GTS Institute Bali Masuk 10 Besar
Program Unggulan dari Kementerian PP PA
GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali mendapat kado istimewa bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember 2019, yakni meraih penghargaan masuk 10 besar program unggulan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP PA).
DENPASAR, NusaBali
Direktur Utama GTS Institute Bali Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MM MH mengaku senang dan bangga karena lembaga yang baru didirikanya ini sudah mendapatkan apresiasi dari Kementerian PP PA.
Penghargaan yang diraih GTS Institute yakni katagori inovasi lembaga masyarakat terbaik dalam bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Penghargaan rencananya akan diserahkan langsung Ibu Menteri PP PA saat puncak Peringatan Hari Ibu di kawasan Kota Lama, Jawa Tengah Semarang pada 21 Desember ini,” ujarnya kepada NusaBali, Jumat (20/12).
Menurut Tini Gorda, penghargaan yang diraihnya ini sepekan setelah dirinya sudah tidak menjabat lagi sebagai Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali yang sudah dipeganggnya selama dua periode.
Tini Gorda digantikan Nyonya Cokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati (Nyonya Cok Ace) yang secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum BKOW Provinsi Bali (2019-2024) dalam acara Raker dan Rapim BKOW di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Minggu (15/12).
Tini Gorda mengaku selama menjabat sebagai Ketua BKOW Bali, banyak perubahan yang ia rasakan dalam hidupnya. “Organisasi ini (BKOW) adalah rumah perubahan bagi seorang Gung Tini Gorda,” ucapnya.
Diceritakannya, mengabdi dalam organisasi BKOW dilakoninya sejak kehilangan sang inspirator Prof IGN Gorda yang notabene ayah tercintanya pada tahun 2007.
“Bu Masni adalah ibu yang melahirkan saya menjadi Ketum BKOW Bali pada 15 Desember 2009. Saat itulah saya mulai menjadi Gung Tini Gorda dari dimensi lain yakni mampu bermain di ruang publik tapi tetap bicara dan bergerak dalam dimensi domestik yakni anak dan perempuan serta keluarga,” kenangnya. “Kehilangan ayah yang sangat mempunyai nama besar di dunia pendidikan tidak menjadi beban bagi saya karena saya bermainnya dari dimensi yang saya sukai. Passion saya memang berorganisasi. Sehingga berjalannya waktu saya mampu mensejajarkan diri saya dengn nama besar Prof Gorda (alm),” imbuh ibu dua anak yang juga Ketua Iwapi Bali ini. *isu
Direktur Utama GTS Institute Bali Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MM MH mengaku senang dan bangga karena lembaga yang baru didirikanya ini sudah mendapatkan apresiasi dari Kementerian PP PA.
Penghargaan yang diraih GTS Institute yakni katagori inovasi lembaga masyarakat terbaik dalam bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Penghargaan rencananya akan diserahkan langsung Ibu Menteri PP PA saat puncak Peringatan Hari Ibu di kawasan Kota Lama, Jawa Tengah Semarang pada 21 Desember ini,” ujarnya kepada NusaBali, Jumat (20/12).
Menurut Tini Gorda, penghargaan yang diraihnya ini sepekan setelah dirinya sudah tidak menjabat lagi sebagai Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali yang sudah dipeganggnya selama dua periode.
Tini Gorda digantikan Nyonya Cokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati (Nyonya Cok Ace) yang secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum BKOW Provinsi Bali (2019-2024) dalam acara Raker dan Rapim BKOW di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Minggu (15/12).
Tini Gorda mengaku selama menjabat sebagai Ketua BKOW Bali, banyak perubahan yang ia rasakan dalam hidupnya. “Organisasi ini (BKOW) adalah rumah perubahan bagi seorang Gung Tini Gorda,” ucapnya.
Diceritakannya, mengabdi dalam organisasi BKOW dilakoninya sejak kehilangan sang inspirator Prof IGN Gorda yang notabene ayah tercintanya pada tahun 2007.
“Bu Masni adalah ibu yang melahirkan saya menjadi Ketum BKOW Bali pada 15 Desember 2009. Saat itulah saya mulai menjadi Gung Tini Gorda dari dimensi lain yakni mampu bermain di ruang publik tapi tetap bicara dan bergerak dalam dimensi domestik yakni anak dan perempuan serta keluarga,” kenangnya. “Kehilangan ayah yang sangat mempunyai nama besar di dunia pendidikan tidak menjadi beban bagi saya karena saya bermainnya dari dimensi yang saya sukai. Passion saya memang berorganisasi. Sehingga berjalannya waktu saya mampu mensejajarkan diri saya dengn nama besar Prof Gorda (alm),” imbuh ibu dua anak yang juga Ketua Iwapi Bali ini. *isu
1
Komentar