AirNav Catat 367 Extra Flight Libur Nataru
Pada libur Nataru 2018, tercatat 881 permintaan extra flight. Namun dari jumlah tersebut yang terealisasi hanya 308 extra flight.
MANGUPURA, NusaBali
Air Navigation (AirNav) Indonesia cabang Denpasar menyebut ada 367 pengajuan extra flight dari sejumlah maskapai penerbangan untuk musim libur Natal dan tahun baru (Nataru). Pengajuan extra flight ini sudah disepakati oleh pihak Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Meski jumlahnya menurun dibanding tahun sebelumnya, namun tidak menutup kemungkinan ada susulan permintaan tambahan.
General Manager AirNav Indonesia cabang Denpasar Kristanto, menerangkan jumlah extra flight yang diterima oleh pihaknya hingga saat ini sebanyak 367 penerbangan dari beberapa maskapai. Untuk perinciannya, penerbangan keberangkatan sebanyak 180, dan penerbangan yang datang sebanyak 187.
Maskapai yang telah mengajukan extra flight itu yakni AirAsia sebanyak 135 extra flight, Garuda Indonesia 46 extra flight, Malindo Air 12 extra flight, Korean Air 4 extra flight, Lion Air 114 extra flight, dan Citilink 56 extra flight. Seat tersedia yang dijual pihak airline total berjumlah 75.972 seat.
“Untuk extra flight itu sudah dari beberapa bulan diajukan, dan sampai kemarin itu mencapai 367 extra flight. Ada beberapa penambahan dari maskapai Citilink, namun saat ini disesuaikan jam dan jumlahnya. Hal ini dikarenakan kapasitas penerbangan per jam di Bandara Ngurah Rai itu mencapai 31 movement (pergerakan) dan maksimal 32 movement per jam. Jadi tidak mungkin kita kasih di luar itu,” tutur Kristanto, Selasa (17/12).
Menurut Kristanto, rentang pelaksanaan pelayanan Nataru kali ini, pihaknya memperkirakan puncak lonjakan kedatangan pesawat di Bandara Ngurah Rai terjadi pada 21 Desember 2019. Sebab di tanggal itu para pelajar sudah mulai libur. Selain itu puncak kedua diperkirakan akan terjadi setelah 25 Desember 2019, usai perayaan Natal.
Sedangkan puncak arus balik pergerakan pesawat diperkirakan terjadi pada 5 Januari 2020. “Kalau di Bali ini cukup unik, saat liburan panjang ini kondisi arus mudik itu sangat sedikit. Tapi arus liburan yang dominan, bahkan hampir 80 persen yang datang ini terkait liburan,” ungkap pria yang baru lima bulan menjabat di AirNav Denpasar.
Guna memaksimalkan pelayanan saat Nataru, pihak Airnav Denpasar telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, alat, navigasi, radar, dan sistem, maupun pengecekan kesiapan alat yang akan dipergunakan. Beberapa hari lalu pihaknya juga sudah melakukan kalibrasi flight dan semuanya dipastikan dalam keadaan normal. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan upaya mitigasi terkait kemungkinan yang akan terjadi di musim hujan di bulan Desember, termasuk berkoordinasi dengan stake holder terkait dan bandara pendukung lainnya sebagai alternatif aerodrome, ketika ada terjadi sesuatu.
“Selain akan bergabung dalam posko terpadu monitoring angkutan Nataru di Bandara Ngurah Rai, kita juga membuat posko khusus dalam mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan, begitupun informasi terkait pergerakan pesawat nantinya. Untuk seluruh karyawan kami yang bertugas saat Nataru totalnya berjumlah 210 orang, dengan rincian pada bagian ATC ada 76 orang, teknisi 30 orang, aerodrome dan FBO ada 15 orang, serta bagian lainnya. Semuanya sudah dilakukan pengecekan performance sebelum pelayanan Nataru dimulai,” tuturnya.
Jika dibandingkan dengan permintaan extra flight Nataru periode kali ini dan tahun lalu, Kristanto mengaku bahwa permintaan kali ini masih di bawah tahun lalu. Dari data yang dimilikinya, Nataru 2018 sebanyak 881 extra flight yang diajukan. Namun dari 881 permintaan extra flight periode itu, yang terealisasi hanya 308 extra flight. Saat itu maskapai Garuda Indonesia mengajukan permintaan exra flight sebanyak 164, terealisasi 97; AirAsia mengajukan 49 extra flight, terealisasi 33; Lion Air mengajukan 252 extra flight, terealisasi 14; Batik Air mengajukan 96 extra flight, terealisasi 32; Sriwijaya Air mengajukan 72 extra flight, terealisasi 7; Nam Air mengajukan 36 extra flight, terealisasi 21; Citilink mengajukan 122 extra flight, terealisasi 104.
“Berkurangnya realisasi extra flight tersebut dikarenakan banyak faktor, salah satunya untuk efisiensi dengan penggunaan pesawat yang lebih besar. Kalau untuk realisasi extra flight Nataru periode ini terus kita pantau, hasilnya baru kita ketahui setelah masa liburan periode Nataru ini berakhir,” kata Kristanto. *dar
General Manager AirNav Indonesia cabang Denpasar Kristanto, menerangkan jumlah extra flight yang diterima oleh pihaknya hingga saat ini sebanyak 367 penerbangan dari beberapa maskapai. Untuk perinciannya, penerbangan keberangkatan sebanyak 180, dan penerbangan yang datang sebanyak 187.
Maskapai yang telah mengajukan extra flight itu yakni AirAsia sebanyak 135 extra flight, Garuda Indonesia 46 extra flight, Malindo Air 12 extra flight, Korean Air 4 extra flight, Lion Air 114 extra flight, dan Citilink 56 extra flight. Seat tersedia yang dijual pihak airline total berjumlah 75.972 seat.
“Untuk extra flight itu sudah dari beberapa bulan diajukan, dan sampai kemarin itu mencapai 367 extra flight. Ada beberapa penambahan dari maskapai Citilink, namun saat ini disesuaikan jam dan jumlahnya. Hal ini dikarenakan kapasitas penerbangan per jam di Bandara Ngurah Rai itu mencapai 31 movement (pergerakan) dan maksimal 32 movement per jam. Jadi tidak mungkin kita kasih di luar itu,” tutur Kristanto, Selasa (17/12).
Menurut Kristanto, rentang pelaksanaan pelayanan Nataru kali ini, pihaknya memperkirakan puncak lonjakan kedatangan pesawat di Bandara Ngurah Rai terjadi pada 21 Desember 2019. Sebab di tanggal itu para pelajar sudah mulai libur. Selain itu puncak kedua diperkirakan akan terjadi setelah 25 Desember 2019, usai perayaan Natal.
Sedangkan puncak arus balik pergerakan pesawat diperkirakan terjadi pada 5 Januari 2020. “Kalau di Bali ini cukup unik, saat liburan panjang ini kondisi arus mudik itu sangat sedikit. Tapi arus liburan yang dominan, bahkan hampir 80 persen yang datang ini terkait liburan,” ungkap pria yang baru lima bulan menjabat di AirNav Denpasar.
Guna memaksimalkan pelayanan saat Nataru, pihak Airnav Denpasar telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, alat, navigasi, radar, dan sistem, maupun pengecekan kesiapan alat yang akan dipergunakan. Beberapa hari lalu pihaknya juga sudah melakukan kalibrasi flight dan semuanya dipastikan dalam keadaan normal. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan upaya mitigasi terkait kemungkinan yang akan terjadi di musim hujan di bulan Desember, termasuk berkoordinasi dengan stake holder terkait dan bandara pendukung lainnya sebagai alternatif aerodrome, ketika ada terjadi sesuatu.
“Selain akan bergabung dalam posko terpadu monitoring angkutan Nataru di Bandara Ngurah Rai, kita juga membuat posko khusus dalam mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan, begitupun informasi terkait pergerakan pesawat nantinya. Untuk seluruh karyawan kami yang bertugas saat Nataru totalnya berjumlah 210 orang, dengan rincian pada bagian ATC ada 76 orang, teknisi 30 orang, aerodrome dan FBO ada 15 orang, serta bagian lainnya. Semuanya sudah dilakukan pengecekan performance sebelum pelayanan Nataru dimulai,” tuturnya.
Jika dibandingkan dengan permintaan extra flight Nataru periode kali ini dan tahun lalu, Kristanto mengaku bahwa permintaan kali ini masih di bawah tahun lalu. Dari data yang dimilikinya, Nataru 2018 sebanyak 881 extra flight yang diajukan. Namun dari 881 permintaan extra flight periode itu, yang terealisasi hanya 308 extra flight. Saat itu maskapai Garuda Indonesia mengajukan permintaan exra flight sebanyak 164, terealisasi 97; AirAsia mengajukan 49 extra flight, terealisasi 33; Lion Air mengajukan 252 extra flight, terealisasi 14; Batik Air mengajukan 96 extra flight, terealisasi 32; Sriwijaya Air mengajukan 72 extra flight, terealisasi 7; Nam Air mengajukan 36 extra flight, terealisasi 21; Citilink mengajukan 122 extra flight, terealisasi 104.
“Berkurangnya realisasi extra flight tersebut dikarenakan banyak faktor, salah satunya untuk efisiensi dengan penggunaan pesawat yang lebih besar. Kalau untuk realisasi extra flight Nataru periode ini terus kita pantau, hasilnya baru kita ketahui setelah masa liburan periode Nataru ini berakhir,” kata Kristanto. *dar
1
Komentar