Teluk Gilimanuk Langganan Sampah Plastik
Pemkab Jembrana kembali menggelar kegiatan Gerakan Semesta Berencana Bali Resik Sampah Plastik, Jumat (27/12) pagi.
NEGARA, NusaBali
Resik sampah kali ini dipusatkan di seputaran Pantai Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Karena pantai ini masih menjadi langganan lokasi tumpukan sampah kirima akibat arus laut. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan 133 kilogram sampah plastik.
Kegiatan resik sampah dengan melibatkan unsur dari TNI/Polri, para siswa SD, dan masyarakat sekitar Gilimanuk ini juga diikuti Bupati Jembrana I Putu Artha, bersama istri Ni Kade Ari Sugianti alias Ny Ari Sugianti Artha, Sekda Jembrana I Made Sudiada, serta para pimpinan OPD Pemkab Jembrana. Kegiatan resik sampah pada Desember 2019 ini sengaja difokuskan di Pantai Teluk Gilimanuk, setelah mengetahui banyak sampah kiriman yang terdampar di pantai setempat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana I Wayan Sudiarta, menyampaikan dari kegiatan resik sampah ini terkumpul 133 kilogram sampah plastik. Sampah plastik atau pun sampah-sampah anorganik yang terkumpul dan ditambang itu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh. “Sampah-sampah limbah plastik kami bawa ke TPA. Kegiatan seperti ini, akan terus kami lakukan secara rutin dalam mewujudkan Bali Resik yang terbebas dari sampah plastik di Jembrana,” ujarnya.
Usai kegiatan, Bupati Artha mengatakan, program Bali resik ini merupakan arahan Gubernur Bali untuk bersih-bersih di ingkungan pesisir . Tujuannya agar sampah plastik tidak lagi ditemukan mencemari laut. Seperti yang terjadi di pantai Teluk Gilimanuk yang dijadikan pusat lokasi resik sampah kemarin. “Kami arahkan bersih-bersih kali ini di Gilimanuk, agar kawasan wisata ini bebas dari sampah plastik, terutama disepanjang pesisir pantai,” ujarnya.
Bupati Artha menegaskan, penanganan sampah plastik, ini tidak cukup hanya ditangani oleh Pemerintah Daerah saja. Melainkan perlu dukungan komitmen dari seluruh komponen masyarakat. “Dengan gerakan resik sampah ini, kami berahap seluruh warga masyarakat dan juga anak-anak sekolah, termasuk para instansi vertikal yang ada di Kabupaten Jembrana, untuk bersama-sama menjaga dan merawat lingkungan. Untuk itu mari saling mengingatkan. Tanamakan menjadi kebiasaan agar tidak membuang sampah semabrangan. Apalagi sampah plastik,” ujarnya.*ode
Resik sampah kali ini dipusatkan di seputaran Pantai Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Karena pantai ini masih menjadi langganan lokasi tumpukan sampah kirima akibat arus laut. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan 133 kilogram sampah plastik.
Kegiatan resik sampah dengan melibatkan unsur dari TNI/Polri, para siswa SD, dan masyarakat sekitar Gilimanuk ini juga diikuti Bupati Jembrana I Putu Artha, bersama istri Ni Kade Ari Sugianti alias Ny Ari Sugianti Artha, Sekda Jembrana I Made Sudiada, serta para pimpinan OPD Pemkab Jembrana. Kegiatan resik sampah pada Desember 2019 ini sengaja difokuskan di Pantai Teluk Gilimanuk, setelah mengetahui banyak sampah kiriman yang terdampar di pantai setempat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana I Wayan Sudiarta, menyampaikan dari kegiatan resik sampah ini terkumpul 133 kilogram sampah plastik. Sampah plastik atau pun sampah-sampah anorganik yang terkumpul dan ditambang itu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh. “Sampah-sampah limbah plastik kami bawa ke TPA. Kegiatan seperti ini, akan terus kami lakukan secara rutin dalam mewujudkan Bali Resik yang terbebas dari sampah plastik di Jembrana,” ujarnya.
Usai kegiatan, Bupati Artha mengatakan, program Bali resik ini merupakan arahan Gubernur Bali untuk bersih-bersih di ingkungan pesisir . Tujuannya agar sampah plastik tidak lagi ditemukan mencemari laut. Seperti yang terjadi di pantai Teluk Gilimanuk yang dijadikan pusat lokasi resik sampah kemarin. “Kami arahkan bersih-bersih kali ini di Gilimanuk, agar kawasan wisata ini bebas dari sampah plastik, terutama disepanjang pesisir pantai,” ujarnya.
Bupati Artha menegaskan, penanganan sampah plastik, ini tidak cukup hanya ditangani oleh Pemerintah Daerah saja. Melainkan perlu dukungan komitmen dari seluruh komponen masyarakat. “Dengan gerakan resik sampah ini, kami berahap seluruh warga masyarakat dan juga anak-anak sekolah, termasuk para instansi vertikal yang ada di Kabupaten Jembrana, untuk bersama-sama menjaga dan merawat lingkungan. Untuk itu mari saling mengingatkan. Tanamakan menjadi kebiasaan agar tidak membuang sampah semabrangan. Apalagi sampah plastik,” ujarnya.*ode
Komentar