Target Penjualan Ikan Nila Melenceng
Penjualan bibit ikan nila yang dikembangkan Balai Benih Ikan (BBI) Sidembunut untuk tahun 2019 belum bisa memeenuhi target yang telah ditetapkan.
BANGLI, NusaBali
Dari target Rp 229 juta, yang mampu disetorkan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli sebesar Rp 205 juta. Bibit yang dihasilkan BBI Sidembunut merambah kabupaten Klungkung dan Gianyar.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli Nyoman Widana, menjelaskan benih ikan dibeli oleh pendeder. Tahun 2019 target yang ditetapkan dari hasil penjualan benih sebesar Rp 229 juta, terelisasi Rp 205 juta. Menuurt Nyoman Widana, banyak faktor penyebab belum terelasisasinya target. Di antaranya keadaan air. “Air kami mengandalkan sungai, kadang keadaan air tidak menentu, jika terjadi longsor di hulu kondisi air menjadi keruh dan bahkan suplai air sempat macet. Selain itu juga mulai masuknya kompetitor dari luar daerah sehingga berpengaruh terhadap penjulan benih,” sebutnya.
Nyoman Widana mengatakan, faktor cuaca sangat berpengaruh dalam proses produksi. “Kalau musim dingin berpengaruh terhadap produksi benih, bisa terjadi penurunan,” sambungnya. Dia juga membeberkan harga benih diatur dalam Perda Nomor 51 tahun 2013 tentang retribusi penjualan produksi usaha daerah. Contoh jenis nila ukuran 0,9 – 1 cm Rp 20 per ekor. Indukan Nila Rp 70 ribu per kilo. Untuk benih lele ukura 1-3 cm harganya Rp 1.000 per ekornya, sementara untuk Indukan lele Rp 70 ribu per kilogram.
Kondisi kolam di BBI Sidembunut, menurut Nyoman Widana memang ada beberapa kolam yang bocor, namun sudah mendapatkan penanganan. “Sebelumnya dua kolam yang bocor tapi sudah mendapat perbaikan. Kini kondisi kolam sudah normal,” imbuhnya. *esa
Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli Nyoman Widana, menjelaskan benih ikan dibeli oleh pendeder. Tahun 2019 target yang ditetapkan dari hasil penjualan benih sebesar Rp 229 juta, terelisasi Rp 205 juta. Menuurt Nyoman Widana, banyak faktor penyebab belum terelasisasinya target. Di antaranya keadaan air. “Air kami mengandalkan sungai, kadang keadaan air tidak menentu, jika terjadi longsor di hulu kondisi air menjadi keruh dan bahkan suplai air sempat macet. Selain itu juga mulai masuknya kompetitor dari luar daerah sehingga berpengaruh terhadap penjulan benih,” sebutnya.
Nyoman Widana mengatakan, faktor cuaca sangat berpengaruh dalam proses produksi. “Kalau musim dingin berpengaruh terhadap produksi benih, bisa terjadi penurunan,” sambungnya. Dia juga membeberkan harga benih diatur dalam Perda Nomor 51 tahun 2013 tentang retribusi penjualan produksi usaha daerah. Contoh jenis nila ukuran 0,9 – 1 cm Rp 20 per ekor. Indukan Nila Rp 70 ribu per kilo. Untuk benih lele ukura 1-3 cm harganya Rp 1.000 per ekornya, sementara untuk Indukan lele Rp 70 ribu per kilogram.
Kondisi kolam di BBI Sidembunut, menurut Nyoman Widana memang ada beberapa kolam yang bocor, namun sudah mendapatkan penanganan. “Sebelumnya dua kolam yang bocor tapi sudah mendapat perbaikan. Kini kondisi kolam sudah normal,” imbuhnya. *esa
1
Komentar