Jaringan Rusak, Produksi Padi Menurun
Produksi padi di Kabupaten Bangli untuk tahun 2019 menurun belasan ton. Salah satu penyebabnya karena rusaknya jaringan irigasi sejak 8 bulan lalu
BANGLI, NusaBali
Akibat kerusakan jaringan irigasi, petani dialihkan menanam palawija. Namun petani gagal berproduksi karena kemarau panjang.
Sekretaris Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma mengatakan penurunan produksi padi disebabkan banyak faktor, di antaranya gagal panen karena serangan hama. Petani juga tidak bisa melakukan pola tanam karena rusaknya jaringan irigasi. “Rusaknya jaringan irigasi DI Sidemunut berimbas pada petani di Kelurahan Bebalang dan sekitarnya,” ungkap Wayan Samra, Senin (6/1).
Akibat kerusakan di saluran induk Daerah Irigasi (DI) Sidembunut, lahan persawahan seluas 102 hektare tidak mendapatkan suplai air. Imbasnya, lahan 1 hektare hanya menghasilkan padi 6 ton. Pasca kerusakan jaringan irigasi DI Sidembunut, Dinas PKP memberikan bantuan bibit jagung 200 kilogram dengan rasio 10 kilogram bibit jagung/hektar. Karena kemarau panjang, bibit jagung yang ditanam gagal berproduksi. Dikatakan, luas panen bersih di empat kecamatan untuk sub round pertama (Januari- April) produksi padi 6.22379 ton. Sub round dua (Mei – Agustus) dengan luas panen bersih 1.807,6 hektare produksi padi 10.180,40 ton.
“Untuk pendataan kami menggandeng Badan Pusat Statistik. Data sub round tiga untuk bulan Septermber hingga Desember masih dalam pendataan,” sebutnya. Wayan Sarma mengatakan, dari hasil kordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kasawan Permukiman, perbaikan saluran induk DI Sidembunut akan dilaksanakan tahun ini dengan anggaran DAK Penugasan sebesar Rp 3,4 miliar. *esa
Sekretaris Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma mengatakan penurunan produksi padi disebabkan banyak faktor, di antaranya gagal panen karena serangan hama. Petani juga tidak bisa melakukan pola tanam karena rusaknya jaringan irigasi. “Rusaknya jaringan irigasi DI Sidemunut berimbas pada petani di Kelurahan Bebalang dan sekitarnya,” ungkap Wayan Samra, Senin (6/1).
Akibat kerusakan di saluran induk Daerah Irigasi (DI) Sidembunut, lahan persawahan seluas 102 hektare tidak mendapatkan suplai air. Imbasnya, lahan 1 hektare hanya menghasilkan padi 6 ton. Pasca kerusakan jaringan irigasi DI Sidembunut, Dinas PKP memberikan bantuan bibit jagung 200 kilogram dengan rasio 10 kilogram bibit jagung/hektar. Karena kemarau panjang, bibit jagung yang ditanam gagal berproduksi. Dikatakan, luas panen bersih di empat kecamatan untuk sub round pertama (Januari- April) produksi padi 6.22379 ton. Sub round dua (Mei – Agustus) dengan luas panen bersih 1.807,6 hektare produksi padi 10.180,40 ton.
“Untuk pendataan kami menggandeng Badan Pusat Statistik. Data sub round tiga untuk bulan Septermber hingga Desember masih dalam pendataan,” sebutnya. Wayan Sarma mengatakan, dari hasil kordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kasawan Permukiman, perbaikan saluran induk DI Sidembunut akan dilaksanakan tahun ini dengan anggaran DAK Penugasan sebesar Rp 3,4 miliar. *esa
Komentar