Koster Lantik 24 Pejabat Eselon II OPD Nomenklatur Baru
Gubernur Wayan Koster lantik 24 pejabat Eselon II lingkup Pemprov Bali, Kamis (2/1) pagi.
DENPASAR, NusaBali
Dari 24 pejabat Eselon II tersebut, 22 orang di antaranya menempati kursi pimpinan Organisasi Perangkat daerah (OPD) hasil peleburan (nomenklatur baru) dan 2 orang memimpin OPD yang baru dibentuk.
Selain 24 pejabat Eselon II, dalam acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan yang digelar di Gedung Ksiarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Jalan Nusa Indah Denpasar, Kamis pagi, Gubernur Koster juga melantik 140 pejabat Eselon III dan 409 pejabat Eselon IV hasil peleburan. Walhasil, secara keseluruhan ada 573 pejabat yang dilatik dan diambil sumpahnya.
Dua (2) OPD yang baru dibentuk di era Gubernur Koster adalah Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali dan Badan Riset & Inovasi Daerah Provinsi Bali. I Gusti Agung Kartika Jaya Saputra dilantik menjadi Kadis Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali. Sebelumnya, Kartika Jaya Saputra menduduki jabatan Kadis Kependudukan Pencatatan Sipil (Dukvapil) dan KB Provinsi Bali.
Sedangkan I Made Gunaja dilantik Gubernur Koster menjadi Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali. Sebelumnya, Made Gunaja menduduki jabatan Kadis Kehutanan Provinsi Bali.
Sementara, 22 pejabat Eselon II lainnya yang dilantik Gubernur Koster, Kamis kemarin, masing-masing menempati kursi pimpinan OPD (setingkat kepala dinas, kepala badan, kepala biro, stah ahli, asisten) hasil peleburan. Termasuk di antaranya I Wayan Wiasthana Ika Putra, yang dilantik menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali. Sebelumnya, Wiasthana Ika Putra menjabat Kepala Bappeda Litbang---OPD sebelum dilebur. Bappeda dan Litbang kemudian dipecah dalam nomenklatur baru. Bappeda menjadi OPD berdiri sendiri, sementara Litbang masuk ke badan Riset dan Inovasi Daerah.
Sedangkan Ketut Ngurah Boy Jayawibawa yang sebelumnya menjabat Kadis Pendidikan, kemarin dilantik menjadi Kadis Pendidkkan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dimudora) Provinsi Bali. Kemudian, Gede Pramana yang sebelumnya menjabat Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Peermukiman, dilantik menjadi Kadis Kominfo dan Statistik Provinsi Bali. Kadis Kominfo dan Statistik yang merupakan OPD nomenklatur baru ini, membawahi bagian humas.
Di sisi lain, I Wayan Mardiana kemarin dilantik menjadi Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Bali. Sebelumnya, Wayan Mardiana menduduki jabatan sebagai Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. Sebaliknya, I Putu Astawa yang sebelumnya menjabat Kadis Perindag, kemarin dilantik Gubernur Koster menjadi Kadis Pariwisata Provinsi Bali.
Dalam arahannya saat pelantikan kemarin pagi, Gubernur Koster secara tegas menyatakan hasil kocok ulang pejabat Pemprov Bali ini sudah maksimal, dengan berbagai kriteria dan pertimbangan. “Kalau ada yang kurang puas, ya bukan tugas saya untuk memuaskan saudara,” kelakar Koster yang kemarin didampingi Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Koster terang-terangan mengatakan bahwa secara pribadi, dirinya juga belum puas atas hasil kocok ulang pejabat Eselon II, Eselon III, dan Eselon IV dengan sumber daya manusia (SDM) yang ada. Masalahnya, materi dan kualitas pejabatnya juga pas-pasan. “Namun, mau bagaimana lagi, nggak ada orang. Saya sebenarnya nggak puas. Sana-sini cari, sudah nggak ketemu lagi,” ujar Koster seakan mencontohkan seoranf Dokter Hewan terpaksa ditunjuk mengurus Koperasi dan UKM.
Koster berpesan kepada pejabat yang baru dilantik supaya tidak lagi berpikir aneh-aneh. Sebab, mutasi, pelantikan, dan pengukuhan pejabat kemarin sudah dikonsultasikan dengan Wagub Cok Ace dan Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
“Jangan ada yang berpikir kayak dulu, kasak-kusuk ke sana kemarin, cari utangan. Ini nggak ada korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ini murni rapor kinerja,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster pun meminta para pejabat yang baru dilantik supaya menggenjot kinerjanya lebih cepat lagi. Menurut Koster, masih banyak pejabat yang belum paham dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. “Kalau saya tes ke depan, saya yakin ada yang nggak mampu memahami. Yakin saya, makanya mulai sekarang pahami dan kerjakan itu. Bila perlu, bawa itu visi misi saya ke mana-mana, baca dan pahami, biar kalian mengerti,” pinta Koster yang notabene mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode ini. *nat
Selain 24 pejabat Eselon II, dalam acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan yang digelar di Gedung Ksiarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Jalan Nusa Indah Denpasar, Kamis pagi, Gubernur Koster juga melantik 140 pejabat Eselon III dan 409 pejabat Eselon IV hasil peleburan. Walhasil, secara keseluruhan ada 573 pejabat yang dilatik dan diambil sumpahnya.
Dua (2) OPD yang baru dibentuk di era Gubernur Koster adalah Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali dan Badan Riset & Inovasi Daerah Provinsi Bali. I Gusti Agung Kartika Jaya Saputra dilantik menjadi Kadis Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali. Sebelumnya, Kartika Jaya Saputra menduduki jabatan Kadis Kependudukan Pencatatan Sipil (Dukvapil) dan KB Provinsi Bali.
Sedangkan I Made Gunaja dilantik Gubernur Koster menjadi Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali. Sebelumnya, Made Gunaja menduduki jabatan Kadis Kehutanan Provinsi Bali.
Sementara, 22 pejabat Eselon II lainnya yang dilantik Gubernur Koster, Kamis kemarin, masing-masing menempati kursi pimpinan OPD (setingkat kepala dinas, kepala badan, kepala biro, stah ahli, asisten) hasil peleburan. Termasuk di antaranya I Wayan Wiasthana Ika Putra, yang dilantik menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali. Sebelumnya, Wiasthana Ika Putra menjabat Kepala Bappeda Litbang---OPD sebelum dilebur. Bappeda dan Litbang kemudian dipecah dalam nomenklatur baru. Bappeda menjadi OPD berdiri sendiri, sementara Litbang masuk ke badan Riset dan Inovasi Daerah.
Sedangkan Ketut Ngurah Boy Jayawibawa yang sebelumnya menjabat Kadis Pendidikan, kemarin dilantik menjadi Kadis Pendidkkan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dimudora) Provinsi Bali. Kemudian, Gede Pramana yang sebelumnya menjabat Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Peermukiman, dilantik menjadi Kadis Kominfo dan Statistik Provinsi Bali. Kadis Kominfo dan Statistik yang merupakan OPD nomenklatur baru ini, membawahi bagian humas.
Di sisi lain, I Wayan Mardiana kemarin dilantik menjadi Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Bali. Sebelumnya, Wayan Mardiana menduduki jabatan sebagai Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. Sebaliknya, I Putu Astawa yang sebelumnya menjabat Kadis Perindag, kemarin dilantik Gubernur Koster menjadi Kadis Pariwisata Provinsi Bali.
Dalam arahannya saat pelantikan kemarin pagi, Gubernur Koster secara tegas menyatakan hasil kocok ulang pejabat Pemprov Bali ini sudah maksimal, dengan berbagai kriteria dan pertimbangan. “Kalau ada yang kurang puas, ya bukan tugas saya untuk memuaskan saudara,” kelakar Koster yang kemarin didampingi Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Koster terang-terangan mengatakan bahwa secara pribadi, dirinya juga belum puas atas hasil kocok ulang pejabat Eselon II, Eselon III, dan Eselon IV dengan sumber daya manusia (SDM) yang ada. Masalahnya, materi dan kualitas pejabatnya juga pas-pasan. “Namun, mau bagaimana lagi, nggak ada orang. Saya sebenarnya nggak puas. Sana-sini cari, sudah nggak ketemu lagi,” ujar Koster seakan mencontohkan seoranf Dokter Hewan terpaksa ditunjuk mengurus Koperasi dan UKM.
Koster berpesan kepada pejabat yang baru dilantik supaya tidak lagi berpikir aneh-aneh. Sebab, mutasi, pelantikan, dan pengukuhan pejabat kemarin sudah dikonsultasikan dengan Wagub Cok Ace dan Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
“Jangan ada yang berpikir kayak dulu, kasak-kusuk ke sana kemarin, cari utangan. Ini nggak ada korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ini murni rapor kinerja,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster pun meminta para pejabat yang baru dilantik supaya menggenjot kinerjanya lebih cepat lagi. Menurut Koster, masih banyak pejabat yang belum paham dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. “Kalau saya tes ke depan, saya yakin ada yang nggak mampu memahami. Yakin saya, makanya mulai sekarang pahami dan kerjakan itu. Bila perlu, bawa itu visi misi saya ke mana-mana, baca dan pahami, biar kalian mengerti,” pinta Koster yang notabene mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode ini. *nat
Komentar