Bangkai Kapal Jadi Tontonan Warga
Bangkai kapal yang terdampar di Pantai Banjar Yehmalet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem, jadi tontonan warga, Kamis (16/1).
AMLAPURA, NusaBali
Kapal yang terdampar itu diperkirakan bekas terbakar. Belum terungkap pemilik maupun identitas kapal naas itu. Petugas Satpol Air Polres Karangasem telah pasang garis polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Para pedagang di Objek Wisata Rest Area Banjar Yehmalet menuturkan, kapal naas itu terlihat terombang-ambing sekitar 150 meter dari bibir pantai, Minggu (12/1) sekitar pukul 15.00 Wita. Kapal naas itu terlihat bergerak dari arah Selat Badung ke timur didorong gelombang dan angin kencang. Sampai akhirnya kapal itu terdampar di Objek Wisata Rest Area, Banjar Yehmalet, sekitar pukul 16.00 Wita. Petugas Satpol Air Polres Karangasem memasang garis polisi, Senin (13/1) lalu.
Diperkirakan kapal sepanjang 10 meter dengan lebar 3 meter itu terbuat dari fiber. Kapal itu telah terpotong, yang tersisa bagian depannya saja. Bagian belakangnya hilang. Kapal itu dengan kombinas warna putih, biru, dan merah. Bagian atas dek kapal hangus terbakar, tinggal puing-puing saja. Bagian lambung kiri bertuliskan GT-4-2010. Tidak ada orang di atas kapal, sehingga tidak ada yang mengetahui pemiliknya. Hingga Kamis (16/1) kemarin, belum ada laporan kehilangan kapal.
Sekretaris Subak Taman Sari, Banjar Yehmalet, Desa Antiga Kelod I Nengah Getar mengatakan, bagian dari identitas kapal telah terbakar, sehingga tidak diketahui identitas kapal itu. Sementara Kasat Pol Air Polres Karangasem, AKP I Gusti Bagus Suteja mengaku telah pasang garis polisi di bangkai kapal untuk kepentingan penyelidikan. “Sampai saat ini identitas kapal dan asal usul kapal belum terungkap. Belum juga ada laporan kehilangan kapal,” katanya.
Terpisah, Kesyahbandaraan Otorita Pelabuhan Kelas IV Padangbai, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, memperkirakan bangkai kapal itu telah sebulan terbakar, selanjutnya terombang-ambing gelombang dan keropos. Apalagi terendam di laut, kapal lebih cepat rusak. “Saya belum dapat laporan kehilangan kapal. Saya sudah umumkan di media sosial, tetapi belum ada yang datang mengaku sebagai pemiliknya,” ungkap Ni Luh Putu Eka Suyasmin. Dia berharap, secepatnya bangkai kapal dievakuasi agar tidak mengganggu panorama alam di sekitar kejadian. *k16
Para pedagang di Objek Wisata Rest Area Banjar Yehmalet menuturkan, kapal naas itu terlihat terombang-ambing sekitar 150 meter dari bibir pantai, Minggu (12/1) sekitar pukul 15.00 Wita. Kapal naas itu terlihat bergerak dari arah Selat Badung ke timur didorong gelombang dan angin kencang. Sampai akhirnya kapal itu terdampar di Objek Wisata Rest Area, Banjar Yehmalet, sekitar pukul 16.00 Wita. Petugas Satpol Air Polres Karangasem memasang garis polisi, Senin (13/1) lalu.
Diperkirakan kapal sepanjang 10 meter dengan lebar 3 meter itu terbuat dari fiber. Kapal itu telah terpotong, yang tersisa bagian depannya saja. Bagian belakangnya hilang. Kapal itu dengan kombinas warna putih, biru, dan merah. Bagian atas dek kapal hangus terbakar, tinggal puing-puing saja. Bagian lambung kiri bertuliskan GT-4-2010. Tidak ada orang di atas kapal, sehingga tidak ada yang mengetahui pemiliknya. Hingga Kamis (16/1) kemarin, belum ada laporan kehilangan kapal.
Sekretaris Subak Taman Sari, Banjar Yehmalet, Desa Antiga Kelod I Nengah Getar mengatakan, bagian dari identitas kapal telah terbakar, sehingga tidak diketahui identitas kapal itu. Sementara Kasat Pol Air Polres Karangasem, AKP I Gusti Bagus Suteja mengaku telah pasang garis polisi di bangkai kapal untuk kepentingan penyelidikan. “Sampai saat ini identitas kapal dan asal usul kapal belum terungkap. Belum juga ada laporan kehilangan kapal,” katanya.
Terpisah, Kesyahbandaraan Otorita Pelabuhan Kelas IV Padangbai, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, memperkirakan bangkai kapal itu telah sebulan terbakar, selanjutnya terombang-ambing gelombang dan keropos. Apalagi terendam di laut, kapal lebih cepat rusak. “Saya belum dapat laporan kehilangan kapal. Saya sudah umumkan di media sosial, tetapi belum ada yang datang mengaku sebagai pemiliknya,” ungkap Ni Luh Putu Eka Suyasmin. Dia berharap, secepatnya bangkai kapal dievakuasi agar tidak mengganggu panorama alam di sekitar kejadian. *k16
Komentar