Selama 2019 Baru Kali Ini Mudik, Tahun Depan Ada Rencana Nganten
Putu Randu, Pahlawan SEA Games Lepas Kangen dengan Keluarga
TABANAN, NusaBali
Atlet asal Bali I Putu Randu Wahyu Pradana, 25, yang sukses mengantarkan Timnas Voli Putra sabet medali emas SEA Games XXX 2019 di Filipina, tiba di kampung halaman Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan pada Jumat (13/12) sekitar pukul 17.20 Wita. Selama tahun 2019, baru kali ini prajurit TNI AL itu sempat pulang kampung.
Tidak ada penyambutan khusus yang digelar keluarga menyambut kedatangan atlet dengan tinggi badan 191 cm, itu. Ditemui di rumahnya pada Sabtu (14/12) sore, dengan wajah ceria Putu Randu mengaku senang bisa pulang ke Bali. Sebab selama tahun 2019, baru akhir tahun ini bisa melepas kangen dengan keluarga. Hal itu karena kesibukannya sebagai prajurit TNI AL di Mabes TNI Cilangkap, dan sebagai atlet yang harus terus giat berlatih. “Tahun ini baru kali ini dapat pulang kampung. Rasanya senang sekali bisa bertemu keluarga,” ujarnya.
Selama di Bali atau sekitar sepekan jatah liburan yang diberikan, selain menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, dia juga akan terus fokus berlatih untuk persiapan Proliga di Pekanbaru pada Januari 2020 mendatang. Selain itu, dia juga akan menggelar syukuran bersama sanak saudara dan temannya. Rencananya syukuran itu akan digelar pada Sabtu (21/12) mendatang. “Syukuran ya makan-makan, sebelum saya balik ke Jakarta pada Minggu (22/12),” ucapnya.
Putu Randu menceritakan perjuangannya bersama Timnas Voli Putra yang bisa menyabet emas SEA Games di Filipina. Kemenangan tersebut berkat kerja keras dan kekompakan tim, serta kecerdasan pelatih dalam mengatur strategi. Juga didukung tekad yang kuat untuk menang, sehingga di babak final, tim tuan rumah bisa dikalahkan dengan skor 3–0.
Selain itu, menurut Putu Randu, asupan nutrisi dan gizi yang diberikan kepada atlet selama pembinaan dan pemusatan latihan, sangat bagus. Dari sisi sesama anggota tim, selama 5 kali mengikuti SEA Games, Putu Randu mengakui tahun ini yang terbaik. Terbaik yang dimaksud komposisi pemain sama rata seumuran/sebaya, sehingga di tengah lapangan tidak ada rasa canggung dan malu. Dia berharap komposisi pemain seperti ini tidak diubah. Sebab sudah nyaman dan klik untuk bertanding.
“Biasanya kan diubah-ubah. Saya berharap termasuk teman yang lain juga menginginkan untuk pemain Timnas Voli Putra ke depannya tidak diubah. Sebab kenyamanan sangat penting dalam bertanding,” ungkapnya.
Sementara disinggung mengenai aksi selebrasi yang dilakukan Putu Randu dengan cara melakukan gerakan-gerakan seperti menari, yang selalu dilakukan ketika usai melakukan smash dan mendapatkan poin, menurutnya adalah aksi spontan. Aksi itu juga sebagai bentuk motivasi untuk timnya. Karena cara ini sangat ampuh untuk membakar semangat ketika tim kendor. Selain itu, aksi selebrasi ini juga sebagai langkah untuk membuat mental lawan down.
“Saya selalu lakukan itu karena saya memang orang slengekan. Tetapi cara ini saya gunakan untuk membakar semangat tim ketika sudah kendor,” kata putra pertama dari pasangan suami istri I Nyoman Parwata dan Ni Putu Ari Armoni, ini.
Mengenai rencana masa depan, Putu Randu mengaku ada rencana untuk menikah di tahun 2020. Meski demikian, dia juga masih ingin fokus ke karier dan keluarga. Namun jika ada jalan, bukan tidak mungkin lagi upacara pawiwahan akan dilakukan. “Pacar sudah ada. Ada memang rencana menikah tahun depan, namun jalanin aja dulu, fokus ke karier dan keluarga saja,” katanya.
Putu Randu meniti karier sebagai atlet sejak SMP. Bahkan sewaktu SD sempat menjadi kiper memperkuat tim Perst Tabanan. Sebelum menjadi atlet voli juga sempat menjadi atlet basket. Hingga akhirnya sang ayah Nyoman Parwata yang notabene atlet dan pelatih voli, mengarahkan untuk menekuni voli. Kemudian Putu Randu bergabung ke Samator Surabaya sejak tamat SMP.
Selama berlatih di Samator Surabaya, biaya sekolah SMA di Yayasan Taman Surabaya dan Universitas Yos Soedarso dibiayai club Samator. Hingga akhirnya Putu Randu keluar dari klub untuk mengikuti seleksi TNI AL. Dengan statusnya sebagai abdi negara, Putu Randu juga dikontrak oleh BNI 46.
Sementara itu, ayah Putu Randu, Nyoman Parwata berharap anak laki-lakinya selalu sehat dan kariernya semakin lancar. Diharapkan Putu Randu menjadi motivator bagi pemuda, khususnya di Tabanan. Terlebih juga menjadi panutan sang adik bungsu yang juga kini ditarget menjadi atlet voli timnas.
“Anak bungsu saya sekarang saya genjot agar bisa masuk Timnas Voli, karena ada bakat, di samping itu tingginya sekarang mencapai 170 centimeter,” ujarnya.
Parwata membebaskan apapun yang diinginkan anak-anaknya asalkan arahnya positif. Terlebih saat ini sudah mandiri karena sudah memiliki rumah di sekitaran Jalan Bypass Ir Soekarno Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri. “Saya bebaskan asalkan positif karena sudah besar dan mandiri," katanya.
Sementara Putu Randu berharap, atlet-atlet Bali yang menyumbangkan emas di event bergengsi untuk diperhatikan. Bukan bermaksud untuk meminta kontribusi, tetapi sebagai bentuk dukungan dan motivasi agar berkarya lebih baik. “Seperti atlet di daerah lain, mereka disambut dengan baik. Bahkan ada juga kampusnya yang menyambut saat atlet bersangkutan pulang kampung,” katanya. *des
Tidak ada penyambutan khusus yang digelar keluarga menyambut kedatangan atlet dengan tinggi badan 191 cm, itu. Ditemui di rumahnya pada Sabtu (14/12) sore, dengan wajah ceria Putu Randu mengaku senang bisa pulang ke Bali. Sebab selama tahun 2019, baru akhir tahun ini bisa melepas kangen dengan keluarga. Hal itu karena kesibukannya sebagai prajurit TNI AL di Mabes TNI Cilangkap, dan sebagai atlet yang harus terus giat berlatih. “Tahun ini baru kali ini dapat pulang kampung. Rasanya senang sekali bisa bertemu keluarga,” ujarnya.
Selama di Bali atau sekitar sepekan jatah liburan yang diberikan, selain menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, dia juga akan terus fokus berlatih untuk persiapan Proliga di Pekanbaru pada Januari 2020 mendatang. Selain itu, dia juga akan menggelar syukuran bersama sanak saudara dan temannya. Rencananya syukuran itu akan digelar pada Sabtu (21/12) mendatang. “Syukuran ya makan-makan, sebelum saya balik ke Jakarta pada Minggu (22/12),” ucapnya.
Putu Randu menceritakan perjuangannya bersama Timnas Voli Putra yang bisa menyabet emas SEA Games di Filipina. Kemenangan tersebut berkat kerja keras dan kekompakan tim, serta kecerdasan pelatih dalam mengatur strategi. Juga didukung tekad yang kuat untuk menang, sehingga di babak final, tim tuan rumah bisa dikalahkan dengan skor 3–0.
Selain itu, menurut Putu Randu, asupan nutrisi dan gizi yang diberikan kepada atlet selama pembinaan dan pemusatan latihan, sangat bagus. Dari sisi sesama anggota tim, selama 5 kali mengikuti SEA Games, Putu Randu mengakui tahun ini yang terbaik. Terbaik yang dimaksud komposisi pemain sama rata seumuran/sebaya, sehingga di tengah lapangan tidak ada rasa canggung dan malu. Dia berharap komposisi pemain seperti ini tidak diubah. Sebab sudah nyaman dan klik untuk bertanding.
“Biasanya kan diubah-ubah. Saya berharap termasuk teman yang lain juga menginginkan untuk pemain Timnas Voli Putra ke depannya tidak diubah. Sebab kenyamanan sangat penting dalam bertanding,” ungkapnya.
Sementara disinggung mengenai aksi selebrasi yang dilakukan Putu Randu dengan cara melakukan gerakan-gerakan seperti menari, yang selalu dilakukan ketika usai melakukan smash dan mendapatkan poin, menurutnya adalah aksi spontan. Aksi itu juga sebagai bentuk motivasi untuk timnya. Karena cara ini sangat ampuh untuk membakar semangat ketika tim kendor. Selain itu, aksi selebrasi ini juga sebagai langkah untuk membuat mental lawan down.
“Saya selalu lakukan itu karena saya memang orang slengekan. Tetapi cara ini saya gunakan untuk membakar semangat tim ketika sudah kendor,” kata putra pertama dari pasangan suami istri I Nyoman Parwata dan Ni Putu Ari Armoni, ini.
Mengenai rencana masa depan, Putu Randu mengaku ada rencana untuk menikah di tahun 2020. Meski demikian, dia juga masih ingin fokus ke karier dan keluarga. Namun jika ada jalan, bukan tidak mungkin lagi upacara pawiwahan akan dilakukan. “Pacar sudah ada. Ada memang rencana menikah tahun depan, namun jalanin aja dulu, fokus ke karier dan keluarga saja,” katanya.
Putu Randu meniti karier sebagai atlet sejak SMP. Bahkan sewaktu SD sempat menjadi kiper memperkuat tim Perst Tabanan. Sebelum menjadi atlet voli juga sempat menjadi atlet basket. Hingga akhirnya sang ayah Nyoman Parwata yang notabene atlet dan pelatih voli, mengarahkan untuk menekuni voli. Kemudian Putu Randu bergabung ke Samator Surabaya sejak tamat SMP.
Selama berlatih di Samator Surabaya, biaya sekolah SMA di Yayasan Taman Surabaya dan Universitas Yos Soedarso dibiayai club Samator. Hingga akhirnya Putu Randu keluar dari klub untuk mengikuti seleksi TNI AL. Dengan statusnya sebagai abdi negara, Putu Randu juga dikontrak oleh BNI 46.
Sementara itu, ayah Putu Randu, Nyoman Parwata berharap anak laki-lakinya selalu sehat dan kariernya semakin lancar. Diharapkan Putu Randu menjadi motivator bagi pemuda, khususnya di Tabanan. Terlebih juga menjadi panutan sang adik bungsu yang juga kini ditarget menjadi atlet voli timnas.
“Anak bungsu saya sekarang saya genjot agar bisa masuk Timnas Voli, karena ada bakat, di samping itu tingginya sekarang mencapai 170 centimeter,” ujarnya.
Parwata membebaskan apapun yang diinginkan anak-anaknya asalkan arahnya positif. Terlebih saat ini sudah mandiri karena sudah memiliki rumah di sekitaran Jalan Bypass Ir Soekarno Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri. “Saya bebaskan asalkan positif karena sudah besar dan mandiri," katanya.
Sementara Putu Randu berharap, atlet-atlet Bali yang menyumbangkan emas di event bergengsi untuk diperhatikan. Bukan bermaksud untuk meminta kontribusi, tetapi sebagai bentuk dukungan dan motivasi agar berkarya lebih baik. “Seperti atlet di daerah lain, mereka disambut dengan baik. Bahkan ada juga kampusnya yang menyambut saat atlet bersangkutan pulang kampung,” katanya. *des
1
Komentar