Pasokan Menipis, Harga Komoditas Bumbu Dapur Melonjak di Jembrana
Harga sejumlah komoditas bumbu dapur, seperti cabai, bawang, dan tomat, mengalami lonjakan di Kabupaten Jemrbana.
NEGARA, NusaBali
Melonjaknya harga sejumlah komoditas bumbu dapur sejak awal tahun baru, ini terjadi akibat menipisnya pasokan dari Jawa, yang diduga terpengaruh musibah banjir di beberapa daerah di Jawa.
Seperti terpantau di Pasar Umum Negara, Kelurahan Pendem, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (5/1). Beberapa pedagang sembako di pasar umum terbesar di Gumi Makepung ini mengatakan, sejak beberapa hari terakhir mulai awal tahun 2020, harga sejumlah komoditas bumbu dapur terus melonjak. “Harganya terus naik sejak tahun baru. Informasi dari pemasok di Jawa, memang sulit cari barang dan sedang mahal, karena pengaruh banjir,” ujar salah seorang pedagang sembako, I Komang Astika.
Menurutnya, sejumlah komoditas bumbu dapur yang terus mengalami kenaikan harga sejak beberapa hari terakhir, di antaranya adalah cabai, bawang, dan tomat. Cabai rawit yang sebelumnya masih Rp 38.000 per kilogram, kini sudah naik menjadi Rp 45.000 per kilogram. Cabai besar naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kg. Bawang putih naik dari Rp 25.000 menjadi Rp 32.000 per kg. Bawang merah naik dari Rp 28.000 menjadi Rp 35.000 per kg. Sedangkan tomat naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 12.000 per kg. “Kalau sembako, rata-rata masih normal. Cuma cabai, bawang, dan tomat yang terus naik,” ujarnya.
Sementara Kadis Koperindag Jembrana I Komang Agus Adinata, menyatakan sudah menerima laporan mengenai adanya kenaikan harga sejumlah komoditas bumbu dapur tersebut. Menurutnya, lonjakan harga sejumlah komoditas bumbu dapur yang selama ini paling banyak didatangkan dari Jawa itu terpengaruh musibah banjir di beberapa daerah di Jawa. “Kemungkinan sulit mendistribusikan karena banjir, dan kemungkinan beberapa tanaman rusak akibat banjir,” ujarnya.
Dari informasi yang diterimanya, sambung Agus, untuk banjir di berapa daerah di Jawa, kemarin sudah mulai surut. Berkenaan dengan hal tersebut, pihaknya memperkirkaan, harga sejumlah komoditas bumbu dapur harusnya sudah tidak melonjak dan berangsur-angsur normal kembali. “Rencananya, Senin besok (hari ini) ada pengecekan stok ke pasar-pasar. Kalau ternyata masih mahal dan pasokan sangat terbatas dari Jawa, kami rencanakan koordinasi dengan beberapa penghasil di Bali, seperti Tabanan agar mendistribusikan ke Jembrana. Tapi mudah-mudahan nanti sudah bisa segera normal kembali,” ujarnya. *ode
Seperti terpantau di Pasar Umum Negara, Kelurahan Pendem, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (5/1). Beberapa pedagang sembako di pasar umum terbesar di Gumi Makepung ini mengatakan, sejak beberapa hari terakhir mulai awal tahun 2020, harga sejumlah komoditas bumbu dapur terus melonjak. “Harganya terus naik sejak tahun baru. Informasi dari pemasok di Jawa, memang sulit cari barang dan sedang mahal, karena pengaruh banjir,” ujar salah seorang pedagang sembako, I Komang Astika.
Menurutnya, sejumlah komoditas bumbu dapur yang terus mengalami kenaikan harga sejak beberapa hari terakhir, di antaranya adalah cabai, bawang, dan tomat. Cabai rawit yang sebelumnya masih Rp 38.000 per kilogram, kini sudah naik menjadi Rp 45.000 per kilogram. Cabai besar naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kg. Bawang putih naik dari Rp 25.000 menjadi Rp 32.000 per kg. Bawang merah naik dari Rp 28.000 menjadi Rp 35.000 per kg. Sedangkan tomat naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 12.000 per kg. “Kalau sembako, rata-rata masih normal. Cuma cabai, bawang, dan tomat yang terus naik,” ujarnya.
Sementara Kadis Koperindag Jembrana I Komang Agus Adinata, menyatakan sudah menerima laporan mengenai adanya kenaikan harga sejumlah komoditas bumbu dapur tersebut. Menurutnya, lonjakan harga sejumlah komoditas bumbu dapur yang selama ini paling banyak didatangkan dari Jawa itu terpengaruh musibah banjir di beberapa daerah di Jawa. “Kemungkinan sulit mendistribusikan karena banjir, dan kemungkinan beberapa tanaman rusak akibat banjir,” ujarnya.
Dari informasi yang diterimanya, sambung Agus, untuk banjir di berapa daerah di Jawa, kemarin sudah mulai surut. Berkenaan dengan hal tersebut, pihaknya memperkirkaan, harga sejumlah komoditas bumbu dapur harusnya sudah tidak melonjak dan berangsur-angsur normal kembali. “Rencananya, Senin besok (hari ini) ada pengecekan stok ke pasar-pasar. Kalau ternyata masih mahal dan pasokan sangat terbatas dari Jawa, kami rencanakan koordinasi dengan beberapa penghasil di Bali, seperti Tabanan agar mendistribusikan ke Jembrana. Tapi mudah-mudahan nanti sudah bisa segera normal kembali,” ujarnya. *ode
Komentar