Penataan Taman Bung Karno Tuntas, Telan Anggaran Rp 1,6 Miliar Lebih
Penataan Taman Kota di depan panggung Garuda Wisnu Serasi (GWS) telah rampung.
TABANAN, NusaBali
Penataan taman yang menelan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar lebih tersebut kini bisa dinikmati masyarakat umum.
Pantauan di lapangan, di bagian tengah taman yang mulanya tanpa tanaman, kini telah ditanami rumput. Namun pada Senin (30/12), belum bisa dilintasi karena petugas masih memberi batas. Di bagian depan taman terdapat tulisan areal taman dinamakan Taman Bung Karno.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia, mengatakan taman tersebut dinamakan Taman Bung Karno untuk penghargaan kepada pahlawan. Tetapi penjelasan secara spesifik penamaan taman tersebut belum bisa dijabarkan, karena harus berkoordinasi dengan pimpinan. “Hal itu (Taman Bung Karno) masih kami koordinasikan. Yang jelas nama kegiatannya adalah penataan taman kota, tapi khusus areal itu dinamakan Taman Bung Karno,” tegasnya, Senin (30/12).
Dikatakannya, pengerjaan taman kota tersebut mulai kontrak 10 Oktober dan berakhir 27 Desember 2019 dengan anggaran kontrak Rp 1,6 miliar lebih. “Sekarang pengerjaan telah rampung, tinggal masa pemeliharaan dengan waktu 180 hari kalender sampai dengan Juli 2020,” imbuh Subagia.
Menurutnya, Taman Bung Karno termasuk GWS untuk menampilkan seni budaya dan lain sebagainya. Termasuk juga untuk fasilitas umum masyarakat Tabanan. Bahkan akan dilengkapi arena bermain anak-anak, jogging track supaya masyarakat dapat berolahraga ringan. Serta disediakan tempat untuk membaca khususnya di sebelah timur areal. “Jika sudah bagus rumput yang ditanam itu nantinya boleh diinjak, seperti taman di Puputan Badung (Denpasar, Red) boleh kita duduk-duduk di sana,” bebernya.
Subagia menambahkan, karena sekarang masih proses penataan rumput, areal Taman Bung Karno itu masih dibatasi tali. “Jadi kalau sudah siap baru nanti dibuka untuk umum. Yang jelas pengerjaan sudah rampung,” tegas Subagia.
Menurut Subagia, anggaran Rp 1,6 miliar lebih itu karena ada berbagai item yang berat untuk dikerjakan. Seperti penyediaan toilet, pembuatan saluran pembuangan yang ditutup gunakan paving, penyediaan sumur bor serta penyediaan jogging track. “Pekerjaan yang berat itu artinya volume (biaya) besar untuk pembuatan outlet,” tandas Subagia. *des
Pantauan di lapangan, di bagian tengah taman yang mulanya tanpa tanaman, kini telah ditanami rumput. Namun pada Senin (30/12), belum bisa dilintasi karena petugas masih memberi batas. Di bagian depan taman terdapat tulisan areal taman dinamakan Taman Bung Karno.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia, mengatakan taman tersebut dinamakan Taman Bung Karno untuk penghargaan kepada pahlawan. Tetapi penjelasan secara spesifik penamaan taman tersebut belum bisa dijabarkan, karena harus berkoordinasi dengan pimpinan. “Hal itu (Taman Bung Karno) masih kami koordinasikan. Yang jelas nama kegiatannya adalah penataan taman kota, tapi khusus areal itu dinamakan Taman Bung Karno,” tegasnya, Senin (30/12).
Dikatakannya, pengerjaan taman kota tersebut mulai kontrak 10 Oktober dan berakhir 27 Desember 2019 dengan anggaran kontrak Rp 1,6 miliar lebih. “Sekarang pengerjaan telah rampung, tinggal masa pemeliharaan dengan waktu 180 hari kalender sampai dengan Juli 2020,” imbuh Subagia.
Menurutnya, Taman Bung Karno termasuk GWS untuk menampilkan seni budaya dan lain sebagainya. Termasuk juga untuk fasilitas umum masyarakat Tabanan. Bahkan akan dilengkapi arena bermain anak-anak, jogging track supaya masyarakat dapat berolahraga ringan. Serta disediakan tempat untuk membaca khususnya di sebelah timur areal. “Jika sudah bagus rumput yang ditanam itu nantinya boleh diinjak, seperti taman di Puputan Badung (Denpasar, Red) boleh kita duduk-duduk di sana,” bebernya.
Subagia menambahkan, karena sekarang masih proses penataan rumput, areal Taman Bung Karno itu masih dibatasi tali. “Jadi kalau sudah siap baru nanti dibuka untuk umum. Yang jelas pengerjaan sudah rampung,” tegas Subagia.
Menurut Subagia, anggaran Rp 1,6 miliar lebih itu karena ada berbagai item yang berat untuk dikerjakan. Seperti penyediaan toilet, pembuatan saluran pembuangan yang ditutup gunakan paving, penyediaan sumur bor serta penyediaan jogging track. “Pekerjaan yang berat itu artinya volume (biaya) besar untuk pembuatan outlet,” tandas Subagia. *des
1
Komentar