Tabanan Rancang E-Ticketing Terintegrasi
Sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mengenalkan seluruh objek wisata, Pemerintah Kabupaten Tabanan merancang penerapan e-ticketing terintegrasi. Sudah ada 25 objek wisata yang didata untuk penerapan tiket elektronik terintegrasi tersebut. Konsep tersebut saat ini tengah dalam kajian.
TABANAN, NusaBali
Kepala Bapelitbang Tabanan Ida Bagus Wiratmaja mengatakan penerapan e-ticketing dilakukan untuk mengenalkan objek wisata yang belum berkembang. Padahal objek wisata dimaksud memiliki potensi dan nilai jual untuk dikunjungi. “Obyek wisata di Tabanan total ada 25, selama ini yang terkenal baru empat, Tanah Lot, Danau Beratan, Jatiluwih, dan Alas Kedaton. Padahal masih ada tempat yang lain,” ungkapnya, Minggu (12/1).
Menurut Wiratmaja, untuk penerapan tersebut kini prosesnya masih dalam kajian dengan anggaran Rp 200 juta. Pemkab Tabanan akan bekerjasama dengan perguruan tinggi guna membahas kajian tersebut. “Kalau tidak ada halangan, mudah-mudahan pertengahan tahun 2020 sistemnya sudah selesai,” tegas Wiratmaja.
Diterangkannya, pada sistem e-ticketing terintegrasi ini, wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Tabanan akan ditawarkan tidak saja datang ke satu objek wisata, namun ke lebih dari satu objek melalui paket wisata.
Misalnya, pada sistem e-ticketing terintegrasi ini membuat lima paket (satu paket berisi lima daerah yang dikunjungi). Maka dalam satu paket ada lima tempat bisa dikunjungi wisatawan yang berpedoman pada jarak yang berdekatan antara satu objek wisata dengan objek wisata lainnya.
“Misalnya menggabungkan atau memaketkan kunjungan ke DTW Tanah Lot, Yeh Gangga, Museum Subak, taman kupu-kupu, dan objek wisata ke puri dalam satu paket. Hal sama juga dilakukan pada obyek wisata lainnya yang jaraknya berdekatan,” bebernya.
Namun dalam menentukan paket kunjungan wisata tersebut, bisa saja dilakukan pengkajian lagi bila wisatawan menginginkan datang ke objek yang tidak termasuk dalam satu paket yang ditawarkan.
“Nanti di luar paket tersebut bisa juga digolongkan atas klasifikasi objek wisata, semisal didasari pada tempat atau objek wisata terfavorit atau paket khusus. Maka dari itu sistem ini masih dalam pengkajian. Jika kajian bagus akan dilanjutkan, jika negatif bisa tidak diteruskan, tergantung hasil kajiannya nanti,” katanya.
Dan nantinya jika tiket elektronik ini sudah rampung, rencananya semua pengelolaan sistem e-tiketing terintegrasi ini melalui BUMDa Dharma Santika (PDDS). “Selain untuk mengenalkan objek yang belum berkembang, penerapan sistem tiket elektronik terintegrasi juga sebagai upaya meningkatkan PAD Tabanan,” tandas Wiratmaja. *des
Menurut Wiratmaja, untuk penerapan tersebut kini prosesnya masih dalam kajian dengan anggaran Rp 200 juta. Pemkab Tabanan akan bekerjasama dengan perguruan tinggi guna membahas kajian tersebut. “Kalau tidak ada halangan, mudah-mudahan pertengahan tahun 2020 sistemnya sudah selesai,” tegas Wiratmaja.
Diterangkannya, pada sistem e-ticketing terintegrasi ini, wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Tabanan akan ditawarkan tidak saja datang ke satu objek wisata, namun ke lebih dari satu objek melalui paket wisata.
Misalnya, pada sistem e-ticketing terintegrasi ini membuat lima paket (satu paket berisi lima daerah yang dikunjungi). Maka dalam satu paket ada lima tempat bisa dikunjungi wisatawan yang berpedoman pada jarak yang berdekatan antara satu objek wisata dengan objek wisata lainnya.
“Misalnya menggabungkan atau memaketkan kunjungan ke DTW Tanah Lot, Yeh Gangga, Museum Subak, taman kupu-kupu, dan objek wisata ke puri dalam satu paket. Hal sama juga dilakukan pada obyek wisata lainnya yang jaraknya berdekatan,” bebernya.
Namun dalam menentukan paket kunjungan wisata tersebut, bisa saja dilakukan pengkajian lagi bila wisatawan menginginkan datang ke objek yang tidak termasuk dalam satu paket yang ditawarkan.
“Nanti di luar paket tersebut bisa juga digolongkan atas klasifikasi objek wisata, semisal didasari pada tempat atau objek wisata terfavorit atau paket khusus. Maka dari itu sistem ini masih dalam pengkajian. Jika kajian bagus akan dilanjutkan, jika negatif bisa tidak diteruskan, tergantung hasil kajiannya nanti,” katanya.
Dan nantinya jika tiket elektronik ini sudah rampung, rencananya semua pengelolaan sistem e-tiketing terintegrasi ini melalui BUMDa Dharma Santika (PDDS). “Selain untuk mengenalkan objek yang belum berkembang, penerapan sistem tiket elektronik terintegrasi juga sebagai upaya meningkatkan PAD Tabanan,” tandas Wiratmaja. *des
1
Komentar