Konsumsi Elpiji Jatim-Bali Meningkat 5 Persen
Liburan Nataru 2019-2020
Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V mencatat adanya kenaikan konsumsi elpiji di Jatim dan Bali, baik untuk elpiji bersubsidi (kemasan tiga kg) maupun elpiji non-subsidi sebesar lima persen selama libur panjang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, dari rata-rata konsumsi normal harian.
SURABAYA, NusaBali
Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji di Surabaya, Jumat (10/1), mengatakan peningkatan tersebut tersebar di sejumlah titik di wilayah Pertamina MOR V, yaitu Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara.
Total konsumsi rata-rata mencapai 5.565 Metric Ton (MT) per hari, bahkan pada 30 Desember 2019, mencapai puncak penyaluran tertinggi sebesar 5.715 MT, dari konsumsi normal di angka 5.300 MT per hari. Secara rinci untuk Jatim, kata dia, terjadi peningkatan konsumsi sebesar 5 persen, yakni menjadi 4.200 MT per hari, dari biasanya 3.990 MT per hari, dan nonsubsidi meningkat 41 persen atau menjadi 85 MT per hari dari rata-rata normal harian sebesar 60 MT per hari. "Kenaikan itu karena meningkatnya kebutuhan untuk konsumen seperti perhotelan, restoran dan kafe yang melayani masyarakat yang berlibur," katanya.
Sedangkan di Provinsi Bali secara rata-rata, peningkatannya tipis untuk elpiji, yakni sebesar satu persen, atau menjadi 690 MT per hari dari rata-rata normal 682 MT per hari, dan nonsubsidi meningkat sebesar empat persen, atau menjadi 43 MT per hari, dari biasanya 41 MT per hari.
"Untuk jenis elpiji nonsubsidi rumah tangga mengalami kenaikan konsumsi tertinggi yakni 24,8 persen, atau jauh lebih tinggi dari pada kenaikan konsumsi elpiji tiga kg yang hanya lima persen di semua wilayah," katanya.*ant
Total konsumsi rata-rata mencapai 5.565 Metric Ton (MT) per hari, bahkan pada 30 Desember 2019, mencapai puncak penyaluran tertinggi sebesar 5.715 MT, dari konsumsi normal di angka 5.300 MT per hari. Secara rinci untuk Jatim, kata dia, terjadi peningkatan konsumsi sebesar 5 persen, yakni menjadi 4.200 MT per hari, dari biasanya 3.990 MT per hari, dan nonsubsidi meningkat 41 persen atau menjadi 85 MT per hari dari rata-rata normal harian sebesar 60 MT per hari. "Kenaikan itu karena meningkatnya kebutuhan untuk konsumen seperti perhotelan, restoran dan kafe yang melayani masyarakat yang berlibur," katanya.
Sedangkan di Provinsi Bali secara rata-rata, peningkatannya tipis untuk elpiji, yakni sebesar satu persen, atau menjadi 690 MT per hari dari rata-rata normal 682 MT per hari, dan nonsubsidi meningkat sebesar empat persen, atau menjadi 43 MT per hari, dari biasanya 41 MT per hari.
"Untuk jenis elpiji nonsubsidi rumah tangga mengalami kenaikan konsumsi tertinggi yakni 24,8 persen, atau jauh lebih tinggi dari pada kenaikan konsumsi elpiji tiga kg yang hanya lima persen di semua wilayah," katanya.*ant
1
Komentar