Kadek Anny Pandini di judo kelas -57 kg, berhak atas bonus Rp 500 juta. Awalnya, bonus peraih emas perorangan direncanakan hanya Rp 200 juta, namun jumlahnya dilipatgandakan oleh Presiden Jokowi.
Sementara atlet peraih medali emas beregu seperti yang dibukungan Putu Randu Wahyu Pradana, berhak atas bonus Rp 350 juta, setelah nominalnya dilipatkandakan oleh Presiden Jokowi. Semula, atlet peraih medali emas nomor beregu direncanakan hanya mendapat bonus Rp 100 juta.
Putu Randu mengaku sangat bahagia atas kenaikan bonus medali emas beregu dari Rp 100 juta menjadi Rp 350 juta per orang ini. Menurut Putu Randu, bonus tersebut akan dia gunakan untuk kepentingan keluarga. Sebab, dia sempat masesangi (berkaul) sebelum tampil ke SEA Games 2019.
"Saya masesangi akan memperbaiki rumah orangtua di kampung agar lebih nyaman lagi, jika berhasil meraih medali emas SEA Games. Ternyata, saya berhasil sabet medali emas, sehingga harus naur sesangi (bayar kaul),” papar Putu Randu.
“Selain memperbaiki rumah, saya juga akan membantu pendidikan adik kedua saya yang masih SMP. Saya ingin meringankan beban orangtua," lanjut bintang voli yang sudah empat kali membela Indonesia di SEA Games, yakni SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang (sabet medali perak), SEA Games 2013 di Myanmar (sabet medali perak), SEA Games 2015 di Singapura (sabet medali perunggu), dan SEA Games 2019 di Filipina (sabet emas) ini. *k22
Saat dihubungi NusaBali per telepon di Jakarta, Jumat kemarin, Putu Randu Wahyu Pradana mengaku sedang dalam perjalanan pulang ke Bali. "Saat ini saya dalam perjalan pulang ke Bali. Di Bali nanti, saya ingin bertemu keluarga dan keliling mencari bibit-bibit voli potensial," ujar bintang voli asal klub Jakarta BNI 46, yang kesehariannya berdinas sebagai tentara di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta ini.
Putu Randu menyebutkan, teman-temannya sesama asal klub Jakarta BNI 46 sudah langsung berlatih, sejak Kamis (12/12). Sebaliknya, Putu Randu dan pemain Jakarta BNI 46 lainnya yang baru pulang memperkuat tim Indonesia di SEA Games 2019, mendapat jatah libur seminggu. Putu Randu rencananya akan balik ke jakarta dan langsung berlatif, 22 Desember 2019 depan.
Menurut Putu Randu, buat sementara dirinya akan berada di Bali selama sepekan untuk melepas kangen bersama keluarga. Setelah liburan sepekan, anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Nyoman Parwata, 50, dan Ni Putu Sri Harmoni, 46, ini akan balik ke Jakarta untuk menjalani traning camp bersama klubnya, Jakarta BNI 46, sebagai persiapan Proliga 2020.
Selain melepas kangen berama keluarga dan teman-temannya di Desa Bongan, selama sepekan di Bali Putu Randu juga akan gerilya mencari bibit-bibit pemain voli potensial. Dia melakukan itu agar regenerasi pemain voli dari Bali terus berjalan. Nantinya, bibit potensial yang ditemukan di Bali akan ditawarkan Putu Randu kepada klub-klub Proliga di Jawa, termasuk Samator Surabaya (klub yang membesarkan Putu Randu) dan Indomaret Sidoarjo.
“Kalau Klub Samator Surabaya atau Indomaret Sidoarjo merasa cocok dengan bibit pemain voli dari Bali yang saya tawarkan nanti, mereka bisa menggunakannya,” jelas Putu Randu, yang mengawali kariernya gabung di Klub Samator Surabaya tahun 2009 ketika baru lulus SMP.
Putu Randu sendiri bermimpi bisa membangun Sekolah Voli di kampung halamannya, Tabanan. Demi mewujudkan mimpinya itu, kakak dari Ni Kadek Inka Pradnya Pratiwi (karyawati Panin Bank) dan Ni Komang Carissa Ayu Putri (siswi SMP) ini kini tengah getol mengumpulkan dana.
"Mohon doanya agar saya bisa segera mendirikan Sekolah Voli. Nanti yang melatih bisa bapak saya (Nyoman Parwata) atau saya sendiri jika saya nanti tinggal di Bali. Bila tidak, saya bisa mencari pelatih lain," katanya.
Ayah Putu Randu, Nyoman Parwata, adalah mantan atlet voli. Setelah pensiun sebagai atlet, Parwata menjadi pembina olahraga voli di Tabanan. Dia juga menjadi pengurus Pengcab PBVSI Tabanan. Parwata pula yang dulu mengarahkan Putu Randu beraklih ke cabang vola dari semula menggeluti olahraga basket dan sepakbola ketika masih duduk di bangku SMP.
Menurut Putu Randu, seorang atlet jika tidak aktif lagi bertanding, umumkan akan mengarah sebagai pelatih. Begitu pula dengan dirinya. Putu Randu berencana beralih menjadi pelatih ketika kelak tidak aktif sebagai pemain. Dia sendiri yang ingin jadi pelatih di Sekolah Voli yang akan didirikannya. Saat ini, dia masih akan aktif sebagai pemain dalam beberapa tahun lagi.
Mengenai nama Sekolah Voli yang akan dirintisnya nanti, Putu Randu menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan keluarga. Putu Randu tertarik mendirikan Sekolah Voli, karena bibit pemain olahraga rajyat di Bali ini banyak yang bagus. Hanya saja, mamun mereka belum ditangani pelatih yang benar.
Putu Randu Wahyu Pradana merupakan salah satu dari 7 atlet asal Bali yang mempersembahkan medali emas bagi kontingen Indonesia dalam SEA Games 2019. Medali emas diraih diraih atlet kelahiran Denpasar, 15 Januari 1994 ini, ketika tim voli putra mengalahkan tuan rumah Filipina 3-0 (25-21, 27-25, 25-17) dalam tarung final di Philsports Arena Metro Manila, Selasa (10/12) malam.
Sedangkan medali emas lainnya dipersembahkan Gede Siman Sudartawa, perenang asal Klungkung, dari nomor 50 meter gaya punggung putra dan sekaligus pecahkan rekor SEA Games. Sementara dari lintasan atletik, Maria Natalia Londa, 29, sukses sabet medali emas nomor lompat jauh putr. Ratu lointasan atletik asal Denpasar ini berjaya dengan lompatan sejauh 6,47 meter. Selain sabet emas lompat jauh, Maria Londa juga persembahkan medali perak nomor lompat jangkit dengan lompatan 13,60 meter.
Tiga atlet Bali lainnya yang juga sumbang medali emas dalam SEA Games 2019, semuanya dari cabang beladiri judo, masing-masing Ni Kadek Anny Pandini, 26, Gede Agastya Dharma Wardhana, 16, dan Gede Ganding Kalbu Soethama, 23. Kadek Anny Pandini yang turun sebagai juara bertahan di SEA Games 2019 ini, sabet medali emas kelas -57 kg putri, dengan menggungguli pejudo Vietnam, Nguyen Thi Bich Ngoc. Selain medali emas kelas -57 kg, pejudo Anny Pandini juga perse-mbahkan perak di nomor beregu putri.
Sedangkan pejudo Gede Ganding Kalbu Soethama sukses mempersembahkan medali emas dari kelas -100 kg putra, setelah mengalahkan andalan Singapura, Low Yi Long, di babak final. Bukan hanya itu, pejudo asal Denpasar ini juga persembahkan medali perunggu beregu putra.
Sebaliknya, pejudo remaja yang belum genap berusia 17 tahun, Gede Agastya Dharma Wardhana, sukses sabet medali emas kelas +100 kg putra. Bersama Gede Ganding, Gede Agastya Dharma Wardhana juga persembahkan medali perunggu beregu putra di SEA Games 2019.
Ada kabar sejuk bagi peraih medali SEA Games 2019. Atlet peraih medali emas perorangan, seperti Kadek Anny Pandini di judo kelas -57 kg, berhak atas bonus Rp 500 juta. Awalnya, bonus peraih emas perorangan direncanakan hanya Rp 200 juta, namun jumlahnya dilipatgandakan oleh Presiden Jokowi.
Sementara atlet peraih medali emas beregu seperti yang dibukungan Putu Randu Wahyu Pradana, berhak atas bonus Rp 350 juta, setelah nominalnya dilipatkandakan oleh Presiden Jokowi. Semula, atlet peraih medali emas nomor beregu direncanakan hanya mendapat bonus Rp 100 juta.
Putu Randu mengaku sangat bahagia atas kenaikan bonus medali emas beregu dari Rp 100 juta menjadi Rp 350 juta per orang ini. Menurut Putu Randu, bonus tersebut akan dia gunakan untuk kepentingan keluarga. Sebab, dia sempat masesangi (berkaul) sebelum tampil ke SEA Games 2019.
"Saya masesangi akan memperbaiki rumah orangtua di kampung agar lebih nyaman lagi, jika berhasil meraih medali emas SEA Games. Ternyata, saya berhasil sabet medali emas, sehingga harus naur sesangi (bayar kaul),” papar Putu Randu.
“Selain memperbaiki rumah, saya juga akan membantu pendidikan adik kedua saya yang masih SMP. Saya ingin meringankan beban orangtua," lanjut bintang voli yang sudah empat kali membela Indonesia di SEA Games, yakni SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang (sabet medali perak), SEA Games 2013 di Myanmar (sabet medali perak), SEA Games 2015 di Singapura (sabet medali perunggu), dan SEA Games 2019 di Filipina (sabet emas) ini. *k22
1
Komentar