Anggota DPRD Denpasar Dites Urine
Hanya 28 Orang yang Hadir, Hasilnya Semua Negatif
Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Denpasar gelar tes urine terhadap anggota DPRD Kota Denpasar, Rabu (15/1) di Kantor DPRD Kota Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Dari 45 anggota dewan, hanya 28 orang yang hadir mengikuti tes. Hasilnya seluruh anggota DPRD Denpasar yang dites urine dinyatakan negatif dari konsumsi obat terlarang.
Dalam tes tersebut juga diikuti Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Wakil Ketua, I Wayan Mariyana Wandira, dan Wakil Ketua, AA Ketut Asmara Putra. Sementara 17 anggota lainnya tak hadir dengan alasan masih ada kesibukan dan berbenturan dengan upacara Agama.
Kepala BNN Kota Denpasar, AKBP Hagnyono, mengatakan tes urine yang dilakukan khusus untuk anggota DPRD Kota Denpasar ini sebagai contoh kepada masyarakat dan generasi muda bahwa wakil mereka secara terbuka mau melakukan tes urine dan dinyatakan bebas dari penggunaan narkotika walaupun hanya sebagian.
Di mana dengan wakil rakyat yang mempelopori tes urine, diharapkan mampu menggugah masyarakat yang merasa pernah mengkonsumsi narkotika agar secepatnya melapor ke BNN untuk mendapatkan rehabilitasi agar tidak ketergantungan. Gerakan tes urine tersebut sebagai deteksi dini, bahkan bukan hanya anggota DPRD, namun pihaknya juga mengaku di awal tahun 2020 ini sudah melakukan tes urine kepada seluruh anggota BNN. Hal itu sebagai bentuk konsistensi BNN melakukan pencegahan dini dari internal baru dilanjutkan ke luar BNN.
"Kami saar DPRD Kota Denpasar karena sebagai garda terdepan untuk menjadi contoh bagi masyarakat dan generasi," jelas Hagnyono. Kata Hagnyono, saat ini yang dilakukan tes urine hanya sebatas anggota DPRD Kota Denpasar tidak termasuk sekretariat, karena keterbatasan alat yang dibawa. Namun, jika ada permintaan dari dewan untuk anggota yang belum sempat dilakukan tes urine termasuk sekretariat pihaknya mengaku akan kembali menganggarkan alat yang akan digunakan.
Untuk sementara kata dia, sebanyak 28 Anggota dewan yang dites urine hasilnya semua negatif. Sementara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, mendukung kegiatan yang dilakukan BNN untuk melakukan tes urien kepada anggota DPRD Kota Denpasar. Kata Ngurah Gede, jika memang dalam tes ini ada terindikasi pemakai, maka BNN harus berani membuka secara jelas. Jangan sampai ada 'ewuh pakewuh' (ditutup-tutupi) untuk segera ditindaklanjuti lebih dini.
"Kita selaku lembaga mewakili rakyat memang sepatutnya menjadi contoh bagi masyarakat," ungkapnya. Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira, menambahkan, BNN harus terbuka terkait hasil tes jangan ada disembunyikan. Selain itu, Wandhira berharap BNN juga melakukan tes urine lanjutan bagi anggota DPRD yang sekarang tidak hadir mengikuti tes. "Mereka mungkin ada kegiatan, karena pengumuman juga mendadak tadi pagi (kemarin, red). Ditambah 'rahinan' terus ada yang masih di luar negeri. Jadi saya harap nanti BNN kembali melakukan tes lanjutan," ungkapnya. *mis
Dalam tes tersebut juga diikuti Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Wakil Ketua, I Wayan Mariyana Wandira, dan Wakil Ketua, AA Ketut Asmara Putra. Sementara 17 anggota lainnya tak hadir dengan alasan masih ada kesibukan dan berbenturan dengan upacara Agama.
Kepala BNN Kota Denpasar, AKBP Hagnyono, mengatakan tes urine yang dilakukan khusus untuk anggota DPRD Kota Denpasar ini sebagai contoh kepada masyarakat dan generasi muda bahwa wakil mereka secara terbuka mau melakukan tes urine dan dinyatakan bebas dari penggunaan narkotika walaupun hanya sebagian.
Di mana dengan wakil rakyat yang mempelopori tes urine, diharapkan mampu menggugah masyarakat yang merasa pernah mengkonsumsi narkotika agar secepatnya melapor ke BNN untuk mendapatkan rehabilitasi agar tidak ketergantungan. Gerakan tes urine tersebut sebagai deteksi dini, bahkan bukan hanya anggota DPRD, namun pihaknya juga mengaku di awal tahun 2020 ini sudah melakukan tes urine kepada seluruh anggota BNN. Hal itu sebagai bentuk konsistensi BNN melakukan pencegahan dini dari internal baru dilanjutkan ke luar BNN.
"Kami saar DPRD Kota Denpasar karena sebagai garda terdepan untuk menjadi contoh bagi masyarakat dan generasi," jelas Hagnyono. Kata Hagnyono, saat ini yang dilakukan tes urine hanya sebatas anggota DPRD Kota Denpasar tidak termasuk sekretariat, karena keterbatasan alat yang dibawa. Namun, jika ada permintaan dari dewan untuk anggota yang belum sempat dilakukan tes urine termasuk sekretariat pihaknya mengaku akan kembali menganggarkan alat yang akan digunakan.
Untuk sementara kata dia, sebanyak 28 Anggota dewan yang dites urine hasilnya semua negatif. Sementara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, mendukung kegiatan yang dilakukan BNN untuk melakukan tes urien kepada anggota DPRD Kota Denpasar. Kata Ngurah Gede, jika memang dalam tes ini ada terindikasi pemakai, maka BNN harus berani membuka secara jelas. Jangan sampai ada 'ewuh pakewuh' (ditutup-tutupi) untuk segera ditindaklanjuti lebih dini.
"Kita selaku lembaga mewakili rakyat memang sepatutnya menjadi contoh bagi masyarakat," ungkapnya. Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira, menambahkan, BNN harus terbuka terkait hasil tes jangan ada disembunyikan. Selain itu, Wandhira berharap BNN juga melakukan tes urine lanjutan bagi anggota DPRD yang sekarang tidak hadir mengikuti tes. "Mereka mungkin ada kegiatan, karena pengumuman juga mendadak tadi pagi (kemarin, red). Ditambah 'rahinan' terus ada yang masih di luar negeri. Jadi saya harap nanti BNN kembali melakukan tes lanjutan," ungkapnya. *mis
1
Komentar