Lomba Nandusin Meriahkan Festival Megati
Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, menggelar festival pada Minggu (15/12).
TABANAN, NusaBali
Event berbasis seni budaya dan pariwisata ini dibuka oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. Yang menarik, akan digelar lomba nandusin (membuat minyak kelapa secara tradisional).
Ketua Panitia Dewa Putu Agus Seputrayana, mengatakan Festival Megati digelar untuk menggali potensi yang ada di Desa Megati. Tujuannya untuk mendukung pariwisata yang sudah ada. Terlebih Desa Megati sudah menjadi desa wisata. “Tujuannya memang ke arah wisata, makanya kami buat festival untuk menggali potensi yang ada,” ungkapnya.
Menurut Dewa Seputrayana, festival dengan tema Konservasi Regenerasi Adat Budaya ini akan berlangsung dari 15-17 Desember 2019. Festival melibatkan seluruh kalangan baik generasi muda, desa dinas, dan desa adat. Ada lima desa adat di Desa Megati yang terlibat, yakni Desa Adat Sesandan, Megati Kaja, Megati Kelod, Jelijih, dan Serampingan. “Kami mengawali festival dengan lomba penjor,” ucapnya.
Dewa Seputrayana menerangkan akan ada berbagai lomba yang digelar selama festival berlangsung. Lomba dikemas berbau budaya dengan tujuan mengenalkan budaya Desa Megati kepada khalayak. Di samping itu sesuai tema supaya generasi muda di Desa Megati mengetahui budaya dan adat di desanya sendiri.
Salah satu lomba yang menarik, akan digelar lomba nandusin sesuai dengan potensi Desa Megati sebagai penghasil kelapa. Di samping itu era sekarang nandusin sudah hampir punah. Untuk melestarikan dan mengenalkan kepada masyarakat cara membuat minyak kelapa secara tradisional, lomba nandusin akan digelar pada Senin (16/12) hari ini.
Lomba akan diikuti oleh masing-masing desa adat di Desa Megati. Dengan peserta berjumlah tiga orang laki-laki dan perempuan. “Jadi proses dari nol akan diperagakan, mulai dari mengupas kelapa dan lain-lain untuk menghasilkan minyak kelapa yang berkualitas,” tegas Dewa Seputrayana.
Selain itu lomba nandusin ini adalah salah satu paket andalan yang sudah dijual Desa Megati ketika ada kunjungan wisatawan. “Biar seluruhnya mengetahui proses pembuatan minyak kelapa, utamanya anak muda di Desa Megati,” imbuhnya.
Lomba budaya selain nandusin adalan lomba membuat klakat sudamala, membuat canang sari, lomba membuat sengkui, lomba menulis aksara Bali, lomba menari Tari Bungan Sandat Serasi, dan lomba pejati.
Dengan digelarnya lomba ini, Dewa Seputrayana berharap Desa Megati akan tambah maju, dan bisa lebih banyak mendatangkan wisatawan. Terlebih sudah ada dukungan dari desa, diharapkan festival bisa menjadi event tahunan. “Di samping itu dalam festival ini kami sekaligus menggali potensi kuliner khas Desa Megati untuk dipopulerkan,” tandasnya. *des
Ketua Panitia Dewa Putu Agus Seputrayana, mengatakan Festival Megati digelar untuk menggali potensi yang ada di Desa Megati. Tujuannya untuk mendukung pariwisata yang sudah ada. Terlebih Desa Megati sudah menjadi desa wisata. “Tujuannya memang ke arah wisata, makanya kami buat festival untuk menggali potensi yang ada,” ungkapnya.
Menurut Dewa Seputrayana, festival dengan tema Konservasi Regenerasi Adat Budaya ini akan berlangsung dari 15-17 Desember 2019. Festival melibatkan seluruh kalangan baik generasi muda, desa dinas, dan desa adat. Ada lima desa adat di Desa Megati yang terlibat, yakni Desa Adat Sesandan, Megati Kaja, Megati Kelod, Jelijih, dan Serampingan. “Kami mengawali festival dengan lomba penjor,” ucapnya.
Dewa Seputrayana menerangkan akan ada berbagai lomba yang digelar selama festival berlangsung. Lomba dikemas berbau budaya dengan tujuan mengenalkan budaya Desa Megati kepada khalayak. Di samping itu sesuai tema supaya generasi muda di Desa Megati mengetahui budaya dan adat di desanya sendiri.
Salah satu lomba yang menarik, akan digelar lomba nandusin sesuai dengan potensi Desa Megati sebagai penghasil kelapa. Di samping itu era sekarang nandusin sudah hampir punah. Untuk melestarikan dan mengenalkan kepada masyarakat cara membuat minyak kelapa secara tradisional, lomba nandusin akan digelar pada Senin (16/12) hari ini.
Lomba akan diikuti oleh masing-masing desa adat di Desa Megati. Dengan peserta berjumlah tiga orang laki-laki dan perempuan. “Jadi proses dari nol akan diperagakan, mulai dari mengupas kelapa dan lain-lain untuk menghasilkan minyak kelapa yang berkualitas,” tegas Dewa Seputrayana.
Selain itu lomba nandusin ini adalah salah satu paket andalan yang sudah dijual Desa Megati ketika ada kunjungan wisatawan. “Biar seluruhnya mengetahui proses pembuatan minyak kelapa, utamanya anak muda di Desa Megati,” imbuhnya.
Lomba budaya selain nandusin adalan lomba membuat klakat sudamala, membuat canang sari, lomba membuat sengkui, lomba menulis aksara Bali, lomba menari Tari Bungan Sandat Serasi, dan lomba pejati.
Dengan digelarnya lomba ini, Dewa Seputrayana berharap Desa Megati akan tambah maju, dan bisa lebih banyak mendatangkan wisatawan. Terlebih sudah ada dukungan dari desa, diharapkan festival bisa menjadi event tahunan. “Di samping itu dalam festival ini kami sekaligus menggali potensi kuliner khas Desa Megati untuk dipopulerkan,” tandasnya. *des
1
Komentar