Ratusan Warga Bangli Jadi 'PMI'
Jumlah warga Bangli kerja ke luar negeri setiap tahunnya mengalami peningkatan.
BANGLI, NusaBali
Para pekerja ke luar negeri itu kerap dikenal dengan PMI (Pekerja Migran Indonesia). Dinas Koperasi UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bangli mencatat sebanyak 110 warga Bangli kerja di luar negeri dari bulan Agustus hingga November 2019.
Plt Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bangli, Cok Gede Agung Panji mengatakan, animo warga Bangli bekerja ke luar negeri cukup tinggi. Data dari Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI), dari bulan Agustus sampai November 2019, sebanyak 110 warga Bangli berangkat jadi PMI. Hanya saja Cok Agung Panji mengaku belum memegang data secara keseluruhan warga Bangli yang menjadi PMI. “Data dari bulan Januari sampai Juli belum kami input. Biasanya kami input data jelang tutup tahun,” ungkap Cok Agung Panji, Jumat (13/12).
Negara tujuan PMI yakni Turki, Itali, dan New Zealand. “Kebanyakan PMI yang berkeja di Turki sebagai terapis spa, sedangkan di New Zealand sebagai pekerja petik buah apel. Ada juga yang bekerja di kapal pesiar,” sebutnya. Dikatakan, Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi kapasitasnya hanya mengeluarkan nomor identitas keberangkatan. Sebelum diberangkatan mereka harus mengantongi ID untuk proses pengurusan kartu tanda kerja ke luar negeri yang dikeluarkan BP3TKI.
Cok Agung Panji menganjurkan calon PMI agar memanfatkan perusahaan yang telah terdaftar. “Banyak kasus yang terjadi, calon PMI tidak jadi berangkat karena perusahaan yang akan menyalurkan tidak jelas. Menyikapi masalah tersebut, calon PMI tidak percaya kepada calo. Jika ingin tahu perusahaan yang resmi bisa datang langsung ke kantor,” tandasnya. Cok Agung Panji menambahkan, sejauh ini tidak ada laporan kalau PMI asal Bangli mendapat masalah atau tersandung kasus di tempat kerjanya. “Untuk tahun ini belum ada laporan PMI asal Bangli mendapat masalah di negara tempatnya bekerja,” imbuhnya. *esa
Para pekerja ke luar negeri itu kerap dikenal dengan PMI (Pekerja Migran Indonesia). Dinas Koperasi UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bangli mencatat sebanyak 110 warga Bangli kerja di luar negeri dari bulan Agustus hingga November 2019.
Plt Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bangli, Cok Gede Agung Panji mengatakan, animo warga Bangli bekerja ke luar negeri cukup tinggi. Data dari Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI), dari bulan Agustus sampai November 2019, sebanyak 110 warga Bangli berangkat jadi PMI. Hanya saja Cok Agung Panji mengaku belum memegang data secara keseluruhan warga Bangli yang menjadi PMI. “Data dari bulan Januari sampai Juli belum kami input. Biasanya kami input data jelang tutup tahun,” ungkap Cok Agung Panji, Jumat (13/12).
Negara tujuan PMI yakni Turki, Itali, dan New Zealand. “Kebanyakan PMI yang berkeja di Turki sebagai terapis spa, sedangkan di New Zealand sebagai pekerja petik buah apel. Ada juga yang bekerja di kapal pesiar,” sebutnya. Dikatakan, Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi kapasitasnya hanya mengeluarkan nomor identitas keberangkatan. Sebelum diberangkatan mereka harus mengantongi ID untuk proses pengurusan kartu tanda kerja ke luar negeri yang dikeluarkan BP3TKI.
Cok Agung Panji menganjurkan calon PMI agar memanfatkan perusahaan yang telah terdaftar. “Banyak kasus yang terjadi, calon PMI tidak jadi berangkat karena perusahaan yang akan menyalurkan tidak jelas. Menyikapi masalah tersebut, calon PMI tidak percaya kepada calo. Jika ingin tahu perusahaan yang resmi bisa datang langsung ke kantor,” tandasnya. Cok Agung Panji menambahkan, sejauh ini tidak ada laporan kalau PMI asal Bangli mendapat masalah atau tersandung kasus di tempat kerjanya. “Untuk tahun ini belum ada laporan PMI asal Bangli mendapat masalah di negara tempatnya bekerja,” imbuhnya. *esa
Komentar