Puluhan Warga Jembrana Terjangkit DB
Terbanyak pasiennya dari Desa Pengambengan. Ada juga dari beberapa wilayah sekitar, seperti Tegal Badeng Timur dan Tegal Badeng Barat.
NEGARA, NusaBali
Selama musim hujan mulai Desember 2019 hingga jelang pertengahan Januari 2020, Dinas Kesehatan Jembrana mencatat 36 kasus warga terjangkit deman berdarah dangue (DBD). Dari 36 kasus tersebut, terbanyak di wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana. Hingga Jumat (10/1), ada enam warga masih dirawat di Puskesmas tersebut.
Kepala UPTD Puskesmas II Negara dr Ni Made Anggaraeni, Jumat (10/1), mengatakan sudah ada sebanyak 23 pasien DBD yang masuk sejak bulan Desember lalu. Khusus bulan Desember, ada 13 pasien. Sedangkan di Januari 2020 ada 10 pasien, dan enam di antaranya masih dalam perawatan. “Terbanyak pasiennya dari Desa Pengambengan. Ada juga dari beberapa wilayah sekitar, seperti Tegal Badeng Timur dan Tegal Badeng Barat,” ujarnya.
Menurutnya, di Desa Pengambengan sendiri, tergolong menjadi salah satu desa rawan DBD. Selain berada di wilayah pesisir, banyak genangan air di kawasan pemukiman warga. Selama ini, pihaknya di Puskesmas II Negara yang mewilayahi 6 desa/kelurahan, mengaku, sudah rutin turun mengajak ataupun mengimbau masyarakat untuk melakukan berbagai cara pencegahan DBD. Setiap rapat koodinasi di Kantor Camat, juga selalu diingatkan kepada para Perbekel agar melakukan pemberatasan sarang nyamuk (PSN). “Fogging juga sudah dilakukan. Tetapi untuk foging kan hanya membunuh nyamuk dewas. Tetapi jentiknya masih ada. Jadi, yang lebih baik pencegahan, dan kami sudah rutin turun mengingatkan pencegahan-pencegahannya. Apalagi jelang-jelang musim hujan. Kami lebih tingkatkan kegiatan, turun memberikan informasi ataupun edukasi ke masyarakat,” ujarnya.
Perbekel Pengambengan Kamaruszaman, Jumat kemarin, mengakui sejak musim hujan sebulan terakhir ini, banyak warganya yang terjangkit DBD. Berkenaan hal tersebut, pihaknya mengharapkan, warga lebih rajin gotong-royong, dan melakukan PSN di masing-masing lingkungan. “Kami juga rutin turun bersama Puskesmas untuk memberantas jentik-jentik nyamuk. Begitu juga sosialisasi dan memberikan obat untuk di bak-bak penampungan. Tetapi untuk benar-benar memberantas, perlu gerakan bersama,” ucapnya.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan dalam upaya mengantisipasi penyeberangan nyamuk aedes aegypti yang mebawa virus DBD, sudah rutin dilakukan gerakan PSN setiap hari Jumat yang dikoordinir oleh Puskesmas di wilayah masing-masing. Selain itu, juga ada fogging yang rutin dilakukan setiap seminggu sekali di daerah rawatn DBD. “Upaya pencegahan sudah rutin dilakukan. Kami berharap masyarakat agar rutin mengecek lingkungan rumahnya, dan membersihkan sarang nyamuk. Kalau ada pasien DBD, kami juga lakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada keluarga pasien, agar memperhatikan kebersihan lingkungan, termasuk warga-warga di lingkungan sekitarnya,” ungkapnya.
Sesuai catatan di Dinas Kesehatan Jembrana, khusus secara global selama setahun dari Januari hingga Desember 2019, ada sebanyak 213 kasus warga yang terjanring DBD se Jembrana. Sementara khusus berkenaan musim hujan yang dimulai pada bulan Desember 2019 hingga per tanggal 10 Januari 2020 kemarin, ada 36 kasus. Dari 36 kasus, itu 13 kasus terjadi di Bulan Januari, ini masing-masing 10 kasus di wilayah Puskesmas II Negara, 1 kasus di wilayah Puskesmas I Pekutatan, dan 2 kasus di wilayah Puskesmas I Jembrana. “Kalau untuk Januari tahun 2019, ada 7 kasus. Jadi untuk Januari yang tahun ini, kasusnya meningkat,” ujar dr Arishanta.
Dari rentetan kasus DBD tersebut, Arisahanta memastikan, tidak ada korban yang sampai meninggal dunia akibat DBD. Untuk mengantisipasi kasus kematian berkenaan DBD tersebut, seling meningkatkan pencegahan, pihaknya juga mengharapkan warga segera memeriksaan diri ke Puskesmas, ketika mengalami panas tinggi lebih dari dua hari.*ode
Selama musim hujan mulai Desember 2019 hingga jelang pertengahan Januari 2020, Dinas Kesehatan Jembrana mencatat 36 kasus warga terjangkit deman berdarah dangue (DBD). Dari 36 kasus tersebut, terbanyak di wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana. Hingga Jumat (10/1), ada enam warga masih dirawat di Puskesmas tersebut.
Kepala UPTD Puskesmas II Negara dr Ni Made Anggaraeni, Jumat (10/1), mengatakan sudah ada sebanyak 23 pasien DBD yang masuk sejak bulan Desember lalu. Khusus bulan Desember, ada 13 pasien. Sedangkan di Januari 2020 ada 10 pasien, dan enam di antaranya masih dalam perawatan. “Terbanyak pasiennya dari Desa Pengambengan. Ada juga dari beberapa wilayah sekitar, seperti Tegal Badeng Timur dan Tegal Badeng Barat,” ujarnya.
Menurutnya, di Desa Pengambengan sendiri, tergolong menjadi salah satu desa rawan DBD. Selain berada di wilayah pesisir, banyak genangan air di kawasan pemukiman warga. Selama ini, pihaknya di Puskesmas II Negara yang mewilayahi 6 desa/kelurahan, mengaku, sudah rutin turun mengajak ataupun mengimbau masyarakat untuk melakukan berbagai cara pencegahan DBD. Setiap rapat koodinasi di Kantor Camat, juga selalu diingatkan kepada para Perbekel agar melakukan pemberatasan sarang nyamuk (PSN). “Fogging juga sudah dilakukan. Tetapi untuk foging kan hanya membunuh nyamuk dewas. Tetapi jentiknya masih ada. Jadi, yang lebih baik pencegahan, dan kami sudah rutin turun mengingatkan pencegahan-pencegahannya. Apalagi jelang-jelang musim hujan. Kami lebih tingkatkan kegiatan, turun memberikan informasi ataupun edukasi ke masyarakat,” ujarnya.
Perbekel Pengambengan Kamaruszaman, Jumat kemarin, mengakui sejak musim hujan sebulan terakhir ini, banyak warganya yang terjangkit DBD. Berkenaan hal tersebut, pihaknya mengharapkan, warga lebih rajin gotong-royong, dan melakukan PSN di masing-masing lingkungan. “Kami juga rutin turun bersama Puskesmas untuk memberantas jentik-jentik nyamuk. Begitu juga sosialisasi dan memberikan obat untuk di bak-bak penampungan. Tetapi untuk benar-benar memberantas, perlu gerakan bersama,” ucapnya.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan dalam upaya mengantisipasi penyeberangan nyamuk aedes aegypti yang mebawa virus DBD, sudah rutin dilakukan gerakan PSN setiap hari Jumat yang dikoordinir oleh Puskesmas di wilayah masing-masing. Selain itu, juga ada fogging yang rutin dilakukan setiap seminggu sekali di daerah rawatn DBD. “Upaya pencegahan sudah rutin dilakukan. Kami berharap masyarakat agar rutin mengecek lingkungan rumahnya, dan membersihkan sarang nyamuk. Kalau ada pasien DBD, kami juga lakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada keluarga pasien, agar memperhatikan kebersihan lingkungan, termasuk warga-warga di lingkungan sekitarnya,” ungkapnya.
Sesuai catatan di Dinas Kesehatan Jembrana, khusus secara global selama setahun dari Januari hingga Desember 2019, ada sebanyak 213 kasus warga yang terjanring DBD se Jembrana. Sementara khusus berkenaan musim hujan yang dimulai pada bulan Desember 2019 hingga per tanggal 10 Januari 2020 kemarin, ada 36 kasus. Dari 36 kasus, itu 13 kasus terjadi di Bulan Januari, ini masing-masing 10 kasus di wilayah Puskesmas II Negara, 1 kasus di wilayah Puskesmas I Pekutatan, dan 2 kasus di wilayah Puskesmas I Jembrana. “Kalau untuk Januari tahun 2019, ada 7 kasus. Jadi untuk Januari yang tahun ini, kasusnya meningkat,” ujar dr Arishanta.
Dari rentetan kasus DBD tersebut, Arisahanta memastikan, tidak ada korban yang sampai meninggal dunia akibat DBD. Untuk mengantisipasi kasus kematian berkenaan DBD tersebut, seling meningkatkan pencegahan, pihaknya juga mengharapkan warga segera memeriksaan diri ke Puskesmas, ketika mengalami panas tinggi lebih dari dua hari.*ode
1
Komentar