Pemilik Villa Dilen Mangkir
Manajemen dua vila di Seminyak yang dipanggil Satpol PP, hanya satu yang hadir. Sementara Satpol PP juga menelusuri dua vila di Kerobokan yang terindikasi dikhususkan bagi pasangan gay.
MANGUPURA, NusaBali
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung memanggil dua pemilik vila yang diduga ‘menjual’ akomodasi pariwisata khusus bagi pasangan gay. Pada pemanggilan di kantor Satpol PP pada Senin (13/1) siang, hanya satu yang memenuhi panggilan yakni manajemen Villa Elysian. Sementara, pemilik Villa Dilen alias Angelo, mangkir.
Di sisi lain, petugas terus menyisir sejumlah akomodasi pariwisata yang khusus bagi kaum gay. Sementara ini terungkap, ada dua vila yang terindikasi di wilayah Kuta Utara.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung I Gusti Agung Kerta Suryanegara melalui Kasi Penyidik dan Penyelidikan I Wayan Sukanta, mengemukakan, sesuai jadwal, pemanggilan terhadap kedua pemilik/manajemen vila tersebut dilakukan pada Senin siang kemarin. Namun pihak manajemen dua vila yang berlokasi di kawasan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, itu hanya manajemen Villa Elysian yang memenuhi panggilan. Sementara, pemilik Villa Dilen alias Angelo, mangkir. “Baru satu yang memenuhi panggilan, yakni manajemen Villa Elysian saja. Sementara dari Villa Dilen tidak ada yang datang,” ucap Sukanta, Senin sore.
Di hadapan petugas, pihak Villa Elysian membantah akomodasi wisatanya diperuntukkan bagi sesama jenis. Perwakilan manajemen juga membeberkan dokumen perizinannya. Namun penyidik Satpol PP Badung tetap memberikan teguran kepada manajemen Villa Elysian lantaran dianggap telah meresahkan dan mencoreng citra pariwisata Bali.
“Saat dipanggil, pihak manajemen Villa Elysian protes. Mereka mengaku tidak ada gay di situ. Tapi, kami tetap minta mereka menandatangani surat pernyataan,” tegas Sukanta.
Sementara manajemen Villa Dilen, menurut Sukanta tidak menghadiri panggilan sesuai jadwal yang ditentukan. Namun, pihak manajemen Villa Dilen sudah mengkonfirmasi akan hadir di lain waktu.
“Kalau manajemen Villa Dilen atau Angelo tidak hadir. Kami sudah menghubungi mereka atas hal itu. Namun, mereka menyatakan akan secepatnya menemui petugas. Ya, kemungkinan besok (hari ini) akan datang,” imbuh Sukanta.
Ditanyai terkait sanksi setelah pemanggilan, Sukanta menyebut belum mengarah ke sanksi. Pasalnya, pemanggilan saat ini baru sebatas memeriksa dokumen perizinan dan dalam rangka pembinaan. “Sanksi belum. Kami fokus cek izin-izinnya dulu. Kemudian berikan pembinaan, karena pariwisata Bali bukan pariwisata gay, tapi pariwisata adat budaya,” tuturnya
Selain dua vila di Seminyak, Satpol PP Badung juga tengah menyelidiki dua vila di kawasan Kerobokan, Kuta Utara. Ada dua vila yang disebut-sebut kerap dipakai oleh pasangan sesama jenis di Kerobokan, yakni Villa Layang Bulan di Jalan Raya Batu Belig, Gang Daksina, Kerobokan dan Villa Balinea di Jalan Merta Agung Nomor 11 Kerobokan. Rencananya, kedua pemilik atau management akan dipanggil pada Rabu (15/1).
“Petugas kami saat ini tengah menggali informasi terkait aktivitas di kedua vila tersebut. Kalau total ada empat kita panggil terkait akomodasi pariwisata yang diduga khusus buat gay. Dua di Seminyak dan dua di Kerobokan. Nah, untuk yang di Kerobokan ini kami panggil hari Rabu besok,” bebernya. *dar
Di sisi lain, petugas terus menyisir sejumlah akomodasi pariwisata yang khusus bagi kaum gay. Sementara ini terungkap, ada dua vila yang terindikasi di wilayah Kuta Utara.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung I Gusti Agung Kerta Suryanegara melalui Kasi Penyidik dan Penyelidikan I Wayan Sukanta, mengemukakan, sesuai jadwal, pemanggilan terhadap kedua pemilik/manajemen vila tersebut dilakukan pada Senin siang kemarin. Namun pihak manajemen dua vila yang berlokasi di kawasan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, itu hanya manajemen Villa Elysian yang memenuhi panggilan. Sementara, pemilik Villa Dilen alias Angelo, mangkir. “Baru satu yang memenuhi panggilan, yakni manajemen Villa Elysian saja. Sementara dari Villa Dilen tidak ada yang datang,” ucap Sukanta, Senin sore.
Di hadapan petugas, pihak Villa Elysian membantah akomodasi wisatanya diperuntukkan bagi sesama jenis. Perwakilan manajemen juga membeberkan dokumen perizinannya. Namun penyidik Satpol PP Badung tetap memberikan teguran kepada manajemen Villa Elysian lantaran dianggap telah meresahkan dan mencoreng citra pariwisata Bali.
“Saat dipanggil, pihak manajemen Villa Elysian protes. Mereka mengaku tidak ada gay di situ. Tapi, kami tetap minta mereka menandatangani surat pernyataan,” tegas Sukanta.
Sementara manajemen Villa Dilen, menurut Sukanta tidak menghadiri panggilan sesuai jadwal yang ditentukan. Namun, pihak manajemen Villa Dilen sudah mengkonfirmasi akan hadir di lain waktu.
“Kalau manajemen Villa Dilen atau Angelo tidak hadir. Kami sudah menghubungi mereka atas hal itu. Namun, mereka menyatakan akan secepatnya menemui petugas. Ya, kemungkinan besok (hari ini) akan datang,” imbuh Sukanta.
Ditanyai terkait sanksi setelah pemanggilan, Sukanta menyebut belum mengarah ke sanksi. Pasalnya, pemanggilan saat ini baru sebatas memeriksa dokumen perizinan dan dalam rangka pembinaan. “Sanksi belum. Kami fokus cek izin-izinnya dulu. Kemudian berikan pembinaan, karena pariwisata Bali bukan pariwisata gay, tapi pariwisata adat budaya,” tuturnya
Selain dua vila di Seminyak, Satpol PP Badung juga tengah menyelidiki dua vila di kawasan Kerobokan, Kuta Utara. Ada dua vila yang disebut-sebut kerap dipakai oleh pasangan sesama jenis di Kerobokan, yakni Villa Layang Bulan di Jalan Raya Batu Belig, Gang Daksina, Kerobokan dan Villa Balinea di Jalan Merta Agung Nomor 11 Kerobokan. Rencananya, kedua pemilik atau management akan dipanggil pada Rabu (15/1).
“Petugas kami saat ini tengah menggali informasi terkait aktivitas di kedua vila tersebut. Kalau total ada empat kita panggil terkait akomodasi pariwisata yang diduga khusus buat gay. Dua di Seminyak dan dua di Kerobokan. Nah, untuk yang di Kerobokan ini kami panggil hari Rabu besok,” bebernya. *dar
Komentar