Pejudo Anny Pandini Diberikan Tumpeng
Dihadirkan ke Acara Hari Juang TNI AD
Pejudo Ni Kadek Anny Pandini, 26, mendapat penghargaan spesial dari Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman, pasca suksesnya sabet medali emas kelas -57 kg putri dan perak beregu putri dalam SEA Games XXX 2019 di Filipina.
DENPASAR, NusaBali
Kadek Anny Pandini yang merupakan tentara berpangkat Sersan Satu (Sertu), mendapat tumpeng Hari Juang Kartika TNI AD dari Wakasad dan istri dalam acara syukuran yang dilaksanakan di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar Selatan, Minggu (15/12) pagi.
Saat menerima tumpeng dalam peringatan Hari Juang Kartika TNI AD yang disaksikan langung Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Benny Susianto, kemarin pagi, Sertu Kadek Anny Pandini mengenakan seragam Kontingen Indoensai dalam SEA Games 2019. Pejudo kelahiran 10 Mei 1993 asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng ini lengkap mengalungkan medali emas dan medali perak yang diperolehnya di SEA Games 2019.
Hari Juang Kartika TNI AD sendiri merupakan hari mengenang Pertempuran Ambarawa, yang diperingati setiap 15 Desember. Bersamaan dengan peringatan Hari Juang Kartika TNI AD kemarin, digelar pula acara Gowes Bersama Wakasad dan Pangdam IX/Udayana sejauh 72,7 kilometer, dengan start dari GOR Praja Raksaka Desa Kepaon (Kecamatan Denpasar Selatan) hingga finish di Pantai Mertasari Sanur (Denpasar Selatan).
Anny Pandini merasa sangat senang mendapat kehormatan terima tumpeng peringatan Hari Juang Kartika TNI AD tersebut. Bagi Anny Pandini, ini adalah suatu bentuk penghargaan dari petinggi TNI AD. "Sungguh senang saya dapat tumpeng dari Wakasad dan istri, dengan disaksikan Pandam IX/Udayana," ujar Anny Pandini, yang kesehariannya bertugas sebagai Staf Pribadi Kajasdam IX/Udayana.
Dalam kesempatan itu, Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman berpesan kepada Anny Pandini sebagai prajurit TNI AD dan atlet judo andalan Indonesia, supaya tetap semangat. Anny Pandini juga diminta menjaga kondisi fisik saat bertanding, agar tidak kembali mengalami cedera.
Maklum, ketika membela Merah Putih dalam SEA Games XVIII 2015 lalu di Singapura, Anny Pandini sempat cedera patah kelingking. Cedera tersebut dialami Anny Pandini saat tarung final melawan pejudo tuan rumah Singapura, Xuan Yi Ang, 6 Juni 2015. Hebatnya, Anny Pandini yang saat itu baru berusia 22 tahun sukses sabet medali emas kelas -57 kg, setelah meraih kemenangan ippon atas lawannya tersebut, meskipun bertarung dalam kondisi cedera.
Sedangkan dalam SEA Games 2019 di Filipina, Anny Pandini kembali sukses sabet medali emas kelas yang sama, setelah mengungguli pejudo Vietnam, Nguyen Thi Bich Ngoc, 5 Desember lalu. Anny Pandini dinyatakan berhak atas medali emas, setelah meraih total 3 ippon (30) dalam pertandingan sistem setengah kompetisi yang melibatkan 5 pejudo tersebut. Sedangkan Nguyen Thi Bich Ngoc hanya meraih total 2 ippon dan satu wazaari (poin setengah), sehingga harus puas dengan ka-lungan medali perak.
Kendati SEA Games 2019 sudah ditutup 10 Desember lalu, namun Anny Pandini baru tiba di Bali, Minggu dinihari pukul 01.00 Wita. "Saya sampai di Bali jam satu malam,” tutur Anny Pandini. Dia hanya sehari semalam berada di Bali. Sebab, tadi malam pukul 20.00 Wita, Anny Pandini balik lagi ke Jakarta. “Saya harus balik, karena tanggal 17 Desember 2019 nanti ada peringatan Hari Juang Kartika lagi di Mabes TNI AD," jelas anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Wayan Sarjana dan Desak Putu Redini ini.
Menurut Anny Pandini, saat peringatan Hari Juang Kartika TNI AD di Jakarta besok, video dirinya saat latihan dan bertanding di matras judo akan ditayangkan. Bukan hanya itu, hasil wawancara Anny Pandini bersama kedua orangtuanya juga bakal ditayangkan saat itu.
Itu sebabnya, di sela-sela menghadiri peringakatan Hari Juang Kartika TNI AD dan Gowes Bersama Wakasad di Pantai Mertasari kemarin pagi, Anny Pandini dan kedua orangtuanya diwawancarai khusus oleh tim media Kodam IX/Udayana. “Video wawancara tersebut kemudian dikirim ke Mabes TNI AD di jakarta,” kata Anny Pandini, yang kemarin datang ke Pantai mertasari bersama kedua orangtuanya, I Wayan Sarjana dan Desak Putu Redini.
Nantinya, sehari setelah acara di Jakarta, Anny Pandini akan pulang ke Bali, 18 Desember 2019. Saat itu, dia akan menerima penghargaan dari KONI Tabanan. Usai terima penghargaan dari KONI Tabanan, Anny Pandini tidak akan langsung pulang ke rumah orangtuanya di Perumnas Sanggulan Indah, Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Tabanan. Tapi, dia akan balik ke mess-nya di Mess Kowad, Jalan Melati Denpasar. "Sampai saat ini saya belum menghadap ke kantor (Jasdam IX/-Udayana). Saya akan pulang jika dapat cuti nanti," katanya.
Jika mendapat izin, Anny Pandini berencana pulang kampung ke Siungaraja, tepatnya Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng. Anny Pandini sudah memiliki rumah sendiri di Banyuning, yang dibangun atas jerih payahnya sebagai atlet. Menurut Anny Pandini, rumah tersebut dibangun dari hasil bonus sebagai peraih medali emas SEA Games 2015.
Kini, Anny Pandini juga kembali dapat bonus total Rp 750 juta atas suksesnya sabet medali emas dan perak di SEA Games 2019. Rinciannya, Rp 500 juta atas medali emas kelas -57 kg dan Rp 250 juta atas medali perak beregu putri (bersama pejudo Dewa Ayu Mira Wirati dan I Gusti Ayu Guna Kakarira).
Untuk apa bonus sebesar itu? Anny Pandini mengaku belum berpikir untuk menggunakan bonusnya yang mencapai Rp 0,75 miliar tersebut. “Saya akan simpan dulu uang bonus tersebut,” tutur pejudo dengan tinggi badan 162 cm yang juga pemegang medali emas PON 2012 dan PON 2016 ini. Usai berlaga di SEA Games 2019, Anny Pandini akan fokus mempersiapkan diri hadapi PON 2020 di Papua.
Kadek Anny Pandini sendiri sudah 5 kali membela Indonesia di arena SEA Games. Pada kiprah pertamanya dalam SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang, Anny Pandini harus puas hanya kebagian medali perak setelah di babak final dipecundangi oleh pejudo Thailand, Pong-chaliew Om. Sedangkan dalam SEA Games 2013 di Myanmar, dia hanya kebagian medali perunggu.
Barulah pada SEA Games 2015 di Singapura, Anny Pandini sabet medali emas pertama. Sayangnya, pada partisipasi keempat dalam SEA Games 2017 di Malaysia, Anny Pandini selaku juara bertahan, gagal meraih medali. Pasalnya, dia dipecundangi pejudo Vietnam saat perebutan medali perunggu. Perlu dicatat, kala itu Anny Pandini turun di kelas -63 kg, karena nomor spesialisasinya di kelas -57 kg tidak dipertandingkan. Dua tahun berselang, Anny Pandini kembali sukses sabet emas SEA Games 2019 ketika turun lagi di kelas -57 kg putri. *k22
Kadek Anny Pandini yang merupakan tentara berpangkat Sersan Satu (Sertu), mendapat tumpeng Hari Juang Kartika TNI AD dari Wakasad dan istri dalam acara syukuran yang dilaksanakan di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar Selatan, Minggu (15/12) pagi.
Saat menerima tumpeng dalam peringatan Hari Juang Kartika TNI AD yang disaksikan langung Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Benny Susianto, kemarin pagi, Sertu Kadek Anny Pandini mengenakan seragam Kontingen Indoensai dalam SEA Games 2019. Pejudo kelahiran 10 Mei 1993 asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng ini lengkap mengalungkan medali emas dan medali perak yang diperolehnya di SEA Games 2019.
Hari Juang Kartika TNI AD sendiri merupakan hari mengenang Pertempuran Ambarawa, yang diperingati setiap 15 Desember. Bersamaan dengan peringatan Hari Juang Kartika TNI AD kemarin, digelar pula acara Gowes Bersama Wakasad dan Pangdam IX/Udayana sejauh 72,7 kilometer, dengan start dari GOR Praja Raksaka Desa Kepaon (Kecamatan Denpasar Selatan) hingga finish di Pantai Mertasari Sanur (Denpasar Selatan).
Anny Pandini merasa sangat senang mendapat kehormatan terima tumpeng peringatan Hari Juang Kartika TNI AD tersebut. Bagi Anny Pandini, ini adalah suatu bentuk penghargaan dari petinggi TNI AD. "Sungguh senang saya dapat tumpeng dari Wakasad dan istri, dengan disaksikan Pandam IX/Udayana," ujar Anny Pandini, yang kesehariannya bertugas sebagai Staf Pribadi Kajasdam IX/Udayana.
Dalam kesempatan itu, Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman berpesan kepada Anny Pandini sebagai prajurit TNI AD dan atlet judo andalan Indonesia, supaya tetap semangat. Anny Pandini juga diminta menjaga kondisi fisik saat bertanding, agar tidak kembali mengalami cedera.
Maklum, ketika membela Merah Putih dalam SEA Games XVIII 2015 lalu di Singapura, Anny Pandini sempat cedera patah kelingking. Cedera tersebut dialami Anny Pandini saat tarung final melawan pejudo tuan rumah Singapura, Xuan Yi Ang, 6 Juni 2015. Hebatnya, Anny Pandini yang saat itu baru berusia 22 tahun sukses sabet medali emas kelas -57 kg, setelah meraih kemenangan ippon atas lawannya tersebut, meskipun bertarung dalam kondisi cedera.
Sedangkan dalam SEA Games 2019 di Filipina, Anny Pandini kembali sukses sabet medali emas kelas yang sama, setelah mengungguli pejudo Vietnam, Nguyen Thi Bich Ngoc, 5 Desember lalu. Anny Pandini dinyatakan berhak atas medali emas, setelah meraih total 3 ippon (30) dalam pertandingan sistem setengah kompetisi yang melibatkan 5 pejudo tersebut. Sedangkan Nguyen Thi Bich Ngoc hanya meraih total 2 ippon dan satu wazaari (poin setengah), sehingga harus puas dengan ka-lungan medali perak.
Kendati SEA Games 2019 sudah ditutup 10 Desember lalu, namun Anny Pandini baru tiba di Bali, Minggu dinihari pukul 01.00 Wita. "Saya sampai di Bali jam satu malam,” tutur Anny Pandini. Dia hanya sehari semalam berada di Bali. Sebab, tadi malam pukul 20.00 Wita, Anny Pandini balik lagi ke Jakarta. “Saya harus balik, karena tanggal 17 Desember 2019 nanti ada peringatan Hari Juang Kartika lagi di Mabes TNI AD," jelas anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Wayan Sarjana dan Desak Putu Redini ini.
Menurut Anny Pandini, saat peringatan Hari Juang Kartika TNI AD di Jakarta besok, video dirinya saat latihan dan bertanding di matras judo akan ditayangkan. Bukan hanya itu, hasil wawancara Anny Pandini bersama kedua orangtuanya juga bakal ditayangkan saat itu.
Itu sebabnya, di sela-sela menghadiri peringakatan Hari Juang Kartika TNI AD dan Gowes Bersama Wakasad di Pantai Mertasari kemarin pagi, Anny Pandini dan kedua orangtuanya diwawancarai khusus oleh tim media Kodam IX/Udayana. “Video wawancara tersebut kemudian dikirim ke Mabes TNI AD di jakarta,” kata Anny Pandini, yang kemarin datang ke Pantai mertasari bersama kedua orangtuanya, I Wayan Sarjana dan Desak Putu Redini.
Nantinya, sehari setelah acara di Jakarta, Anny Pandini akan pulang ke Bali, 18 Desember 2019. Saat itu, dia akan menerima penghargaan dari KONI Tabanan. Usai terima penghargaan dari KONI Tabanan, Anny Pandini tidak akan langsung pulang ke rumah orangtuanya di Perumnas Sanggulan Indah, Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Tabanan. Tapi, dia akan balik ke mess-nya di Mess Kowad, Jalan Melati Denpasar. "Sampai saat ini saya belum menghadap ke kantor (Jasdam IX/-Udayana). Saya akan pulang jika dapat cuti nanti," katanya.
Jika mendapat izin, Anny Pandini berencana pulang kampung ke Siungaraja, tepatnya Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng. Anny Pandini sudah memiliki rumah sendiri di Banyuning, yang dibangun atas jerih payahnya sebagai atlet. Menurut Anny Pandini, rumah tersebut dibangun dari hasil bonus sebagai peraih medali emas SEA Games 2015.
Kini, Anny Pandini juga kembali dapat bonus total Rp 750 juta atas suksesnya sabet medali emas dan perak di SEA Games 2019. Rinciannya, Rp 500 juta atas medali emas kelas -57 kg dan Rp 250 juta atas medali perak beregu putri (bersama pejudo Dewa Ayu Mira Wirati dan I Gusti Ayu Guna Kakarira).
Untuk apa bonus sebesar itu? Anny Pandini mengaku belum berpikir untuk menggunakan bonusnya yang mencapai Rp 0,75 miliar tersebut. “Saya akan simpan dulu uang bonus tersebut,” tutur pejudo dengan tinggi badan 162 cm yang juga pemegang medali emas PON 2012 dan PON 2016 ini. Usai berlaga di SEA Games 2019, Anny Pandini akan fokus mempersiapkan diri hadapi PON 2020 di Papua.
Kadek Anny Pandini sendiri sudah 5 kali membela Indonesia di arena SEA Games. Pada kiprah pertamanya dalam SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang, Anny Pandini harus puas hanya kebagian medali perak setelah di babak final dipecundangi oleh pejudo Thailand, Pong-chaliew Om. Sedangkan dalam SEA Games 2013 di Myanmar, dia hanya kebagian medali perunggu.
Barulah pada SEA Games 2015 di Singapura, Anny Pandini sabet medali emas pertama. Sayangnya, pada partisipasi keempat dalam SEA Games 2017 di Malaysia, Anny Pandini selaku juara bertahan, gagal meraih medali. Pasalnya, dia dipecundangi pejudo Vietnam saat perebutan medali perunggu. Perlu dicatat, kala itu Anny Pandini turun di kelas -63 kg, karena nomor spesialisasinya di kelas -57 kg tidak dipertandingkan. Dua tahun berselang, Anny Pandini kembali sukses sabet emas SEA Games 2019 ketika turun lagi di kelas -57 kg putri. *k22
Komentar