Pasca Reshuffle, Gerindra Kawal Kebijakan Mendikbud
Ganti pemimpinnya ganti pula programnya. ‘Budaya’ ganti gaya kepemimpinan ini menjadi kekhawatiran anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Gerindra dapil Bali, Ida Bagus Putu Sukarta.
Sukarta: Program Bagus Jangan Sampai Berganti
DENPASAR, NusaBali
Terhadap reshuffle (perombakan) kabinet yang salah satunya dilakukan terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Fraksi Gerindra DPR tegaskan siap kawal kebijakan menteri baru.
Gus Sukarta mengatakan bukan persoalan pengganti Anies Baswedan tidak mampu lebih baik, namun terkadang program yang sudah bagus bisa saja lenyap karena pemimpinnya baru di lembaga itu. Anies Baswedan yang digantikan Prof Dr Muhajir Effendy menurut Gus Sukarta adalah hak prerogatif Presiden.
“Kita khawatir sejumlah program yang baik malah diganti, karena beda gaya kepemimpinan. Memang pergantian menteri itu hak prerogatif presiden,” ujar anggota Komisi X Fraksi Gerindra DPR RI dapil Bali ini di Denpasar, Selasa (2/8) siang. Kemendikbud sendiri menjadi mitra kerja Komisi X yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Agama, Pemuda dan Olahraga.
Kata Gus Sukarta di bawah Anies Baswedan, Kemendikbud merancang program-program yang merevitalisasi dan penyempurnaan warisan kementerian pemerintahan lama. Seperti K 13 (kurikulum) tahun 2014 yang disempurnakan di era kepemimpinan Anies Baswedan. Kemudian kebijakan Anies Baswedan bahwa NUN (Nilai Ujian Nasional) tidak mutlak mempengaruhi kelulusan siswa. Selain itu kebijakan menghentikan perpeloncoan di kampus dan sekolah juga menjadi kebijakan bagus dari Anies Baswedan.
“Terobosan NUN tidak mutlak menentukan kelulusan itu salah satu program bagus. Kita khawatir bisa lenyap karena ganti nakhoda di kementerian,” kata anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini. Soal anggaran di Kemendikbud kata Gus Sukarta memang tidak berbeda dengan di pos- pos lembaga lainnya.
“Anggaran di kementerian rata-rata memang turun pada APBN 2016. Bukan hanya di Kementerian Pendidikan saja. Hampir di seluruh kementerian. Namun di Kemendikbud tidak besar penurunannya. Karena kita di DPR RI konsisten pendidikan harus dapat prioritas,” tegas Gus Sukarta.
Gus Sukarta menyebutkan Fraksi Gerindra objektif melihat kinerja Menteri yang menjadi mitra kerja Komisi di DPR RI. “Program yang lenyap begitu saja, ketika ganti pimpinan l di kementerian. Kami di Fraksi Gerindra bakal kawal supaya program menteri pendahulu tidak dihilangkan begitu saja. Yang bagus dilanjutkan dan yang kurang disempurnakan,” ujar politisi senior Gerindra asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan ini. Soal kekritisan sebagai fraksi yang beroposisi Gus Sukarta menyebutkan tetap mengedepankan kritik yang konstruktif. “Kita posisinya kan penyeimbang. Bukan oposisi yang ekstrim. Kalau programnya bagus kita harus katakan bagus. Yang faktual bukan menjelekkan mencari apalagi menjatuhkan,” pungkas mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini. * nat
DENPASAR, NusaBali
Terhadap reshuffle (perombakan) kabinet yang salah satunya dilakukan terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Fraksi Gerindra DPR tegaskan siap kawal kebijakan menteri baru.
Gus Sukarta mengatakan bukan persoalan pengganti Anies Baswedan tidak mampu lebih baik, namun terkadang program yang sudah bagus bisa saja lenyap karena pemimpinnya baru di lembaga itu. Anies Baswedan yang digantikan Prof Dr Muhajir Effendy menurut Gus Sukarta adalah hak prerogatif Presiden.
“Kita khawatir sejumlah program yang baik malah diganti, karena beda gaya kepemimpinan. Memang pergantian menteri itu hak prerogatif presiden,” ujar anggota Komisi X Fraksi Gerindra DPR RI dapil Bali ini di Denpasar, Selasa (2/8) siang. Kemendikbud sendiri menjadi mitra kerja Komisi X yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Agama, Pemuda dan Olahraga.
Kata Gus Sukarta di bawah Anies Baswedan, Kemendikbud merancang program-program yang merevitalisasi dan penyempurnaan warisan kementerian pemerintahan lama. Seperti K 13 (kurikulum) tahun 2014 yang disempurnakan di era kepemimpinan Anies Baswedan. Kemudian kebijakan Anies Baswedan bahwa NUN (Nilai Ujian Nasional) tidak mutlak mempengaruhi kelulusan siswa. Selain itu kebijakan menghentikan perpeloncoan di kampus dan sekolah juga menjadi kebijakan bagus dari Anies Baswedan.
“Terobosan NUN tidak mutlak menentukan kelulusan itu salah satu program bagus. Kita khawatir bisa lenyap karena ganti nakhoda di kementerian,” kata anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini. Soal anggaran di Kemendikbud kata Gus Sukarta memang tidak berbeda dengan di pos- pos lembaga lainnya.
“Anggaran di kementerian rata-rata memang turun pada APBN 2016. Bukan hanya di Kementerian Pendidikan saja. Hampir di seluruh kementerian. Namun di Kemendikbud tidak besar penurunannya. Karena kita di DPR RI konsisten pendidikan harus dapat prioritas,” tegas Gus Sukarta.
Gus Sukarta menyebutkan Fraksi Gerindra objektif melihat kinerja Menteri yang menjadi mitra kerja Komisi di DPR RI. “Program yang lenyap begitu saja, ketika ganti pimpinan l di kementerian. Kami di Fraksi Gerindra bakal kawal supaya program menteri pendahulu tidak dihilangkan begitu saja. Yang bagus dilanjutkan dan yang kurang disempurnakan,” ujar politisi senior Gerindra asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan ini. Soal kekritisan sebagai fraksi yang beroposisi Gus Sukarta menyebutkan tetap mengedepankan kritik yang konstruktif. “Kita posisinya kan penyeimbang. Bukan oposisi yang ekstrim. Kalau programnya bagus kita harus katakan bagus. Yang faktual bukan menjelekkan mencari apalagi menjatuhkan,” pungkas mantan Wakil Ketua DPRD Bali ini. * nat
1
Komentar