Dua Desa Pasang 255 Sambungan Rumah
Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Satker PIP) Balai Program Permukiman Wilayah Bali menyerahkan Pamsimas untuk dua desa di Kabupaten Karangasem, Rabu (8/1).
AMLAPURA, NusaBali
Penyerahan Pamsimas digelar di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen dan di Banjar Bangle, Desa Bunutan, Kecamatan Abang. Dua desa ini telah memasang sambungan rumah (SR) secara swadaya di 255 titik.
Kepala Dinas PUPR Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa mengatakan, mekanisme penyerahan Pamsimas setelah KKM (Kelompok Kerja Masyarakat) tuntas mengerjakan proyek. KKM selanjutnya menyerahkan ke Satker PIP (Pembangunan Infrastruktur Permukiman). Selanjutnya diserahkan ke KPSPAM (Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum) di desa. Bantuan Pamsimas dari pusat Rp 245 juta, bantuan dari desa Rp 35 juta, dan swadaya sekitar Rp 70 juta. Total nilainya Rp 350 juta.
Pembangunan infrastruktur itu sebatas membangun saluran air melalui pipa, kemudian air disalurkan ke dalam cubang yang dilengkapi kran umum. Kenyataannya, masyarakat enggan memanfaatkan kran umum, masih memilih berswadaya dengan membangun jaringan saluran air ke rumah-rumah, sehingga dilakukan pemasangan ke rumah-rumah. “Setelah dibangun saluran air, masyarakat antusias berswadaya membangun sambungan rumah sehingga praktis air langsung masuk rumah,” kata Nyoman Sutirtayasa.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Karangasem I Gusti Bagus Budiadnyana menambahkan, di sejumlah Pamsimas yang telah diserahkan pengelolaannya ke desa, semuanya disertai swadaya masyarakat membangun sambungan rumah. “Masyarakat menginginkan biar praktis, sekalian air masuk rumah, tidak lagi ambil di kran umum,” katanya. *k16
Kepala Dinas PUPR Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa mengatakan, mekanisme penyerahan Pamsimas setelah KKM (Kelompok Kerja Masyarakat) tuntas mengerjakan proyek. KKM selanjutnya menyerahkan ke Satker PIP (Pembangunan Infrastruktur Permukiman). Selanjutnya diserahkan ke KPSPAM (Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum) di desa. Bantuan Pamsimas dari pusat Rp 245 juta, bantuan dari desa Rp 35 juta, dan swadaya sekitar Rp 70 juta. Total nilainya Rp 350 juta.
Pembangunan infrastruktur itu sebatas membangun saluran air melalui pipa, kemudian air disalurkan ke dalam cubang yang dilengkapi kran umum. Kenyataannya, masyarakat enggan memanfaatkan kran umum, masih memilih berswadaya dengan membangun jaringan saluran air ke rumah-rumah, sehingga dilakukan pemasangan ke rumah-rumah. “Setelah dibangun saluran air, masyarakat antusias berswadaya membangun sambungan rumah sehingga praktis air langsung masuk rumah,” kata Nyoman Sutirtayasa.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Karangasem I Gusti Bagus Budiadnyana menambahkan, di sejumlah Pamsimas yang telah diserahkan pengelolaannya ke desa, semuanya disertai swadaya masyarakat membangun sambungan rumah. “Masyarakat menginginkan biar praktis, sekalian air masuk rumah, tidak lagi ambil di kran umum,” katanya. *k16
Komentar