Pilkada Menghangat, Hanura Kumpulkan DPC Se Bali
Tensi Pilkada Serentak yang bakal digelar di Denpasar, Badung, Tabanan, Karangasem, Jembrana, dan Bangli makin menghangat.
DENPASAR, NusaBali
DPD Hanura Bali pun menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama seluruh DPC Hanura se-Bali, khususnya DPC yang di wilayahnya menggelar Pilkada, Minggu (5/1).
“Rapat Koordinasi ini untuk menyatukan visi kami terhadap Pilkada mendatang,” kata Ketua DPD Hanura Bali, I Kadek Arimbawa atau biasa disapa Lolak, Minggu (5/1).
Namun ditegaskan oleh Lolak bahwa pertemuan yang dihadiri seluruh Ketua dan Sekretaris DPC Kabupaten/Kota tersebut tidak ada arahan harus mendukung siapa atau bergabung ke kubu mana. “Sekarang masih tahap komunikasi politik, dan kami memang berharap agar DPC-DPC intens melakukan komunikasi politik dengan parpol ataupun kandidat yang bermunculan saat ini,” kata mantan senator Bali periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di sebuah restoran kawasan Renon kemarin, dinamika pun bermunculan dari DPC-DPC soal arah dukungan yang diarahkan Hanura pada Pilkada Serentak pada 23 September 2020. Untuk Karangasem misalnya, dukungan Hanura masih belum bulat, karena di satu sisi ingin mendukung incumbent, namun di sisi lain ingin bergabung dalam koalisi PDIP yang mengusung kandidat sendiri.
Sementara itu Ketua Tim Pilkada Daerah (TPD) Hanura Bali, Dewa Gede Oka, menambahkan saat ini proses tengah digodok, dan nama yang diajukan memang bermuara dari usulan DPC-DPC. “Arah dukungan Pilkada sesuai jenjang. DPC melakukan koordinasi dengan DPD, dan nantinya setelah pleno, nama-nama itu akan diajukan ke DPP,” kata Dewa Oka.
Rencananya pleno sudah dilakukan pada awal Februari. “Saat ini masih tahap menampung aspirasi. Supaya semua berperan, mekanisme diserahkan lebih dulu ke cabang (DPC). Nantinya nama yang diajukan bisa lebih dari satu, dan nantinya DPP yang mengambil keputusan,” tambah Dewa Oka didampingi Sekretaris DPD Hanura Bali, Gde Wirajaya Wisna.
Pada Pilkada Serentak mendatang, Hanura memang masih belum bisa mengajukan calon karena jumlah kursi yang terbatas. “Tapi dengan jumlah kursi yang ada, kami juga ingin berperan pada Pilkada mendatang. Dan kursi yang kami punya boleh jadi malah akan menjadi penentu,” tegas Lolak.
Pada Pemilu 2019, Hanura memang mengalami gerusan kursi di legislatif. Di Buleleng masih menjadi peraih kursi terbanyak dengan meloloskan 5 wakil rakyat. Di Karangasem lolos 3 orang, Klungkung 3 kursi, Denpasar 2 kursi, lalu Jembrana dan Bangli masih menyisakan 1 kursi. Sedangkan di Badung, Tabanan dan Gianyar kehilangan kursi alias tanpa wakil. Sementara di DPRD Provinsi mempertahankan satu kursi sama dengan raihan sebelumnya.
Rapat Koordinasi kemarin juga menjadi pertemuan pertama antara DPD dan DPC Hanura se-Bali pasca Munas III Hanura di Hotel Sultan Jakarta pada 18 Desember 2019 yang secara aklamasi mengukuhkan kembali kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum Hanura periode 2019-2004. “Ini juga menjadi momentum kebangkitan kami atas hasil Pemilu lalu. Makanya, kami menggunakan tagline From Zero to Hero,” kata Lolak optimistis menyikapi penurunan kursi Hanura pada Pemilu Legislatif lalu. *mao
“Rapat Koordinasi ini untuk menyatukan visi kami terhadap Pilkada mendatang,” kata Ketua DPD Hanura Bali, I Kadek Arimbawa atau biasa disapa Lolak, Minggu (5/1).
Namun ditegaskan oleh Lolak bahwa pertemuan yang dihadiri seluruh Ketua dan Sekretaris DPC Kabupaten/Kota tersebut tidak ada arahan harus mendukung siapa atau bergabung ke kubu mana. “Sekarang masih tahap komunikasi politik, dan kami memang berharap agar DPC-DPC intens melakukan komunikasi politik dengan parpol ataupun kandidat yang bermunculan saat ini,” kata mantan senator Bali periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di sebuah restoran kawasan Renon kemarin, dinamika pun bermunculan dari DPC-DPC soal arah dukungan yang diarahkan Hanura pada Pilkada Serentak pada 23 September 2020. Untuk Karangasem misalnya, dukungan Hanura masih belum bulat, karena di satu sisi ingin mendukung incumbent, namun di sisi lain ingin bergabung dalam koalisi PDIP yang mengusung kandidat sendiri.
Sementara itu Ketua Tim Pilkada Daerah (TPD) Hanura Bali, Dewa Gede Oka, menambahkan saat ini proses tengah digodok, dan nama yang diajukan memang bermuara dari usulan DPC-DPC. “Arah dukungan Pilkada sesuai jenjang. DPC melakukan koordinasi dengan DPD, dan nantinya setelah pleno, nama-nama itu akan diajukan ke DPP,” kata Dewa Oka.
Rencananya pleno sudah dilakukan pada awal Februari. “Saat ini masih tahap menampung aspirasi. Supaya semua berperan, mekanisme diserahkan lebih dulu ke cabang (DPC). Nantinya nama yang diajukan bisa lebih dari satu, dan nantinya DPP yang mengambil keputusan,” tambah Dewa Oka didampingi Sekretaris DPD Hanura Bali, Gde Wirajaya Wisna.
Pada Pilkada Serentak mendatang, Hanura memang masih belum bisa mengajukan calon karena jumlah kursi yang terbatas. “Tapi dengan jumlah kursi yang ada, kami juga ingin berperan pada Pilkada mendatang. Dan kursi yang kami punya boleh jadi malah akan menjadi penentu,” tegas Lolak.
Pada Pemilu 2019, Hanura memang mengalami gerusan kursi di legislatif. Di Buleleng masih menjadi peraih kursi terbanyak dengan meloloskan 5 wakil rakyat. Di Karangasem lolos 3 orang, Klungkung 3 kursi, Denpasar 2 kursi, lalu Jembrana dan Bangli masih menyisakan 1 kursi. Sedangkan di Badung, Tabanan dan Gianyar kehilangan kursi alias tanpa wakil. Sementara di DPRD Provinsi mempertahankan satu kursi sama dengan raihan sebelumnya.
Rapat Koordinasi kemarin juga menjadi pertemuan pertama antara DPD dan DPC Hanura se-Bali pasca Munas III Hanura di Hotel Sultan Jakarta pada 18 Desember 2019 yang secara aklamasi mengukuhkan kembali kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum Hanura periode 2019-2004. “Ini juga menjadi momentum kebangkitan kami atas hasil Pemilu lalu. Makanya, kami menggunakan tagline From Zero to Hero,” kata Lolak optimistis menyikapi penurunan kursi Hanura pada Pemilu Legislatif lalu. *mao
1
Komentar