Sukaja Ancam Mundur dari Golkar
Merasa ‘dibohongi’, Wayan Sukaja ancam mundur dari struktur kepengurusan DPD II Golkar Tabanan 2016-2021.
TABANAN, NusaBali
Masalahnya, mantan Sekretaris DPC PDIP Bali ini semula dijanjikan akan menduduki kursi Ketua Harian DPD II Golkar Tabanan, namun ternyata hanya diberi job Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu).
Barisan pendukung Wayan Sukaja yang dikomandani Nyoman Wedha Utama rencananya akan mendatangi Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Bali di kawasan Niti Mandala Denpasar, Jumat (5/8) ini. Mereka hendak menuntut Sudikerta untuk penuhi janjinya menempatkan Sukaja sebagai Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan 2016-2021. Jika Sudikerta tidak penuhi janjinya, maka Sukaja bakal mundur dari kepengurusan partai.
Menurut Wedha Utama, dirinya yang akan memimpin langsung barisan pendukung Sukaja berjumlah 25 orang saat mendatangi Sudikerta di Denpasar, hari ini. “Semula, warga satu kampung Pak Sukaja mau nglurug ke Denpasar. Tapi saya cegah mereka, cukup 25 orang saja yang berangkat,” ungkap Wedha Utama kepada NusaBali, Kamis (4/8).
Wedha Utama mengatakan, massa pendukung Sukaja yang akan menemui Sudikerta diimbau menggunakan pakaian adat madya dan menyampaikan aspirasi secara santun. Saat menemui Ketua DPD I Golkar Bali yang notabene Wakil Gubernur Bali tersebut, Sukaja juga akan diajak ikut.
Versi Wedha Utama, Musda Golkar Tabanan yang berujung deadlock, 21 Juni 2016 lalu, adalah skenario pimpinan. Pendukung Sukaja semakin sakit hati ketika suara Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan yang mendukung Sukaja (mantan Ketua DPRD Tabanan 2004-2009) dinolkan jelang skorsing Musda Golkar Tabanan dibuka.
Nah, sehari setelah suara para pemilik suara dinolkan, DPD I Golkar Bali malah membuat Musda Golkar dadakan di Denpasar, 23 Juli 2016. Musda dadakan itu kemudian menaikkan Ketut Arya Budi Giri (ABG) sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021 dan dilantik keesokan harinya, 24 Juli 2016.
“Ini kan aneh, mereka yang tidak berproses justru ditunjuk sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan. Sebagian PK Golkar se-Tabananyang tidak hadir, hanya ditelepon untuk mendukung ABG,” ungkap Wedha Utama.
Sesungguhnya, barisan pendukung Sukaja masih legowo. Sebab, Sukaja kemudian dijanjikan posisi Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, setelah naiknya ABG. Namun faktanya, Sukaja hanya diberi tempat sebagai Wakil Ketua Bappilu wilayah Kecamatan Marga. Sedangkan posisi Ketua Harian diberikan kepada Wayan Ginedera, sementara Sekretaris DPD II Golkar Tabanan dipercayakan kepada Nyoman Suarsedana.
“Kami ke Denpasar temui pak Sudikerta untuk tuntut janji,” tandas Wedha Utama. Jika Sudikerta tidak tepati janji memberikan posisi Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, Sukaja akan mundur. “Pokoknya Sukaja akan mundur dari Golkar,” ancam mantan Ketua OKK DPD II Golkar Tabanan pimpinan Nyoman Wirya ini.
Wedha Utama pun siap membeberkan fakta terkait Musda Golkar Tabanan yang deadlock karena skenario pimpinan. Musda Golkar Tabanan yang digelar dadakan di Denpasar pun masih ditingkahi dukungan tandatangan dari PK Golkar se-Tabanan untuk kelengkapan berkas ke DPP Golkar. Bahkan dalam rapat perdana dengan Ketua PK, Selasa (26/7), 5 Ketua PK mangkir akibat ditodong menandatangani surat tanpa kejelasan.
Sementara itu, mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan versi Munas Ancol, Made Rasma, berharap sesepuh partai seperti Tjokorda Budi Suryawan, I Gusti Ngurah Alit Yudha, Dewa Suamba Negara, dan Ketut Suwandi memberikan pertimbangan kepada pengurus DPD I Golkar Bali. Sehingga, kepengurusan DPD II Golkar Tabanan pimpinan ABG sesuai AD/ART, karena ditingkahi Musda bodong. Rasma menyesalkan, pengurus DPD II Golkar Tabanan didominasi kader kemarin sore. “Tata tertib pelaksanaan Musda dilanggar sehingga pengurus Golkar Tabanan ikut bodong,” sindir Rasma, Kamis kemarin. * k21
Barisan pendukung Wayan Sukaja yang dikomandani Nyoman Wedha Utama rencananya akan mendatangi Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Bali di kawasan Niti Mandala Denpasar, Jumat (5/8) ini. Mereka hendak menuntut Sudikerta untuk penuhi janjinya menempatkan Sukaja sebagai Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan 2016-2021. Jika Sudikerta tidak penuhi janjinya, maka Sukaja bakal mundur dari kepengurusan partai.
Menurut Wedha Utama, dirinya yang akan memimpin langsung barisan pendukung Sukaja berjumlah 25 orang saat mendatangi Sudikerta di Denpasar, hari ini. “Semula, warga satu kampung Pak Sukaja mau nglurug ke Denpasar. Tapi saya cegah mereka, cukup 25 orang saja yang berangkat,” ungkap Wedha Utama kepada NusaBali, Kamis (4/8).
Wedha Utama mengatakan, massa pendukung Sukaja yang akan menemui Sudikerta diimbau menggunakan pakaian adat madya dan menyampaikan aspirasi secara santun. Saat menemui Ketua DPD I Golkar Bali yang notabene Wakil Gubernur Bali tersebut, Sukaja juga akan diajak ikut.
Versi Wedha Utama, Musda Golkar Tabanan yang berujung deadlock, 21 Juni 2016 lalu, adalah skenario pimpinan. Pendukung Sukaja semakin sakit hati ketika suara Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan yang mendukung Sukaja (mantan Ketua DPRD Tabanan 2004-2009) dinolkan jelang skorsing Musda Golkar Tabanan dibuka.
Nah, sehari setelah suara para pemilik suara dinolkan, DPD I Golkar Bali malah membuat Musda Golkar dadakan di Denpasar, 23 Juli 2016. Musda dadakan itu kemudian menaikkan Ketut Arya Budi Giri (ABG) sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan 2016-2021 dan dilantik keesokan harinya, 24 Juli 2016.
“Ini kan aneh, mereka yang tidak berproses justru ditunjuk sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan. Sebagian PK Golkar se-Tabananyang tidak hadir, hanya ditelepon untuk mendukung ABG,” ungkap Wedha Utama.
Sesungguhnya, barisan pendukung Sukaja masih legowo. Sebab, Sukaja kemudian dijanjikan posisi Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, setelah naiknya ABG. Namun faktanya, Sukaja hanya diberi tempat sebagai Wakil Ketua Bappilu wilayah Kecamatan Marga. Sedangkan posisi Ketua Harian diberikan kepada Wayan Ginedera, sementara Sekretaris DPD II Golkar Tabanan dipercayakan kepada Nyoman Suarsedana.
“Kami ke Denpasar temui pak Sudikerta untuk tuntut janji,” tandas Wedha Utama. Jika Sudikerta tidak tepati janji memberikan posisi Ketua Harian atau Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, Sukaja akan mundur. “Pokoknya Sukaja akan mundur dari Golkar,” ancam mantan Ketua OKK DPD II Golkar Tabanan pimpinan Nyoman Wirya ini.
Wedha Utama pun siap membeberkan fakta terkait Musda Golkar Tabanan yang deadlock karena skenario pimpinan. Musda Golkar Tabanan yang digelar dadakan di Denpasar pun masih ditingkahi dukungan tandatangan dari PK Golkar se-Tabanan untuk kelengkapan berkas ke DPP Golkar. Bahkan dalam rapat perdana dengan Ketua PK, Selasa (26/7), 5 Ketua PK mangkir akibat ditodong menandatangani surat tanpa kejelasan.
Sementara itu, mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan versi Munas Ancol, Made Rasma, berharap sesepuh partai seperti Tjokorda Budi Suryawan, I Gusti Ngurah Alit Yudha, Dewa Suamba Negara, dan Ketut Suwandi memberikan pertimbangan kepada pengurus DPD I Golkar Bali. Sehingga, kepengurusan DPD II Golkar Tabanan pimpinan ABG sesuai AD/ART, karena ditingkahi Musda bodong. Rasma menyesalkan, pengurus DPD II Golkar Tabanan didominasi kader kemarin sore. “Tata tertib pelaksanaan Musda dilanggar sehingga pengurus Golkar Tabanan ikut bodong,” sindir Rasma, Kamis kemarin. * k21
Komentar