Suwat Gelar Festival Air V
Festival Air Suwat (FAS) 2020 memasuki tahun kelima. Tema yang diangkat ‘Bergembira Bersama Air’ dengan pelbagai kegiatan.
GIANYAR, NusaBali
Namun yang menjadi konsentrasi kini adalah isu-isu lingkungan dan kebersihan. Bendesa Adat Suwat Ngakan Putu Sudibya menjelaskan festival dimulai Senin (30/12) dengan trekking atau berjalan kaki mengelilingi keindahan alam desa. Prajuru, panitia, dan warga Desa Suwat, Gianyar, menyisir alur jalan persawahan melewati terasering.
Masing-masing membawa karung. Peserta trekking diwajibkan memungut sampah terutama sampah plastik. Siapa yang paling banyak mengumpulkan sampah, maka mendapat hadiah. Para peserta pun tampak antusias. Setelah itu, 50 bibit pohon yang fungsinya sebagai sarana keperluan upacara juga ditanam. Ini agar warga atau pihak desa adat nanti tidak sulit mencari saat memerlukan tanaman tersebut.
Hari kedua, Selasa (31/12) pukul 08.00 Wita, dilanjutkan dengan Mendak Tirta ke beji (sumber air bersih dan suci) di alur sungai atau Tukad Melangge. Tirta ini untuk persiapan Siat Yeh keesokan harinya.
Dilanjutkan permainan tradisional di tengah sawah, mulai dari Tarik Tambang, Menangkap Bebek, Mengusung Kendi, dan sebagainya.
"Permainan ini seakan membawa kita ke masa lalu, masa di mana smartphone tak begitu menjadi candu untuk anak2. Hidup di desa, bermain di sawah tanpa sungkan berbalur lumpur. Acara ini dibuka untuk umum. Siapa pun boleh jadi peserta," jelasnya.
Hari ketiga, Rabu (1/1), di perempatan desa (catus pata) untuk menggelar ritual Siat Yeh atau perang air. Siat yeh untuk membasuh (melukat) karena akan menapaki hari baru, dan semangat baru, di tahun yang baru.*nvi
Masing-masing membawa karung. Peserta trekking diwajibkan memungut sampah terutama sampah plastik. Siapa yang paling banyak mengumpulkan sampah, maka mendapat hadiah. Para peserta pun tampak antusias. Setelah itu, 50 bibit pohon yang fungsinya sebagai sarana keperluan upacara juga ditanam. Ini agar warga atau pihak desa adat nanti tidak sulit mencari saat memerlukan tanaman tersebut.
Hari kedua, Selasa (31/12) pukul 08.00 Wita, dilanjutkan dengan Mendak Tirta ke beji (sumber air bersih dan suci) di alur sungai atau Tukad Melangge. Tirta ini untuk persiapan Siat Yeh keesokan harinya.
Dilanjutkan permainan tradisional di tengah sawah, mulai dari Tarik Tambang, Menangkap Bebek, Mengusung Kendi, dan sebagainya.
"Permainan ini seakan membawa kita ke masa lalu, masa di mana smartphone tak begitu menjadi candu untuk anak2. Hidup di desa, bermain di sawah tanpa sungkan berbalur lumpur. Acara ini dibuka untuk umum. Siapa pun boleh jadi peserta," jelasnya.
Hari ketiga, Rabu (1/1), di perempatan desa (catus pata) untuk menggelar ritual Siat Yeh atau perang air. Siat yeh untuk membasuh (melukat) karena akan menapaki hari baru, dan semangat baru, di tahun yang baru.*nvi
1
Komentar