Sensus Penduduk 2020 Dilaksanakan Online
BPS Pusat sedang menyiapkan aplikasi Sensus Penduduk Online (SPO) yang akan diisi oleh masyarakat melalui telepon selulernya.
SINGARAJA, NusaBali
Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan sensus penduduk di tahun 2020. Pendataan penduduk yang rutin digelar setiap dasawarsa ini untuk pertama kalinya akan dilakukan dengan sistem online oleh warga Indonesia tanpa terkecuali.
Kepala BPS Buleleng, Gede Suarta ditemui usai koordinasi dan konsolidasi persiapan sensus penduduk 2020, Rabu (18/12/2019), mengatakan metode sesus penduduk secara online sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Pendataan penduduk tahun depan tidak lagi akan dilakukan secara tradisional atau door to door seperti sebelumnya. BPS Pusat pun disebut akan menyiapkan aplikasi Sensus Penduduk Online (SPO) yang akan diisi oleh masyarakat melalui telepon selulernya.
Hanya saja pelaksanaan pendataan penduduk online pertama kali ini juga dinilai cukup riskan dan masih dalam tahap uji coba. Sehingga BPS berharap Pemkab Buleleng hingga stakeholder terbawahnya yakni Kepala Lingkungan dan Kelian Banjar diharapkan berperan aktif untuk memberikan arahan kepada masyarakat untuk mengisi data pada SPO di ponsel pintar milik mereka. “Ini baru pertama kali sehingga pasti ada tantangan. Sistem Online mengharapkan masyarakat dan pemerintah yang nanti berperan aktif untuk mengisi data,” jelas dia.
Selain itu BPS juga akan merekrut sukarelawan pendamping desa yang akan turun langsung ke masyarakat dibantu kepala lingkungan dan kelian banjar untuk mengarahkan dan mensosialisasikan hingga mengisi data di SPO. Masing-masing desa akan direkrut seorang sukarelawan. Kepala BPS Gede Suarta juga tak memungkiri jika hambatan pertama selain kesadaran masyarakat untuk mengisi data di aplikasi SPO, juga menyangkut topografi Buleleng yang beberapa daerah masih terkendala sinyal internet.
Terkait dengan kendala internet dan kuota yang diperlukan dalam sensus online ini diarahkan ke spot-spot wifi gratis program Bali Smart Island yang sudah dipasang oleh Pemprov Bali. Meski demikian dalam penerapan sensus penduduk sistem online BPS tidak akan memaksakan bagi masyarakat yang benar-benar buta teknologi dan tidak memiliki ponsel pintar. Masyarakat yang tidak mengisi data di SPO, akan didatangi dan diwawancara langsung. “Kalau tidak mengisi SPO akan kami datangi dengan sensus wawancara karena penduduk harus terdata semua tidak boleh ada yang tercecer,” jelas dia.
Dirinya pun berharap pelaksanaan sensus penduduk online dapat didukung penuh oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Data yang terhimpun di akhir sensus penduduk juga akan dipakai data acuan untuk pengembangan dan pembangunan pemerintah daerah yang bersangkutan. Sehingga Gede Suarta berharap masyarakat mengisi data di SPO dengan sejujur-jujurnya tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Dewa Ketut Puspaka mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan sensus penduduk 2020 harus disiapkan secara matang. Baik dari koordinasi dan kerjasama antara BPS dengan pemerintah daerah. Sehingga pemotretan data detail masyarakat Buleleng dapat berjalan dengan lancar dan sukses sesuai keadaan riil di lapangan.
“BPS data dasarnya diambil dari Dirjen Dukcapil. Kami berharap ada koordinasi dengan kami bersama stakeholder. Peran bersama pemerintah dan masyarakat menjadi kunci karena sensus penduduk tidak bisa dilaksanakan tanpa koordinasi dengan baik,” jelas Puspaka.
Penggunaan sensus penduduk dengan sistem online menjadi atensi bersama baik Pemkab Buleleng dan BPS untuk kesuksesan pendataan penduduk di Kabupaten Buleleng.*k23
Kepala BPS Buleleng, Gede Suarta ditemui usai koordinasi dan konsolidasi persiapan sensus penduduk 2020, Rabu (18/12/2019), mengatakan metode sesus penduduk secara online sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Pendataan penduduk tahun depan tidak lagi akan dilakukan secara tradisional atau door to door seperti sebelumnya. BPS Pusat pun disebut akan menyiapkan aplikasi Sensus Penduduk Online (SPO) yang akan diisi oleh masyarakat melalui telepon selulernya.
Hanya saja pelaksanaan pendataan penduduk online pertama kali ini juga dinilai cukup riskan dan masih dalam tahap uji coba. Sehingga BPS berharap Pemkab Buleleng hingga stakeholder terbawahnya yakni Kepala Lingkungan dan Kelian Banjar diharapkan berperan aktif untuk memberikan arahan kepada masyarakat untuk mengisi data pada SPO di ponsel pintar milik mereka. “Ini baru pertama kali sehingga pasti ada tantangan. Sistem Online mengharapkan masyarakat dan pemerintah yang nanti berperan aktif untuk mengisi data,” jelas dia.
Selain itu BPS juga akan merekrut sukarelawan pendamping desa yang akan turun langsung ke masyarakat dibantu kepala lingkungan dan kelian banjar untuk mengarahkan dan mensosialisasikan hingga mengisi data di SPO. Masing-masing desa akan direkrut seorang sukarelawan. Kepala BPS Gede Suarta juga tak memungkiri jika hambatan pertama selain kesadaran masyarakat untuk mengisi data di aplikasi SPO, juga menyangkut topografi Buleleng yang beberapa daerah masih terkendala sinyal internet.
Terkait dengan kendala internet dan kuota yang diperlukan dalam sensus online ini diarahkan ke spot-spot wifi gratis program Bali Smart Island yang sudah dipasang oleh Pemprov Bali. Meski demikian dalam penerapan sensus penduduk sistem online BPS tidak akan memaksakan bagi masyarakat yang benar-benar buta teknologi dan tidak memiliki ponsel pintar. Masyarakat yang tidak mengisi data di SPO, akan didatangi dan diwawancara langsung. “Kalau tidak mengisi SPO akan kami datangi dengan sensus wawancara karena penduduk harus terdata semua tidak boleh ada yang tercecer,” jelas dia.
Dirinya pun berharap pelaksanaan sensus penduduk online dapat didukung penuh oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Data yang terhimpun di akhir sensus penduduk juga akan dipakai data acuan untuk pengembangan dan pembangunan pemerintah daerah yang bersangkutan. Sehingga Gede Suarta berharap masyarakat mengisi data di SPO dengan sejujur-jujurnya tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Dewa Ketut Puspaka mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan sensus penduduk 2020 harus disiapkan secara matang. Baik dari koordinasi dan kerjasama antara BPS dengan pemerintah daerah. Sehingga pemotretan data detail masyarakat Buleleng dapat berjalan dengan lancar dan sukses sesuai keadaan riil di lapangan.
“BPS data dasarnya diambil dari Dirjen Dukcapil. Kami berharap ada koordinasi dengan kami bersama stakeholder. Peran bersama pemerintah dan masyarakat menjadi kunci karena sensus penduduk tidak bisa dilaksanakan tanpa koordinasi dengan baik,” jelas Puspaka.
Penggunaan sensus penduduk dengan sistem online menjadi atensi bersama baik Pemkab Buleleng dan BPS untuk kesuksesan pendataan penduduk di Kabupaten Buleleng.*k23
1
Komentar