nusabali

Gerindra Sodorkan 5 Nama ke Koalisi

Kandidat Cabup-Cawabup untuk Pilkada Jembrana 2020

  • www.nusabali.com-gerindra-sodorkan-5-nama-ke-koalisi

Meskipun Gerindra adalah partai terbesar kedua di dalam koalisi, namun Gerindra berkomitmen mendukung siapapun calon terbaik.

NEGARA, NusaBali
Gerindra Jembrana akan membawa 5 tokoh untuk disodorkan ke Koalisi Jembrana Maju (KJM) terdiri atas Golkar, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Perindo dan PKS. Lima figur yang melewati proses pendaftaran Cabup-Cawabup di Gerindra ini, sebanyak 4 orang merupakan kader parpol dan 1 orang non parpol.

Mereka terdiri atas 3 orang kader Gerindra, yakni Ketua DPC Gerindra Jembrana yang juga anggota DPRD Bali Dapil Jembrana, Kade Darma Susila (mendaftar Cabup), Ketua PAC Gerindra Pekutatan yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jembrana, I Ketut Sadwi Darmawan (mendaftar Cawabup), dan I Gede Budi Santoso (mendaftar Cabup). Kemudian 1 orang parpol luar Gerindra, yakni kader PKB, Haji Nasrun (mendaftar Cabup). Sedangkan satu-satunya tokoh non parpol yang mendaftar di Gerindra Jembrana, adalah pengusaha bidang pariwisata, Ngurah Hendra Winata, asal Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.

“Sebenarnya ada satu lagi tokoh independen (non parpol) yang juga sempat mengambil formulir, yaitu Pak Nurlaba (Nengah Nurlaba, Ketua APINDO Bali dari Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana). Tetapi sampai sekarang belum ada pengembalian formulir,” ujar Ketua DPC Gerindra Jembrana, Kade Darma Susila, saat ditemui usai acara seminar 4 pilar berbangsa dan bernegara Gerindra Jembrana, di Hotel Jimbarwarna, Minggu (29/12).

Dari 5 tokoh yang mendaftar, dua di antaranya juga tercatat mendaftar di Golkar Jembrana, yakni kader PKB, Haji Nasrun, dan kader Gerindra, I Gede Budi Santoso. Hanya saja, Haji Nasrun yang mendaftar sebagai Cabup di Gerindra, mendaftar sebagai Cawabup di Golkar. Sedangkan Budi Santoso yang juga mendaftar di Golkar, tetap mendaftar Cabup. “Yang pasti, nanti untuk yang mendaftar di Gerindra, tetap akan kami ajukan ke koalisi. Nanti prosesnya tetap di koalisi, untuk siapa-siapa yang akan diusung koalisi,” ungkap Darma Susila yang juga Sekretarias Koalisi Jembrana Maju (KJM) ini.

Ketika disinggung apakah tokoh-tokoh yang mendaftar di Gerindra harus direkomendasi koalisi, Darma Susila mengaku, semuanya tergantung hasil survei. Meskipun Gerindra adalah partai terbesar kedua di dalam koalisi, namun pihaknya berkomitmen mendukung siapapun calon terbaik. “Nanti ada survei publik di koalisi, dan siapa yang memenuhi aturan. Kami di Gerindra, komitmen mengesampingkan ego calon maupun ego partai. Yang terpenting, jelas harus dapat masukan, bagaimana respons masyarakat, dan syarat-syarat yang diamanatkan koalisi nanti,” ujarnya.

Dalam menentukan calon di koalisi nanti, Darma Susila sangat menyakini, masing-masing parpol ingin memperjuangkan calonnya. Begitu juga dengan pihaknya di Gerindra. Tetapi ketika calon yang diperjuangkan tidak mendapat respons positif di masyarakat, partai yang tergabung dalam koalisi, harus sepakat mengusung siapa yang terbaik. “Kalau kami di internal (Gerindra) berusaha semaksimal mungkin mendorong bakal calon yang mendaftar di kita. Kita juga masih membuka peluang, siapapun yang mendaftar untuk diajukan di koalisi,” pungkasnya.

Sekadar dicatat, ada sekanario tarung head to heat antara PDIP vs Golkar cs di Pilkada Jembrana 2020. Golkar cs digadang-gadang akan usung politisi Demokrat, I Nengah Tamba, sebagai Cabup Jembrana 2020.

Golkar disebut-sebut telah berhasil menggaet 6 parpol lainnya sebagai mitra koalisi untuk Pilkada Jembrana 2020. Dari 7 parpol yang sepakat membangun Koalisi Jembrana Maju bersama Golkar untuk usung Nengah Tamba sebagai Cabup itu, 3 di antaranya merupakan parpol non parlemen: NasDem, Perindo, dan PKS.

Sedangkan 4 partai lagi dalam Koalisi Jembrana Maju ini punya kursi di DPRD Jembrana hasil Pileg 2019, masing-maisng Golkar yang memiliki 6 kursi DPRD legislatif (17,14 persen suara parlemen), Gerindra yang berkekuatan 4 kursi legislatif (11,43 persen suara parlemen), Demokrat yang punya 3 kursi legislatif (8,57 persen suara parlemen), dan PPP yang punya 1 kursi legislatif (2,86 persen suara parlemen). *ode

Komentar