DLHK Denpasar Sosialisasikan Pengolahan Sampah dari Sumber
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar menggelar Sosialisasi Pengolahan Sampah dari sumber yang dilaksanakan di Graha Sewakadarma, Denpasar, Senin (6/1).
DENPASAR, NusaBali
Guna memaksimalkan penanganan yang tepat sasaran dan produktif, berbagai stakeholder dan perbekel/lurah se-Kota Denpasar turut dihadirkan. Hadir pula Kepala Bappeda Kota Denpasar, I Putu Wisnu Wijaya Kusuma, Inspektorat Kota Denpasar, IB Gede Sidarta, serta tiga narasumber dari perusahaan pengolahan sampah.
Kadis DLHK Kota Denpasar, I Ketut Wisada menjelaskan bahwa penanganan sampah di Kota Denpasar saat ini tidak lagi fokus pada teori, melainkan mencari data sehingga mampu menghasilkan solusi yang produktif. Dimana, rata-rata jumlah sampah di Kota Denpasar per hari mencapai 850 ton. Kendati demikian, sebanyak 22 persen telah dilaksanakan pengolahaan langsung di sumber sampah.
“Sudah dilaksanakan sebanyak 22 persen baik itu dari metode komposting dan 128 bank sampah yang ada di Kota Denpasar,” paparnya.
Sehingga, guna memaksimalkan penanganan jangka panjang, diperlukan inovasi penanganan dari hulu atau sumber. Sehingga dengan demikian dapat mengurangi volume sampah menuju TPA. Selain itu, penerapan TPS3R juga akan terus dimaksimalkan dengan menguatkan partisipasi masyarakat sekitar..
“Dewasa ini diperlukan penanganan sampah terintegrasi dan berkelanjutan sehingga volume sampah menuju TPA dapat dikurangi,” jelasnya.
Salah satu Narasumber dari PT Xaviera Global Sinergi, Wildayanti mengatakan bahwa dalam penanganan sampah terpadu dan terintegrasi diperlukan komitmen besar semua pihak. Hal ini meliputi stakeholder, pemegang kebijakan, dan masyarakat.
“Sampah harus diolah sehingga tidak ditumpuk begitu saja, hal ini merupakan solusi untuk mengatasi sampah, mernciptakan energi baru terbarukan dan nilai tambah ekonomis,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa pengolahan sampah dari sumber kuncinya adalah komitmen mengubah lingkungan dan mindset masyarakat. Selain itu, diperlukan sebuah rangsangan untuk mengubah pengelolaan sampah dengan konsep kewirausahaan sosial.
“Pengolahan dari sumber kuncinya adalah memulai dari Rumah Tangga, dengan demikian akan tercipta pola yang terintegrasi, seperti halnya membuat kompos, tidak hanya membuat,, melainkan penyediakan jalur distribusi yang jelas dan terpadu,” ungkapnya. *mis
Kadis DLHK Kota Denpasar, I Ketut Wisada menjelaskan bahwa penanganan sampah di Kota Denpasar saat ini tidak lagi fokus pada teori, melainkan mencari data sehingga mampu menghasilkan solusi yang produktif. Dimana, rata-rata jumlah sampah di Kota Denpasar per hari mencapai 850 ton. Kendati demikian, sebanyak 22 persen telah dilaksanakan pengolahaan langsung di sumber sampah.
“Sudah dilaksanakan sebanyak 22 persen baik itu dari metode komposting dan 128 bank sampah yang ada di Kota Denpasar,” paparnya.
Sehingga, guna memaksimalkan penanganan jangka panjang, diperlukan inovasi penanganan dari hulu atau sumber. Sehingga dengan demikian dapat mengurangi volume sampah menuju TPA. Selain itu, penerapan TPS3R juga akan terus dimaksimalkan dengan menguatkan partisipasi masyarakat sekitar..
“Dewasa ini diperlukan penanganan sampah terintegrasi dan berkelanjutan sehingga volume sampah menuju TPA dapat dikurangi,” jelasnya.
Salah satu Narasumber dari PT Xaviera Global Sinergi, Wildayanti mengatakan bahwa dalam penanganan sampah terpadu dan terintegrasi diperlukan komitmen besar semua pihak. Hal ini meliputi stakeholder, pemegang kebijakan, dan masyarakat.
“Sampah harus diolah sehingga tidak ditumpuk begitu saja, hal ini merupakan solusi untuk mengatasi sampah, mernciptakan energi baru terbarukan dan nilai tambah ekonomis,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa pengolahan sampah dari sumber kuncinya adalah komitmen mengubah lingkungan dan mindset masyarakat. Selain itu, diperlukan sebuah rangsangan untuk mengubah pengelolaan sampah dengan konsep kewirausahaan sosial.
“Pengolahan dari sumber kuncinya adalah memulai dari Rumah Tangga, dengan demikian akan tercipta pola yang terintegrasi, seperti halnya membuat kompos, tidak hanya membuat,, melainkan penyediakan jalur distribusi yang jelas dan terpadu,” ungkapnya. *mis
Komentar