Menkes Dukung Pengembangan Layanan Kesehatan Tradisional Bali
Gubernur Koster Siapkan Sistem Layanan Kesehatan Terintegrasi Ber-basis Online
Kemarin, Menkes Letjen TNI (Purn) dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) bersama Gubernur Bali Dr Ir Wayan Koster MM resmikan Poliklinik Tradisional dan Komplementer RSUP Sanglah
DENPASAR, NusaBali
Menteri Kesehatan (Menkes) Letjen TNI (Purn) dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) bersama Gubernur Bali Dr Ir Wayan Koster MM resmikan Poliklinik Tradisional dan Komplementer RSUP Sanglah, Denpasar, Senin (30/12) pagi. Menkes dr Terawan tegaskan dukungannya untuk pengembangan layanan kesehatan tradisional Bali. Sementara, Gubernur Koster siapkan layanan kesehatan terintegrasi ber-basis online
Peresmian Poliklinik Tradisional dan Komplementer RSUP Sanglah bertepatan dengan puncak peringatan HUT ke-60 RSUP Sanglah di Aula Poliklinik RSUP Sanglah, Senin kemarin, ditandai aksi tekan tombol bersama Menkes dr Terawan dan Gubernur Koster. Menkes dr Terawan sempat tinjau langsung pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di Paviliun Amerta RSUP Sanglah.
Menkes dr Terawan menyatakan mendukung pengembangan layanan kesehatan tradisional Bali yang bersumber pada kearifan-kearifan lokal yang ada di Pulau Dewata. Terawan sekaligus mendorong RSUP Sanglah untuk mengembangkan helath tourism, traveling medicine, dan pelayanan tradisional komplementer dengan local genius. Bahkan, Terawan memberikan branding ‘Traditional Balinese Medicine’.
Menurut Terawan, pihaknya bersama dengan Gubernur Bali akan mencanangkan adanya ‘Traditional Balinese Medicine (TBM)’ di setiap rumah sakit di Pulau Dewata. “TBM kami canangkan berdua dengan Gubernur Bali. Jadi, apa yang ada di sini, kan Bali punya kearifan lokal, diberdayakan semua. Kan literaturnya banyak, pakai lontar, pakai kitab-kitab. Itu ada semua dan dicatat. Buktinya, warga di Bali sehat-sehat, padahal dulu tidak ada kedokteran modern,” jelas Terawan.
Terawan menegaskan, dimulai dari Bali, pengembangan layanan tradisional di daerah lainnya juga rencananya akan dikembangkan sesuai kearifan lokal yang berkembang. “Pengembanngannya di Bali dulu saja-lah. Karena tiap daerah punya kearifan lokal sendiri-sendiri. Mulai dari Bali sebagai center,” tandas mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta ini.
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster menyatakan baru menyelesaikan Pergub Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali. Pergub 55/2019 ini sebagai upaya agar pelayanan kesehatan tradisional bisa dibuka di seluruh rumah sakit yang ada di Bali, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.
“Di Bali ini ada sastra, ada lontar, ada referensi yang luar biasa dan bisa digunakan. Ini yang menjadikan kesehatan tradisional Bali bisa menjadi unggulan yang berbasis kearifan lokal. Ini yang kami jalankan di Bali,” tandas Koster dalam sambutannya pasa acara puncak peringatan HUT RSUP Sanglah, Senin kemarin.
Menurut Koster, pelayanan kesehatan tradisional Bali ini nantinya akan dikembangkan sesuai dengan standar, sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat. Salah satu yang disiapkan adalah tanaman yang memiliki khasiat dan menyembuhkan penyakit. Dengan demikian, nantinya bisa dibangun industri herbal.
Koster mengaku sudah membentuk tim guna menyusun daftar tanaman herbal yang ada di Bali. Rencananya, tanaman-tanaman tersebut akan dikembangkan di tiga daerah di Bali, yakni Bangli, Karangasem, dan Tabanan.
“Seharusnya, Bali dengan kekayaan sastra, referensi, dan tanamannya, bisa mengalahkan China dalam pengembangan obat tradisional. Seharusnya Bali yang mengembangkan obat herbal, bukannya China. Ini karena kita tidak mendayagunakan industri herbal,” sesal Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Pada bagian lain, Gubernur Koster mengatakan pihaknya akan menyiapkan sistem layanan kesehatan terintegrasi berbasis online, lengkap dengan data base riwayat kesehatan masyarakat di tingkat kecamatan. "Artinya, semua warga akan punya riwayat kesehatan masing-masing dan dengan mudah dicek oleh Puskesmas, cukup lewat aplikasi online saja. Warga juga akan dengan mudah memilih fasilitas kesehatan hingga dokter yang ingin dirujuk," katanya.
Sistem tersebut, kata Koster, akan terangkum dalam program Jaminan Kesehatan Nasional-Krama Bali Sejahtera (JKN-KBS). "Ini juga pengejawantahan Satu Pulau, Satu Pola dan Satu Tata Kelola. Puskesmas juga kami dorong untuk punya infrastruktur memadai, punya kamar rawat inap hingga sekelas RS Pratama, Kalau bisa, untuk jenis sakit tertentu, bisa selesai di tingkat kecamatan (Puskesmas), tidak usah mengalir ke atas," harap mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Koster menyebutkan, beberapa Puskesmas rencananya akan naik tingkat menjadi RS Pratama, dengan harapan agar tidak semua masyarakat yang sakit di arahkan ke rumah sakit. Koster mengaku sedang mempersiapkan sarana prasarana dan SDM-nya. Nantinya, setiap Puskesmas di Bali diharapkan memiliki dokter spesialis. *ind
Peresmian Poliklinik Tradisional dan Komplementer RSUP Sanglah bertepatan dengan puncak peringatan HUT ke-60 RSUP Sanglah di Aula Poliklinik RSUP Sanglah, Senin kemarin, ditandai aksi tekan tombol bersama Menkes dr Terawan dan Gubernur Koster. Menkes dr Terawan sempat tinjau langsung pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di Paviliun Amerta RSUP Sanglah.
Menkes dr Terawan menyatakan mendukung pengembangan layanan kesehatan tradisional Bali yang bersumber pada kearifan-kearifan lokal yang ada di Pulau Dewata. Terawan sekaligus mendorong RSUP Sanglah untuk mengembangkan helath tourism, traveling medicine, dan pelayanan tradisional komplementer dengan local genius. Bahkan, Terawan memberikan branding ‘Traditional Balinese Medicine’.
Menurut Terawan, pihaknya bersama dengan Gubernur Bali akan mencanangkan adanya ‘Traditional Balinese Medicine (TBM)’ di setiap rumah sakit di Pulau Dewata. “TBM kami canangkan berdua dengan Gubernur Bali. Jadi, apa yang ada di sini, kan Bali punya kearifan lokal, diberdayakan semua. Kan literaturnya banyak, pakai lontar, pakai kitab-kitab. Itu ada semua dan dicatat. Buktinya, warga di Bali sehat-sehat, padahal dulu tidak ada kedokteran modern,” jelas Terawan.
Terawan menegaskan, dimulai dari Bali, pengembangan layanan tradisional di daerah lainnya juga rencananya akan dikembangkan sesuai kearifan lokal yang berkembang. “Pengembanngannya di Bali dulu saja-lah. Karena tiap daerah punya kearifan lokal sendiri-sendiri. Mulai dari Bali sebagai center,” tandas mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta ini.
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster menyatakan baru menyelesaikan Pergub Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali. Pergub 55/2019 ini sebagai upaya agar pelayanan kesehatan tradisional bisa dibuka di seluruh rumah sakit yang ada di Bali, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.
“Di Bali ini ada sastra, ada lontar, ada referensi yang luar biasa dan bisa digunakan. Ini yang menjadikan kesehatan tradisional Bali bisa menjadi unggulan yang berbasis kearifan lokal. Ini yang kami jalankan di Bali,” tandas Koster dalam sambutannya pasa acara puncak peringatan HUT RSUP Sanglah, Senin kemarin.
Menurut Koster, pelayanan kesehatan tradisional Bali ini nantinya akan dikembangkan sesuai dengan standar, sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat. Salah satu yang disiapkan adalah tanaman yang memiliki khasiat dan menyembuhkan penyakit. Dengan demikian, nantinya bisa dibangun industri herbal.
Koster mengaku sudah membentuk tim guna menyusun daftar tanaman herbal yang ada di Bali. Rencananya, tanaman-tanaman tersebut akan dikembangkan di tiga daerah di Bali, yakni Bangli, Karangasem, dan Tabanan.
“Seharusnya, Bali dengan kekayaan sastra, referensi, dan tanamannya, bisa mengalahkan China dalam pengembangan obat tradisional. Seharusnya Bali yang mengembangkan obat herbal, bukannya China. Ini karena kita tidak mendayagunakan industri herbal,” sesal Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Pada bagian lain, Gubernur Koster mengatakan pihaknya akan menyiapkan sistem layanan kesehatan terintegrasi berbasis online, lengkap dengan data base riwayat kesehatan masyarakat di tingkat kecamatan. "Artinya, semua warga akan punya riwayat kesehatan masing-masing dan dengan mudah dicek oleh Puskesmas, cukup lewat aplikasi online saja. Warga juga akan dengan mudah memilih fasilitas kesehatan hingga dokter yang ingin dirujuk," katanya.
Sistem tersebut, kata Koster, akan terangkum dalam program Jaminan Kesehatan Nasional-Krama Bali Sejahtera (JKN-KBS). "Ini juga pengejawantahan Satu Pulau, Satu Pola dan Satu Tata Kelola. Puskesmas juga kami dorong untuk punya infrastruktur memadai, punya kamar rawat inap hingga sekelas RS Pratama, Kalau bisa, untuk jenis sakit tertentu, bisa selesai di tingkat kecamatan (Puskesmas), tidak usah mengalir ke atas," harap mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Koster menyebutkan, beberapa Puskesmas rencananya akan naik tingkat menjadi RS Pratama, dengan harapan agar tidak semua masyarakat yang sakit di arahkan ke rumah sakit. Koster mengaku sedang mempersiapkan sarana prasarana dan SDM-nya. Nantinya, setiap Puskesmas di Bali diharapkan memiliki dokter spesialis. *ind
1
Komentar