Fokus Program Hamil, Maria Londa Kemungkinan Tak Bela Bali di PON Papua
Setelah Sukses Raih Medali Emas dan Perak di SEA Games Filipina 2019
Soal penggunaan bonus SEA Games yang cukup besar, yakni sebesar Rp 800 juta, Maria Londa mengaku akan didepositokan semuanya untuk masa depan keluarganya.
MANGUPURA, NusaBali
Atlet lompat jauh andalan Bali dan tentunya Indonesia, Maria Natalia Londa,29, yang baru saja meraih satu medali emas dan satu perak di ajang SEA Games Filipina 30 November - 5 Desember 2019 lalu, ternyata sudah mengakhiri masa lajangnya pada Januari 2019 lalu. Pasca sukses meraih medali emas di lompat jauh dengan catatan 6,47 meter, dan perak di lompat jangkit dengan catatan 13,60 meter dalam ajang SEA Games Filipina, Maria Londa, memutuskan akan beristirahat sementara. Maklum saja, dia dan suaminya, I Made Sukarata, telah merencanakan program kehamilan alias program punya anak.
"Sebenarnya saya sudah program hamil sejak sebulan lalu, beberapa saat jelang bertanding di SEA Games Filipina. Waktu itu sekalian check-up dan ingin kondisi plong sebelum bertanding. Harapannya, keturunan juga bagus dan ada kenang-kenangan untuk Sea Games Filipina," ujar Maria Londa saat ditemui NusaBali di kantor KONI Badung, Senin (16/12).
Saat ditemui, Maria Londa bertandang ke kantor KONI Badung untuk silaturahmi sekaligus berbagi oleh-oleh dengan rekan, staf dan pengurus di Sekretariat KONI Badung. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali ini lebih jauh mengatakan jika program hamilnya berhasil, tentu saja pilihannya akan dijatuhkan pada fokus menjaga kehamilan hingga anaknya lahir kelak. "Jika anak sudah lahir, saya jelas pilih mengasuh anak dong," tutur Maria Londa yang mendapat ganjaran bonus Rp 800 juta setelah raih medali emas dan perak di SEA Games Filipina.
Di tengah program kehamilannya, secara pribadi Maria Londa ada keinginan kembali turun di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX/2020. PON Papua akan digelar bulan September 2020, dan ada harapan memberikan prestasi terbaiknya untuk Bali di multi event empat tahunan itu.
Hanya saja, dia mengaku saat ini di Indonesia memang belum ada pesaing berat di nomor spesialisasinya. Untuk itu dia berharap kepada atlet muda lokal Bali agar lebih diberikan kesempatan ikut kejuaraan di luar Bali. Baginya, kejuaraan di luar Bali itu bagus menjadi pemicu untuk lebih giat dalam berlatih. Sebab, bagi Maria Londa dalam hal bertanding, atlet muda Bali sangat minim. Hal itu mestinya diperbanyak.
"Sebenarnya saya ingin fokus PON lagi sekali, tapi karena sudah program anak, jelas lebih diutamakan kehamilan dan anak nantinya terlebih dulu," tegas peraih medali emas lompat jauh Asian Games 2014 ini. Terkait prestasinya di Sea Games Filipina, Maria Londa, mengaku sesuai target sekaligus telah menebus kegagalan pada ajang Sea Games 2017. Saat itu, dia hanya mampu meraih 2 medali perak.
"Sebenarnya waktu di SEA Games Filipina, saya kembali mendapat rival berat dari dua negara, yakni atlet Thailand, dan tuan rumah Filipina. Nama pesaingnya saya lupa. Beruntung saya dapat tebus 1 emas di lompat jauh," tutur Maria Londa yang kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990 ini. Dia juga bersyukur bisa mempersembahkan medali emas dan perak tanpa cedera. “Jelas ini membuat saya dan keluarga bahagia," ujar anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Kamisus Kasi (almar¬hum) dan I Gusti Ayu Komang ‘Anastasia’ Ariningsih ini.
Sementara untuk ajang SEA Games ke depannya, Maria Londa mengaku belum tahu kariernya nanti. Apakah akan kembali turun atau bagaimana. Sebab, saat ini fokus dalam memprogram anak terlebih dahulu. “Ke depannya tentu melihat situasi yang ada. Jika nanti lahir anak pertama, memang ada keinginan untuk fokus urus keluarga dan anak. Tapi semua itu lihat saja pastinya nanti. Kalau program anak saat ini langsung dapat, bisa saja seperti itu," tutur Maria Londa. Sebab, begitu menikah bulan Januari 2019 lalu, Maria Londa sempat menunda kehamilan.
Maria Londa yang kesehariannya sebagai PNS di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali ini mengaku telah menikah pada bulan Januari 2019 lalu dengan seorang pria bernama I Made Sukariata, seorang pria asal Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Kini pasangan ini tinggal di Banjar Belulang, Kelurahan Kapal, Mengwi, Badung. Informasi yang dilansir dari detiksport, Maria Natalia Londa melepas masa lajangnya pada, Sabtu 19 Januari 2019 lalu.
Dia menikahi pria yang sudah lama memacarinya, Made Sukariata. Resepsi pernikahan digelar di Canangsari Restaurant, Sanur, Denpasar. Acara hanya dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat Maria Londa. Sementara soal penggunaan bonus yang cukup banyak mencapai Rp 800 juta, Maria Londa mengaku akan didepositokan semua untuk masa depan keluarganya. Sementara untuk kembali fokus kerja sebagai ASN baru akan dimulai Januari 2020. “Usai SEA Games Filipina, saya mau istirahat dulu sebentar," kata Maria Londa.
Sementara ditemui di lokasi yang sama, suami Maria Londa, I Made Sukariata, juga mengakui sudah fokus program untuk dapat momongan sejak sebulan yang lalu. Cek kesehatan dan yang lainnya sudah dilakukan dan hasilnya sehat semua. "Secara pribadi sebenarnya saya membebaskan apa yang dipilih Maria Londa, kembali berkarier sebagai atlet atau membina keluarga dalam konteks agar memiliki keturunan," tegas Sukariata yang seorang wiraswasta ini.
Jika nanti saat program kehamilannya berjalan dengan lancar sesuai harapan, istrinya diminta fokus menjaga kehamilan dan nantinya mengasuh anak. Seperti saat PON 2020 di Papua nanti, seandainya nanti kehamilannya benturan dengan waktu pelaksanaan PON, jelas pilihan utama adalah anak. Artinya tidak usah ikut PON. Kalau seandainya belum hamil, silakan saja main kembali di PON Papua. Yang jelas, tidak ada target untuk di PON Papua apalagi sampai menunda kehamilan. Karena keinginan utamanya, yakni program anak agar benar-benar berhasil.
"Target kami malah punya 4 anak. Istilahnya bagi kami itu Keluarga Berencana (KB) Bali," tutur Sukariata yang seorang wiraswasta ini. Sementara untuk harapan ke depan untuk KONI Bali agar atlet yang telah berprestasi di event SEA Games, masih tetap bisa diberikan kesempatan membela kabupaten bersangkutan. Seperti yang terjadi di Porprov Bali XIV/2019 di Kabupaten Tabanan, Maria Londa malah absen karena ada aturan dilarang atlet SEA Games turun di ajang Porprov.
"Kabupaten Badung kan sudah memberikan perhatian maksimal untuk istri saya, masa saat dibutuhkan tampil, malah tidak diperkenankan membela daerah asal," tandas Sukariata. Perlu diketahui, meski telah menikah sejak Januari 2019 lalu, pasangan suami istri ini masih menjalankan keyakinan awal. Semua itu karena pertimbangan saling melengkapi dan menghargai.
"Ketika saya ke Pura dia (Maria Londa) ikut juga, ketika ke Gereja saya juga ikut. Jadi tetap jalan sesuai keyakinan masing-masing dulu," papar Sukariata. Sementara itu Ketua Umum KONI Badung, Made Nariana, menambahkan Maria Londa itu telah tiba di Bali sejak, Minggu (15/12) malam.
Kehadiran patriot olahraga asal Gumi Keris itu disambut Made Nariana, Sekretaris KONI Badung, Made Sutama bersama staf dan pengurus lainnya. Maria Londa waktu tiba disambut bersama pelatihnya Ketut Pageh di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Begitu tiba langsung ada prosesi pengalungan bunga mawar merah putih. "Kami berharap Maria Londa dapat memberikan inspirasi kepada atlet-atlet muda di Badung dan Bali. Sehingga ke depan diharapkan lahir atlet Maria Londa generasi selanjutnya yang bisa menjadi andalan Badung, Bali dan Indonesia," harap Made Nariana. *dek
"Sebenarnya saya sudah program hamil sejak sebulan lalu, beberapa saat jelang bertanding di SEA Games Filipina. Waktu itu sekalian check-up dan ingin kondisi plong sebelum bertanding. Harapannya, keturunan juga bagus dan ada kenang-kenangan untuk Sea Games Filipina," ujar Maria Londa saat ditemui NusaBali di kantor KONI Badung, Senin (16/12).
Saat ditemui, Maria Londa bertandang ke kantor KONI Badung untuk silaturahmi sekaligus berbagi oleh-oleh dengan rekan, staf dan pengurus di Sekretariat KONI Badung. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali ini lebih jauh mengatakan jika program hamilnya berhasil, tentu saja pilihannya akan dijatuhkan pada fokus menjaga kehamilan hingga anaknya lahir kelak. "Jika anak sudah lahir, saya jelas pilih mengasuh anak dong," tutur Maria Londa yang mendapat ganjaran bonus Rp 800 juta setelah raih medali emas dan perak di SEA Games Filipina.
Di tengah program kehamilannya, secara pribadi Maria Londa ada keinginan kembali turun di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX/2020. PON Papua akan digelar bulan September 2020, dan ada harapan memberikan prestasi terbaiknya untuk Bali di multi event empat tahunan itu.
Hanya saja, dia mengaku saat ini di Indonesia memang belum ada pesaing berat di nomor spesialisasinya. Untuk itu dia berharap kepada atlet muda lokal Bali agar lebih diberikan kesempatan ikut kejuaraan di luar Bali. Baginya, kejuaraan di luar Bali itu bagus menjadi pemicu untuk lebih giat dalam berlatih. Sebab, bagi Maria Londa dalam hal bertanding, atlet muda Bali sangat minim. Hal itu mestinya diperbanyak.
"Sebenarnya saya ingin fokus PON lagi sekali, tapi karena sudah program anak, jelas lebih diutamakan kehamilan dan anak nantinya terlebih dulu," tegas peraih medali emas lompat jauh Asian Games 2014 ini. Terkait prestasinya di Sea Games Filipina, Maria Londa, mengaku sesuai target sekaligus telah menebus kegagalan pada ajang Sea Games 2017. Saat itu, dia hanya mampu meraih 2 medali perak.
"Sebenarnya waktu di SEA Games Filipina, saya kembali mendapat rival berat dari dua negara, yakni atlet Thailand, dan tuan rumah Filipina. Nama pesaingnya saya lupa. Beruntung saya dapat tebus 1 emas di lompat jauh," tutur Maria Londa yang kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990 ini. Dia juga bersyukur bisa mempersembahkan medali emas dan perak tanpa cedera. “Jelas ini membuat saya dan keluarga bahagia," ujar anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Kamisus Kasi (almar¬hum) dan I Gusti Ayu Komang ‘Anastasia’ Ariningsih ini.
Sementara untuk ajang SEA Games ke depannya, Maria Londa mengaku belum tahu kariernya nanti. Apakah akan kembali turun atau bagaimana. Sebab, saat ini fokus dalam memprogram anak terlebih dahulu. “Ke depannya tentu melihat situasi yang ada. Jika nanti lahir anak pertama, memang ada keinginan untuk fokus urus keluarga dan anak. Tapi semua itu lihat saja pastinya nanti. Kalau program anak saat ini langsung dapat, bisa saja seperti itu," tutur Maria Londa. Sebab, begitu menikah bulan Januari 2019 lalu, Maria Londa sempat menunda kehamilan.
Maria Londa yang kesehariannya sebagai PNS di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali ini mengaku telah menikah pada bulan Januari 2019 lalu dengan seorang pria bernama I Made Sukariata, seorang pria asal Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Kini pasangan ini tinggal di Banjar Belulang, Kelurahan Kapal, Mengwi, Badung. Informasi yang dilansir dari detiksport, Maria Natalia Londa melepas masa lajangnya pada, Sabtu 19 Januari 2019 lalu.
Dia menikahi pria yang sudah lama memacarinya, Made Sukariata. Resepsi pernikahan digelar di Canangsari Restaurant, Sanur, Denpasar. Acara hanya dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat Maria Londa. Sementara soal penggunaan bonus yang cukup banyak mencapai Rp 800 juta, Maria Londa mengaku akan didepositokan semua untuk masa depan keluarganya. Sementara untuk kembali fokus kerja sebagai ASN baru akan dimulai Januari 2020. “Usai SEA Games Filipina, saya mau istirahat dulu sebentar," kata Maria Londa.
Sementara ditemui di lokasi yang sama, suami Maria Londa, I Made Sukariata, juga mengakui sudah fokus program untuk dapat momongan sejak sebulan yang lalu. Cek kesehatan dan yang lainnya sudah dilakukan dan hasilnya sehat semua. "Secara pribadi sebenarnya saya membebaskan apa yang dipilih Maria Londa, kembali berkarier sebagai atlet atau membina keluarga dalam konteks agar memiliki keturunan," tegas Sukariata yang seorang wiraswasta ini.
Jika nanti saat program kehamilannya berjalan dengan lancar sesuai harapan, istrinya diminta fokus menjaga kehamilan dan nantinya mengasuh anak. Seperti saat PON 2020 di Papua nanti, seandainya nanti kehamilannya benturan dengan waktu pelaksanaan PON, jelas pilihan utama adalah anak. Artinya tidak usah ikut PON. Kalau seandainya belum hamil, silakan saja main kembali di PON Papua. Yang jelas, tidak ada target untuk di PON Papua apalagi sampai menunda kehamilan. Karena keinginan utamanya, yakni program anak agar benar-benar berhasil.
"Target kami malah punya 4 anak. Istilahnya bagi kami itu Keluarga Berencana (KB) Bali," tutur Sukariata yang seorang wiraswasta ini. Sementara untuk harapan ke depan untuk KONI Bali agar atlet yang telah berprestasi di event SEA Games, masih tetap bisa diberikan kesempatan membela kabupaten bersangkutan. Seperti yang terjadi di Porprov Bali XIV/2019 di Kabupaten Tabanan, Maria Londa malah absen karena ada aturan dilarang atlet SEA Games turun di ajang Porprov.
"Kabupaten Badung kan sudah memberikan perhatian maksimal untuk istri saya, masa saat dibutuhkan tampil, malah tidak diperkenankan membela daerah asal," tandas Sukariata. Perlu diketahui, meski telah menikah sejak Januari 2019 lalu, pasangan suami istri ini masih menjalankan keyakinan awal. Semua itu karena pertimbangan saling melengkapi dan menghargai.
"Ketika saya ke Pura dia (Maria Londa) ikut juga, ketika ke Gereja saya juga ikut. Jadi tetap jalan sesuai keyakinan masing-masing dulu," papar Sukariata. Sementara itu Ketua Umum KONI Badung, Made Nariana, menambahkan Maria Londa itu telah tiba di Bali sejak, Minggu (15/12) malam.
Kehadiran patriot olahraga asal Gumi Keris itu disambut Made Nariana, Sekretaris KONI Badung, Made Sutama bersama staf dan pengurus lainnya. Maria Londa waktu tiba disambut bersama pelatihnya Ketut Pageh di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Begitu tiba langsung ada prosesi pengalungan bunga mawar merah putih. "Kami berharap Maria Londa dapat memberikan inspirasi kepada atlet-atlet muda di Badung dan Bali. Sehingga ke depan diharapkan lahir atlet Maria Londa generasi selanjutnya yang bisa menjadi andalan Badung, Bali dan Indonesia," harap Made Nariana. *dek
Komentar