Mayoritas Truk Tak Kuat Nanjak Akibat Sarat Beban
Truk Fuso DR 8622 AE yang dikemudikan Muksin, 36, terguling di jalur Denpasar-Gilimanuk Km 25.200 termasuk tanjakan maut Banjar Samsam II, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Jumat (5/8) pagi.
Tanjakan Samsam Langganan Diwarnai Truk Terguling
TABANAN, NusaBali
Sebelum terguling di Samsam, truk bermuatan pakan ternak ini juga sempat menabrak bus di dekat Pura Rambut Siwi, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana sekitar pukul 02.00 Wita. Dua kali peristiwa kecelakaan yang dialami Muksin diakibatkan rem truk blong.
Muksin saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan, kecelakaan out of control yang menimpanya terjadi sekitar pukul 09.00 Wita. Sebelum kejadian, ia meluncur dari arah barat (Gilimanuk). Sopir asal Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini berangkat dari Surabaya menuju Kota Mataram dengan mengangkut 23 ton pakan ternak. Begitu melintasi turunan di Banjar Lumajang, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan hingga perbatasan Banjar Samsam II, jalur lalu lintas padat merayap. “Tiba-tiba truk nyelonong maju hingga memasuki tanjakan usai jalan menikung ke kiri,” ungkap Muksin.
Begitu memasuki jalan tanjakan Muksin injak rem untuk menghindari tabrakan, sebab kendaraan di depannya cukup banyak. Truk yang sarat beban akhirnya tak kuat nanjak, meski sudah injak rem, truk ngatret hingga 5 meter. Sejurus kemudian terguling di utara jalan. Muksin masih menunggu truk lain untuk memindahkan pakan ternah yang diangkutnya. Sementara barang bawaan berupa pakan ternak masih aman tidak ada tumpah ke jalan. “Saya hanya mengalami luka lecet, pakan ternak masih aman,” ungkap Muksin yang mengaku telah 24 tahun jadi sopir Lombok-Bali-Jawa ini.
Dikatakan, pada saat truk yang dikemudikannya berjalan ngatret, petugas Polantas yang ada di TKP sempat mengganjal dengan batu besar. Namun batu tersebut akhirnya terpental. Muksin dalam perjalanan Surabaya-Mataram tak mengajak serta kernet. “Sempat dibantu anggota polisi, tapi ya itu tadi, batu pengganjal terpental,” imbuhnya. Untungnya batu tersebut tak sampai melukai polisi maupun pengguna jalan lainnya.
Kanit Lantas Polsek Kerambitan, Iptu I Putu Harianto seizin Kapolres Tabanan AKBP Putu Putera Sadana mengatakan Truk Fuso DR 8622 AE yang dikemudikan Muksin terguling ke got akibat tak kuat nanjak. Ia pun menduga muatan yang diangkut melebihi tonase sehingga mempercepat rem aus atau blong. “Perkiraan saya berat muatan mencapai 25 ton,” duga Iptu Harianto. Bangkai truk direncanakan diderek pada malam hari untuk menghindari tontonan warga dan mencegah terjadinya kemacetan.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, di tanjakan Banjar Samsam II ini terkenal tenget (angker) karena di sisi kiri kanan jalan merupakan ’istana’ wong samar. Menurut Dewa Gede Kerta Wedana, 50, sebelum jadi jalan raya, ada pohon beringin besar tumbuh di selatan jalan. Di pohon Beringin dan sekitaranya itulah diyakini wong samar beranak pinak dan membangun perkampungan. Di samping itu, sekitar 10 meter barat TKP truk terguling ada Beji Pura Puseh Banjar Dinas Samsam II yang difungsikan sebagai tempat penyucian Ida Bhatara (Tuhan) tatkala ada upacara di Pura Puseh.
Dikatakan, sekitar tahun 1990, bus terjatuh di dekat beji yang menyebabkan 11 orang tewas. Pernah juga ada kejadian unik, sekitar empat tahun lalu ada truk mengangkut kayu dari Denpasar terguling ke kiri (selatan jalan). Takut kayunya hilang, sopir memutuskan tidur di tengah kebun, di lokasi truk terjatuh. Keesokan paginya, sopir bersangkutan terkejut karena tertidur di samping got. “Masyarakat mempercayai jika sopir itu dipindahkan makhluk halus,” duga Dewa Kerta. Ditambahkan, pada tahun 2003, Kelian Banjar Adat Samsam II tewas tertabrak truk di depan rumahnya.
Lain pula penuturan Dewa Oka Kusuma Atmaja, 25. Dia mengatakan di tanjakan Samsam sering terjadi truk terguling akibat tak kuat nanjak. Bahkan dalam kurun satu minggu selalu ada truk terguling atau truk mogok. Mengingat penyebabnya kelebihan muatan, sopir pun diminta jujur untuk tonase. Demikian pula petugas di Jembatan Timbang Cekik, Gilimanuk agar melarang kendaraan melebihi tonase masuk Bali. “Kebanyakan truk terguling karena tidak kuat menanjak. Jangan jalanya diatur karena benda mati, manusianya yang harus sadar untuk tidak ambil risiko mengangkut barang melebihi kemampuan kapasitas kendaraan,” pintanya. * cr61
TABANAN, NusaBali
Sebelum terguling di Samsam, truk bermuatan pakan ternak ini juga sempat menabrak bus di dekat Pura Rambut Siwi, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana sekitar pukul 02.00 Wita. Dua kali peristiwa kecelakaan yang dialami Muksin diakibatkan rem truk blong.
Muksin saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan, kecelakaan out of control yang menimpanya terjadi sekitar pukul 09.00 Wita. Sebelum kejadian, ia meluncur dari arah barat (Gilimanuk). Sopir asal Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini berangkat dari Surabaya menuju Kota Mataram dengan mengangkut 23 ton pakan ternak. Begitu melintasi turunan di Banjar Lumajang, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan hingga perbatasan Banjar Samsam II, jalur lalu lintas padat merayap. “Tiba-tiba truk nyelonong maju hingga memasuki tanjakan usai jalan menikung ke kiri,” ungkap Muksin.
Begitu memasuki jalan tanjakan Muksin injak rem untuk menghindari tabrakan, sebab kendaraan di depannya cukup banyak. Truk yang sarat beban akhirnya tak kuat nanjak, meski sudah injak rem, truk ngatret hingga 5 meter. Sejurus kemudian terguling di utara jalan. Muksin masih menunggu truk lain untuk memindahkan pakan ternah yang diangkutnya. Sementara barang bawaan berupa pakan ternak masih aman tidak ada tumpah ke jalan. “Saya hanya mengalami luka lecet, pakan ternak masih aman,” ungkap Muksin yang mengaku telah 24 tahun jadi sopir Lombok-Bali-Jawa ini.
Dikatakan, pada saat truk yang dikemudikannya berjalan ngatret, petugas Polantas yang ada di TKP sempat mengganjal dengan batu besar. Namun batu tersebut akhirnya terpental. Muksin dalam perjalanan Surabaya-Mataram tak mengajak serta kernet. “Sempat dibantu anggota polisi, tapi ya itu tadi, batu pengganjal terpental,” imbuhnya. Untungnya batu tersebut tak sampai melukai polisi maupun pengguna jalan lainnya.
Kanit Lantas Polsek Kerambitan, Iptu I Putu Harianto seizin Kapolres Tabanan AKBP Putu Putera Sadana mengatakan Truk Fuso DR 8622 AE yang dikemudikan Muksin terguling ke got akibat tak kuat nanjak. Ia pun menduga muatan yang diangkut melebihi tonase sehingga mempercepat rem aus atau blong. “Perkiraan saya berat muatan mencapai 25 ton,” duga Iptu Harianto. Bangkai truk direncanakan diderek pada malam hari untuk menghindari tontonan warga dan mencegah terjadinya kemacetan.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, di tanjakan Banjar Samsam II ini terkenal tenget (angker) karena di sisi kiri kanan jalan merupakan ’istana’ wong samar. Menurut Dewa Gede Kerta Wedana, 50, sebelum jadi jalan raya, ada pohon beringin besar tumbuh di selatan jalan. Di pohon Beringin dan sekitaranya itulah diyakini wong samar beranak pinak dan membangun perkampungan. Di samping itu, sekitar 10 meter barat TKP truk terguling ada Beji Pura Puseh Banjar Dinas Samsam II yang difungsikan sebagai tempat penyucian Ida Bhatara (Tuhan) tatkala ada upacara di Pura Puseh.
Dikatakan, sekitar tahun 1990, bus terjatuh di dekat beji yang menyebabkan 11 orang tewas. Pernah juga ada kejadian unik, sekitar empat tahun lalu ada truk mengangkut kayu dari Denpasar terguling ke kiri (selatan jalan). Takut kayunya hilang, sopir memutuskan tidur di tengah kebun, di lokasi truk terjatuh. Keesokan paginya, sopir bersangkutan terkejut karena tertidur di samping got. “Masyarakat mempercayai jika sopir itu dipindahkan makhluk halus,” duga Dewa Kerta. Ditambahkan, pada tahun 2003, Kelian Banjar Adat Samsam II tewas tertabrak truk di depan rumahnya.
Lain pula penuturan Dewa Oka Kusuma Atmaja, 25. Dia mengatakan di tanjakan Samsam sering terjadi truk terguling akibat tak kuat nanjak. Bahkan dalam kurun satu minggu selalu ada truk terguling atau truk mogok. Mengingat penyebabnya kelebihan muatan, sopir pun diminta jujur untuk tonase. Demikian pula petugas di Jembatan Timbang Cekik, Gilimanuk agar melarang kendaraan melebihi tonase masuk Bali. “Kebanyakan truk terguling karena tidak kuat menanjak. Jangan jalanya diatur karena benda mati, manusianya yang harus sadar untuk tidak ambil risiko mengangkut barang melebihi kemampuan kapasitas kendaraan,” pintanya. * cr61
Komentar