14 Negara Bahas Teknologi Pendidikan di Bali
Konferensi dipastikan berjalan menarik karena peserta konferensi akan aktif memaparkan pandangan dan pengalamannya dalam sebuah paper.
DENPASAR, NusaBali
Pesatnya perkembangan studi tentang teknologi pendidikan, menggugah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar konferensi tingkat dunia pertama di Indonesia dalam bidang teknologi pendidikan. Bali pun dipercaya sebagai ajang bertemunya para guru, dosen, praktisi pendidikan, dan komunitas yang fokus di dunia pendidikan dari 14 negara yang mewakili lima benua.
“Mereka akan saling bertukar informasi dan pengalaman serta memperluas jaringan dengan para praktisi dan profesional di bidang teknologi pendidikan,” kata Ketua Panitia Prof Dr Atwi Suparman MSc, Minggu (31/7). Ke-14 negara tersebut antara lain Indonesia, AS, Norwegia, Belgia, Turki, Jepang, Malaysia, Singapura, Inggris, Afrika Selatan, Iran, Brasil, dan China Taipei.
Peserta konferensi selama 31 Juli hingga 3 Agustus di Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan ini dipastikan berjalan menarik karena peserta konferensi akan aktif memaparkan pandangan dan pengalamannya dalam sebuah paper.
“Ada 295 paper, dan nantinya paper yang sudah diseleksi akan diterbitkan di jurnal-jurnal internasional oleh penerbit dari Amerika. Makanya sejak setahun lalu kami gencar mengingatkan peserta konferensi,” kata Atwi Suparman yang juga seorang guru besar Universitas Terbuka (UT).
Rektor UNJ, Prof Dr Djaali mengatakan bahwa konferensi tingkat dunia ini menghadirkan beberapa keynote speakers dan plenary di antaranya Mohammad Nasir (Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika), Tian Belawati (Rektor UT), Rob Branch (University of Georgia USA), Chairul Tanjung (CEO Trans Corp), Mike Spector (University of North Texas USA), Steve Harmon (Georgia State Universiy), Marcus Childress (Baker University USA) dan Johannes Cronje (Cape Peninsula University of Technology, Afrika Selatan).
Konferensi yang digagas UNJ ini bekerjasama dengan UT, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Universitas Mahendradata dan Kopertis Wilayah 8. “Acara ini juga didukung oleh Association of Educational and Communication Technology (AECT) USA dan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI),” kata Djaali.
Teknologi pendidikan sendiri adalah studi dan praktik etis memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. “Jadi yang dimaksud bukan teknologi seperti smartphone dan sejenisnya, melainkan sebuah strategi untuk pembelajaran,” imbuh Mike Spector.
Sementara itu Rektor Undiksha, Dr I Nyoman Djampel MPd mengaku bangga dengan diselenggarakannya konferensi ini di Bali. “Undiksha sebagai co host karena juga memiliki program studi teknologi pendidikan,” kata Djampel. Djampel juga menambahkan dengan adanya teknologi pendidikan, maka dosen akan lebih kuat dan berkembang menjadi lebih baik. Bukan saja ilmu saja, tapi menciptakan karakter.
“Suatu misal, jika teknologi pendidikan dikuasai dengan baik maka pelajaran matematika yang menakutkan bisa dikemas dengan baik sehingga menjadi sesuatu yang menyenangkan siswa ataupun mahasiswa,” pungkas Djampel. * mao
Pesatnya perkembangan studi tentang teknologi pendidikan, menggugah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar konferensi tingkat dunia pertama di Indonesia dalam bidang teknologi pendidikan. Bali pun dipercaya sebagai ajang bertemunya para guru, dosen, praktisi pendidikan, dan komunitas yang fokus di dunia pendidikan dari 14 negara yang mewakili lima benua.
“Mereka akan saling bertukar informasi dan pengalaman serta memperluas jaringan dengan para praktisi dan profesional di bidang teknologi pendidikan,” kata Ketua Panitia Prof Dr Atwi Suparman MSc, Minggu (31/7). Ke-14 negara tersebut antara lain Indonesia, AS, Norwegia, Belgia, Turki, Jepang, Malaysia, Singapura, Inggris, Afrika Selatan, Iran, Brasil, dan China Taipei.
Peserta konferensi selama 31 Juli hingga 3 Agustus di Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan ini dipastikan berjalan menarik karena peserta konferensi akan aktif memaparkan pandangan dan pengalamannya dalam sebuah paper.
“Ada 295 paper, dan nantinya paper yang sudah diseleksi akan diterbitkan di jurnal-jurnal internasional oleh penerbit dari Amerika. Makanya sejak setahun lalu kami gencar mengingatkan peserta konferensi,” kata Atwi Suparman yang juga seorang guru besar Universitas Terbuka (UT).
Rektor UNJ, Prof Dr Djaali mengatakan bahwa konferensi tingkat dunia ini menghadirkan beberapa keynote speakers dan plenary di antaranya Mohammad Nasir (Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika), Tian Belawati (Rektor UT), Rob Branch (University of Georgia USA), Chairul Tanjung (CEO Trans Corp), Mike Spector (University of North Texas USA), Steve Harmon (Georgia State Universiy), Marcus Childress (Baker University USA) dan Johannes Cronje (Cape Peninsula University of Technology, Afrika Selatan).
Konferensi yang digagas UNJ ini bekerjasama dengan UT, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Universitas Mahendradata dan Kopertis Wilayah 8. “Acara ini juga didukung oleh Association of Educational and Communication Technology (AECT) USA dan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI),” kata Djaali.
Teknologi pendidikan sendiri adalah studi dan praktik etis memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. “Jadi yang dimaksud bukan teknologi seperti smartphone dan sejenisnya, melainkan sebuah strategi untuk pembelajaran,” imbuh Mike Spector.
Sementara itu Rektor Undiksha, Dr I Nyoman Djampel MPd mengaku bangga dengan diselenggarakannya konferensi ini di Bali. “Undiksha sebagai co host karena juga memiliki program studi teknologi pendidikan,” kata Djampel. Djampel juga menambahkan dengan adanya teknologi pendidikan, maka dosen akan lebih kuat dan berkembang menjadi lebih baik. Bukan saja ilmu saja, tapi menciptakan karakter.
“Suatu misal, jika teknologi pendidikan dikuasai dengan baik maka pelajaran matematika yang menakutkan bisa dikemas dengan baik sehingga menjadi sesuatu yang menyenangkan siswa ataupun mahasiswa,” pungkas Djampel. * mao
Komentar