Rusak Berat, Tabanan Usulkan Gedung LLK Senilai Rp 16,8 M
Kondisi gedung lembaga latihan kerja (LLK) yang ada di Desa Meliling, Kecamatan/Kabupaten Tabanan yang memprihatinkan, hingga awal 2020 belum ada perbaikan.
TABANAN, NusaBali
Padahal gedung yang dibangun tahun 1984 ini sebagian bocor ketika ada hujan deras. Untuk itu Pemkab Tabanan telah mengajukan anggaran melalui BKK provinsi sebesar Rp 16,8 miliar untuk revitalisasi gedung.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Tabanan I Putu Santika, mengatakan gedung LLK sangat bermanfaat karena digunakan untuk mencetak tenaga kerja yang sesuai dengan keahliannya. Sebab berbagai pelatihan digelar di gedung LLK tersebut mulai dari menjahit, bengkel, pertukangan, barista, spa, dan lain-lain. “Jadi setelah peserta pelatihan ini lulus dari pelatihan, ada yang menciptakan lapangan pekerjaan dan bekerja di perusahaan yang diinginkan,” kata Santika, Senin (6/11).
Bahkan setiap ada paket pelatihan dari pusat, selalu ada yang mendaftar. Namun tingginya minat pelatihan tak didukung dengan fasilitas dan peralatan yang sudah tidak layak lagi. “Jadi memang gedung harus direvitalisasi agar proses pelatihan bisa berjalan lancar,” imbuhnya.
Untuk itu pihaknya mengajukan proposal ke provinsi untuk revitalisasi gedung tersebut. Anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan seluruhnya mencapai Rp 47 miliar. Namun perbaikannya tidak sekalian melainkan bertahap. “Mungkin bisa dilakukan multi year sehingga lebih ringan. Dari kabupaten juga belum memiliki anggaran, sehingga kami ajukan ke provinsi melalui Bapelitbang senilai Rp 47 miliar dan bisa multi year,” ujarnya.
Sementara Kepala Bapelitbang Tabanan Ida Bagus Wiratmaja mengatakan perbaikan gedung LLK di tahun 2020 belum bisa dilakukan. Sehingga Tabanan mengusulkan anggaran ke Pemprov Bali melalui BKK Provinsi Bali. “Usulan sudah dilakukan, tetapi belum dapat informasi apakah dapat atau tidak,” ujarnya.
Diterangkannya, anggaran perbaikan yang diusulkan ke pemprov sebesar Rp 16,8 miliar. Jumlah ini dialokasikan untuk perbaikan sejumlah gedung. Sebab jika akan direvitalisasi keseluruhan memerlukan anggaran Rp 47 miliar. “Yang diusulkan Rp 16,8 miliar itu sebagian, kalau seluruhnya mencapai Rp 47 miliar,” tandas Wiratmaja. *des
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Tabanan I Putu Santika, mengatakan gedung LLK sangat bermanfaat karena digunakan untuk mencetak tenaga kerja yang sesuai dengan keahliannya. Sebab berbagai pelatihan digelar di gedung LLK tersebut mulai dari menjahit, bengkel, pertukangan, barista, spa, dan lain-lain. “Jadi setelah peserta pelatihan ini lulus dari pelatihan, ada yang menciptakan lapangan pekerjaan dan bekerja di perusahaan yang diinginkan,” kata Santika, Senin (6/11).
Bahkan setiap ada paket pelatihan dari pusat, selalu ada yang mendaftar. Namun tingginya minat pelatihan tak didukung dengan fasilitas dan peralatan yang sudah tidak layak lagi. “Jadi memang gedung harus direvitalisasi agar proses pelatihan bisa berjalan lancar,” imbuhnya.
Untuk itu pihaknya mengajukan proposal ke provinsi untuk revitalisasi gedung tersebut. Anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan seluruhnya mencapai Rp 47 miliar. Namun perbaikannya tidak sekalian melainkan bertahap. “Mungkin bisa dilakukan multi year sehingga lebih ringan. Dari kabupaten juga belum memiliki anggaran, sehingga kami ajukan ke provinsi melalui Bapelitbang senilai Rp 47 miliar dan bisa multi year,” ujarnya.
Sementara Kepala Bapelitbang Tabanan Ida Bagus Wiratmaja mengatakan perbaikan gedung LLK di tahun 2020 belum bisa dilakukan. Sehingga Tabanan mengusulkan anggaran ke Pemprov Bali melalui BKK Provinsi Bali. “Usulan sudah dilakukan, tetapi belum dapat informasi apakah dapat atau tidak,” ujarnya.
Diterangkannya, anggaran perbaikan yang diusulkan ke pemprov sebesar Rp 16,8 miliar. Jumlah ini dialokasikan untuk perbaikan sejumlah gedung. Sebab jika akan direvitalisasi keseluruhan memerlukan anggaran Rp 47 miliar. “Yang diusulkan Rp 16,8 miliar itu sebagian, kalau seluruhnya mencapai Rp 47 miliar,” tandas Wiratmaja. *des
Komentar