BPS: Angka Kemiskinan di Bali Turun 3,61 Persen
Posisi angka kemiskinan Bali berada di urutan kedua dari bawah setelah DKI Jakarta.
DENPASAR, NusaBali.com
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat angka kemiskinan di Bali pada September 2019 mencapai 3,61 persen. Angka ini mengalami penurunan 0,18 persen jika dibandingkan catatan sebelumnya, Maret 2019. "Jumlah penduduk miskin di Bali pada bulan September 2019 tercatat sekitar 156,91 ribu orang. Jumlah ini mengindikasikan penurunan sekitar 6,9 ribu orang dibandingkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 yang tercatat sekitar 163,85 ribu orang," papar Kepala BPS Bali, Adi Nugroho, Rabu (15/1/2020).
Dari 34 provinsi, provinsi Bali termasuk provinsi yang memiliki angka kemiskinan di bawah angka nasional, yakni 9,22 persen. Secara nasional, persentase kemiskinan Bali menduduki urutan terendah kedua setelah DKI Jakarta, yakni 3,42 persen. "Posisi Bali memang sudah lama bertahan di posisi terendah kedua setelah DKI Jakarta. Tapi kalau dilihat angkanya, terus menurun. Artinya kinerja pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat memiliki kontribusi untuk terus menurunkan angka kemiskinan di Bali," respons Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
Ia menyebutkan, angka kemiskinan di Bali saat ini secara teoritis adalah angka yang sangat kecil. "Secara teoritis sebenarnya sudah angka yang sangat kecil. Meski tidak mungkin sampai ke titik nol, tetapi kita tidak boleh bekerja berdasarkan asumsi seperti itu. Yang harus dikerjakan terus-menerus adalah upaya memperkecil angka itu," sambungnya.
Meski secara total angka kemiskinan turun, tapi masih ada permasalahan tingginya disparitas kemiskinan antara perkotaan dan perdesaan. Persentase kemiskinan di kota di Bali pada September 2019 tercatat 3,04 persen, sedangkan persentase kemiskinan di perdesaan mencapai 4,86 persen. "Artinya masih perlu kerja-kerja lanjutan di desa. Di kota juga perlu, tetapi yang lebih intens harus dilakukan di desa," ujar Made Indra.
Masyarakat desa, sebutnya, sebagian besar berkutat di sektor pertanian. "Jadi kalau ingin mengurangi angka kemiskinan maka kita harus intervensi di sektor pertanian," lanjutnya.
Ia menilai meski produktivitas pertanian di Bali sudah bagus, tapi masih ada persoalan pada pemasaran. "Pemasaran ini yang coba diperkuat Pak Gubernur melalui Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Lokal," katanya.
Pihaknya mengklaim melalui produktivitas yang baik ditambah pemasaran yang bagus akan meningkatkan pendapatan. "Karena angka kemiskinan erat kaitannya dengan pendapatan, angka pendapatan meningkat akan menjauhkan dari angka Garis Kemiskinan (GK)," sebutnya.
Meski begitu, pada periode Maret hingga September 2019, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan bersamaan mengalami penurunan. "Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan turun dari 3,29 persen pada Maret 2019 menjadi 3,04 persen pada September 2019," ungkap Adi. Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan juga mengalami penurunan dari 4,88 persen pada Maret 2019 menjadi 4,86 persen pada September 2019.*has
1
Komentar